Dampak Erupsi Gunung Agung, Pariwisata Bali Sempat Merugi Rp9 Triliun
Erupsi Gunung Agung pada akhir November 2017 lalu masih menyisakan dampak besar terhadap Bali. Selama gunung itu erupsi, pariwisata Bali merugi hingga Rp9 Triliun. Selama 36 hari aktivitas Gunung Agung menjadi perhatian dunia, sektor pariwisata Bali mengalami kerugian hingga Rp9 Triliun. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya.
“Bali itu minimal 15 ribu wisatawan mancanegara per hari, ini sudah 36 hari jadi kira-kira Rp 9 Triliun untuk Bali sendiri. Total lost untuk nasional Rp 15 triliun,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya di kantor Bali Tourism Board, Jl Raya Puputan, Denpasar, Bali, pada Senin (18/12).
Angka Rp 9 Triliun ini dinilai sangat besar, jika dibandingkan dengan APBD Provinsi Bali 2017 yang sebesar kurang lebih Rp 6 triliun. Walau begitu, Arief menyatakan pemerintah optimis pariwisata Bali bisa pulih kembali.
“Perkembangannya bagus sekali, hari ini laporan 11 ribu wisatawan mancanegara sudah mulai tiba di Bali. Kita harapkan kembali ke 15 ribu wisatawan mancanegara per hari dulu, meskipun harapan saya bisa sampai 25 ribu orang per hari,” ujar Arief.
Sementara untuk wisatawan nusantara, Arief menjelaskan, jumlahnya 1,5 kali lipat dari wisatawan mancanegara. Tahun ini, wisatawan domestik diperkirakan telah mencapai 9 juta orang.
“Jadi wisatawan nusantara kurang lebih 9 juta orang dan wisatawan mancanegara mencapai kurang lebih 5 juta orang,” ucap Arief.
Namun Arief tidak memungkiri terjadinya penurunan jumlah wisatawan secara umum di Bali pada penghujung tahun 2017 ini. Jika pariwisata Bali terus terdampak oleh aktivitas Gunung Agung, maka bisa saja terjadi PHK.
“Kalau kondisi seperti ini terus, mungkin saja terjadi PHK. Tapi Alhamdulillah, ada berita bagus, turning point begitu pemerintah mengumumkan Bali aman, status level 2 atau waspada, maka tidak akan terjadi PHK. Maka Menpar ke Bali mau promosi besar-besaran,” ungkap Arief.