Danau Satonda
Danau Satonda terletak di tengah pulau Satonda dan termasuk wilayah Kabupaten Dompu, NTB. Danau ini mempunyai keunikan karena airnya asin seperti air laut. Diperkirakan air danau ini asin karena tercampur dengan air laut yang meluap dan terperangkap di danau pada saat gunung Tambora meletus (mirip dengan danau Kakaban). Ini dimungkinkan karena jarak pulau Satonda dengan gunung Tambora sangatlah dekat dan seperti diketahui letusan gunung Tambora merupakan letusan yang sangat dahsyat sehingga sangat mungkin menimbulkan gelombang pasang (tsunami) yang dahsyat pula. Danau yang terbentuk di kawah Satonda dulunya terisi air tawar. Letusan Gunung Tambora yang mengakibatkan tsunami mengantar air laut mengisi kawah tersebut dan mengubahnya menjadi danau air asin hingga hari ini.
Luas danau Satonda sekitar 2,5 km2 dan belum diketahui jenis habitat yang ada di dalam danau ini karena belum pernah dilakukan penelitian. Kalau biasanya danau berisi air tawar, Danau Satonda punya keistimewaan, yakni berisi air asin. Padahal tak ada sama sekali jalur atau celah yang menghubungkan danau dengan laut. Bahkan katanya, rasa air danaunya lebih asin dibandingkan air laut. Jika tak percaya, coba saja cicipi. Satu hal yang menarik dan terbilang ajaib dari danau ini adalah riak air danau yang seolah bergerak seiring pasang-surutnya air laut yang berapa di sekeliling Pulau Satonda. Fenomena inilah yang ternyata tak hanya menggaet wisatawan, tapi juga memagnet para ilmuwan untuk datang. Salah satu alasan yang menjadikan pulau seluas 2.600 hektar ini sebagai incaran ilmuwan adalah keberadaannya yang tak dapat dipisahkan dari fenomena meletusnya Gunung Tambora yang begitu dahsyat.
Keberadaan danau air asin di kawah Satonda merupakan salah satu dampak yang unik dan menarik untuk dikaji. Kawah Satonda menyerupai angka delapan dengan diameter masing-masing 950 meter (sebelah Selatan) dan 400 meter (sebelah Timur). Danau Satonda dianggap memiliki kemiripan dengan kondisi laut zaman purba. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian terhadap karang dan fosil alga yang hidup di danau tersebut. Danau purba ini terbentuk dari letusan Gunung Satonda beribu-ribu tahun lalu. Gunung api Satonda konon berumur lebih tua dari Gunung Tambora, atau tumbuh bersamaan dengan beberapa gunung api parasit yang tersebar di sekeliling Tambora. Dulunya, danau yang terbentuk di kawasan ini berisi air tawar. Namun, letusan Gunung Tambora yang mengakibatkan tsunami konon menyebabkan air laut mengisi kawah tersebut dan mengubahnya menjadi danau air asin hingga hari ini.
Menariknya, riak air danau seolah bergerak seiring pasang-surutnya air laut yang mengepung Pulau Satonda. Karenanya, ini merupakan sebuah fenomena alam yang mengesankan dan harus dijaga serta dilindungi kelestariannya. Sementara, air asin Danau Satonda dengan kedalaman bervariasi ini memiliki tingkat keasaman mencapai pH 7,08-8,27. Meskipun di bawahnya tidak banyak dihuni ikan dan biota air, tetapi masih terdapat jenis ikan berukuran kecil yang mengandung garam tinggi. Selain itu, kondisi air asin ternyata media yang tepat untuk alga merah. Sejumlah alga merah yang cantik tumbuh subur di antara karang-karang yang terdapat di permukaan danau.
Di tepi danau, Anda akan melihat pohon yang berbuah batu. Batu-batu tersebut memang sengaja digantungkan oleh wisatawan yang sempat berkunjung ke sana. Karena konon batu-batu yang digantung tersebut mewakili doa dan harapan orang-orang yang dipercaya akan terkabul.