Conservation is Not Conversation
Seringkali kita mendengar kata conversation tentang alam dan kerusakannya, bahkan kerusakan yang mahadahsyat-pun bukan lagi menjadi sesuatu yang terlalu mengejutkan untuk kita, tidak lagi membuat kita merasa bahwa hal tersebut merupakan sebuah ancaman besar atas masa depan Bumi kita. Dan jika kedua hal tersebut masih terus berlangsung, maka Bumi kita ini akan benar-benar hancur.
Bumi ini bukan hanya butuh conversation tapi butuh big conservation, itu lah kalimat yang saya kutip dari Bapak Biswajit Guna. Beliau mengajak kita untuk teasuring our natural treasures, karena Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati dengan tingkat yang signifikan tinggi di banding negara lainnya.
Keanekaragaman hayati di Indonesia ini tersebar di lebih dari 17000 pulau. Namun nyatanya, Indonesia telah kehilangan banyak keanekaragaman hayati dan juga yang terancam punah karena kurangnya kepedulian dan aksi nyata dari masyarakatnya. Luas hutan yang telah musnah sama dengan 2.4 juta lapangan sepakbola, yang berujung pada hilangnya habitat asli dari berbagai satwa dan inilah awal dari kepunahan satwa kita. Hewan laut yang hidup di laut yang sudah tercemar oleh microbeeds: partikel plastik terkecil, telah banyak yang mati. Microbeeds ini tak hanya berasal dari sampah plastik, namun juga dari limbah rumah tangga seperti facial scrub yang tidak ramah lingkungan.
Hal yang dapat kita lakukan adalah dengan melakukan pemanfaatan dan daur ulang sampah. Taukah kalian bahwa dari kotoran gajah dapat di olah menjadi kertas atau bahkan papan karena kotoran gajah ini mengandung banyak serat. So what do you think? Are you willing to rethink about all of that? If yes, then act right now!:))
Penulis: ERINNA AILEEN CHRESTELLA/ Finalis no.22
