Deputi BP3M Kemenpar Gelar Rakor Pemasaran Pariwisata Mancanegara

0

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara (Deputi BP3M) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggelar  Rapat Koordidnasi (Rakor) pemasaran pariwisata mancanegara  dalam upaya pencapaian target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) pada tahun ini dan program pemasaran 2019. Acara rakor dengan tema “Siap Kerja Bersama, Meraih 20 juta Wisman di Tahun 2019” dibuka secara resmi oleh Deputi  BP3M Kemenpar I Gde Pitana yang sekaligus sebagai keynote speaker.

Deputi BP3M Kemenpar I Gde Pitana didampingi  Sekretaris Deputi BP3M, Ni Wayan Giri Adnyani, menyampaikan bahwa target tersebut adalah target seluruh stakeholder pariwisata dan sangat diperlukan kerjasama yang erat dan upaya yang extra ordinary dari semua pemangku kepentingan.

I Gde Pitana mengatakan, bahwa kita mesti mengikuti perkembangan pasar yang dinamis sehingga upaya-upaya promosi tidak sia-sia yaitu fokus pada hardselling, meningkatkan promosi digital, serta meningkatkan peran VITO di negara pasar.

Program pemasaran pariwisata mancanegara pada tahun ini, untuk membidik pasar di kawasan Asia Pasifik (Tiongkok, Australia, Jepang, Korea, India dan pasar lainnya), misalnya, lebih banyak melakukan kegiatan hardselling  berupa pameran dan misi penjualan (sales mission). Pada Januari-Desember 2017 disiapkan 54 kegiatan hardselling berupa 30 kegiatan pameran dan misi 24 misi penjualan, sedangkan untuk promosi yakni dengan mengikuti festival sebanyak 30 kegiatan dan fam trip sebanyak 51 kegiatan.

Sementara itu untuk kegiatan promosi di pasar kawasan Asia Pasifik yang telah dilaksanakan sampai Juli  2017 antara lain; Incentive Travel Convention Meeting (IT&CM), China, Hanatour International Travel Show (HITS), International Travel Expo (ITE) Hong Kong, dan ADEX Australia (Australia Dive Expo), sedangkan   pada semester II 2017 akan mengikuti beberapa event penting yaitu PATA Travel Mart, JATA Tourism Expo (JTE), China International Travel Mart (CITM) dan MATTA Fair.

Pola serupa juga diterapkan untuk kegiatan di pasar Eropa, Timteng, Amerika, dan Afrika. Untuk menggarap pasar Eropa, Timteng, Amerika, dan Afrika, akan mengikuti sebanyak 9  kegiatan pameran  (B to B dan B to C)  yang masing-masing berlangsung pada Juli (1 pameran), Agustus (1 pameran);  September (1 pameran); Oktober (2 pameran), dan November (4 pameran). Di antara kegiatan pameran internasional tersebut sebagai pameran terbesar adalah WTM London dan World Halal Tourism Summit.

I Gde Pitana  mengatakan, partisipasi dan sinergisitas  pemerintah daerah dan pelaku usaha pariwisata dan stakeholder pariwisata lainnya dalam mendukung program pemasaran pariwisata mancanegara pada tahun 2018 diharapkan akan semakin meningkat.

“Banyak kegiatan dimana kami bersinergi dengan Pemerintah Daerah, seperti dengan Pemda Aceh di MATTA Fair dan ITB Berlin, Dengan Pemprov D.I Yogyakarta di Vietnam Travel Mart, dan lain sebagainya. Kami berharap partisipasi dan sinergi ini semakin menguat di 2018, antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, (Pemda), dengan asosiasi, maupun unsur pentahelix lainnya  antara lain imedia, akademisi, dan komunitas, .” kata I Gde Pitana.

Proyeksi Capaian 15 Juta Wisman

I Gde Pitana  menjelaskan proyeksi  capaian target wisman tahun  ini  sebesar 15 juta  yang berarti harus menaikkan 3 juta wisman dari capaian tahun 2016 sebesar  12 juta. Pertanyaannya, seberapa optimis Kemenpar menyongsong target spektakuler dengan kenaikan kumulatif 25% ini?

“Untuk mencapai target tersebut stategi pemasaran dan promosi pariwisata terus digencarkan. Untuk marketing strategy menggunakan pendekatan DOT (Destination, Origin, dan Timeline) , strategi promosi dengan BAS (Branding, Advertising, dan Selling), strategi media dengan pendekatan POSE (Paid, Owned, Social Media, dan Endorser) terutama pada pasar utama di antaranya  dengan berpartisipasi pada event pameran pariwisata internasional untuk mempromosikan Wonderful Indonesia,” kata Pitana.

Menurut I Gde Pitana, Menpar Arief Yahya sudah menetapkan target kunjungan wisman sebesar 15 juta, dengan asumsi perolehan devisa sebesar US$ 14,9 miliar tahun 2017. Ini akan akan meningkat menjadi 20 juta wisman dan menghasilkan devisa sebesar Rp 280 triliun pada 2019 mendatang.

I Gde Pitana menjelaskan, strategi pemasaran dengan pendekatan DOT itu akan difokuskan  pada 10 Bali Baru yang 3A-nya sudah siap, Akses, Amenitas, Akses. Diantaranya Great Jakarta; Great Bali; Great Kepri; Joglosemar  (Yogyakarta, Solo, dan Semarang);  Bunaken – Wakatobi Raja Ampat, Medan, Lombok, Makassar, Bandung, dan Banyuwangi.

Target pasar utama adalah; Tiongkok, Singapura, Malaysia, Australia, dan Jepang.  Kelima negara ini merupakan kontributor wisman terbesar bagi Indonesia. Dalam enam bulan pertama; Januari sampai Juni tahun ini,  kita mentargetkan 6,6 juta wisman dengan kontribusi terbesar dari 5 negara ini sebagai pasar utama.

“Kami berhasil mencapai target kunjungan wisman Tiongkok pada semester I 2017 ini, data terakhir  sebesar 996.968 atau melebihi target 960.000 dan  terjadi peningkatan signifikan sebesar 45.53% dari capaian 685.075 pada semester I 2016,” kata I Gde Pitana seraya menjelaskan  update data kunjungan wisman 2017 pada  periode Januari hingga Juni 2017 sebesar 6.478.069 wisman.

Angka tersebut menunjukkan terjadi pertumbuhan 15.18% dibanding periode yang sama pada 2016. Sementara itu dari data yang kami ambil dan kami olah bekerjasama dengan BPS dan Ditjen Imigrasi, kata Pitana, sebanyak  5.620.115 orang masuk melalui 19 pintu utama sedangkan 857,954 orang masuk melalui pintu lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *