Dilengkapi Ekosistem Kesehatan, Jababeka Medical City Resmi Diluncurkan
Komitmen PT Jababeka Tbk yang tak pernah putus dalam memenuhi kebutuhan masyarakat patut diacungi jempol. Hal tersebut diaplikasikan PT Jababeka Tbk dalam bentuk mengembangaan Kawasan Kota Jababeka.
Pengembangan kawasan yang terbaru dilakukan PT. Jababeka Tbk adalah Jababeka Medical City. Pada Rabu pagi, (01/03/2023), Jababeka Medical City diresmikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin melalui penandatanganan prasasti.
Hadir pada acara peresmian ini, di antaranya founder dan chairman PT Jababeka Tbk Setyono Djuandi Darmono, Profesor Jony Haryanto (Staf Ahli Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset & Teknologi, Bidang Inovasi), Siti Fadilah Supari (Menteri Kesehatan Republik Indonesia periode 2004 — 2009), Bambang Sudibyo (Menteri Pendidikan Nasional periode 2004 —2009), pimpinan-pimpinan dari Pemprov Jawa Barat, pimpinan-pimpinan dari Kabupaten Bekasi, pimpinan tenant-tenant perusahaan industri, Pimpinan Perusahaan nasional, kepala Rumah Sakit Umum Daerah dan swasta dan IDI Bekasi.
Pembangunan Jababeka Medical City yang berada di lahan seluas 72 hektare ini dimulai pada 29 Oktober 2008 dan proses pembangunannya menunjukan hasil yang maksimal. Hingga saat ini kawasan Jababeka yang luasnya mencapai 5.600 Ha telah dilengkapi berbagai fasilitas penunjang di sektor Kesehatan, seperti rumah sakit. Tercatat ada 20 rumah sakit (4.000+ tempat tidur) yang melayani lebih dari 2.000 perusahaan multinasional dari 34 negara di Kawasan Industri Jababeka dengan sekitar satu juta angkatan kerja.
Selain itu, juga berdiri puluhan pabrik farmasi di Kawasan Industri Jababeka, antara lain Dexa Medica Group, Ferron Par Pharmaceuticals, Genero Pharmaceuticals, Ethica Industri Farmasi, Combiphar Donga, Anugerah Pharmindo Lestari, Intan Jaya Medika Solusi.
Untuk tempat menginap, tersedia lima hotel berkelas bintang 5 dan juga Lembaga Pendidikan yang bermutu seperti Al-Azhar, St.Leo, BPK Penabur, SD-SMP-SMA President, dan President University. Infrastruktur di Jababeka Medical City merupakan infrastruktur standar WHO.untuk menampung wisatawan asing berobat.
Menurut Darmono, ekosistem yang ada di Kota Jababeka sudah lengkap dimana bisa membantu mendukung Jababeka Medical City. Kendati demikian, Darmono memastikan pengembangan akan terus dilakukan
“Peresmian hari ini, baru langkah awal. Kita mulai dari langkah pertama. Tentu, akan ada langkah-langkah lanjutan setelah ini,” kata Setyono Djuandi Darmono selaku founder dan chairman PT Jababeka Tbk, dalam sambutannya.
Darmono menambahkan bahwa langkah awal Jababeka Medical City bisa dimulai menjadi tempat perawatan bagi masyarakat lokal maupun asing, bukan berobat. Karena Kawasan Jababeka, sebenarnya, sudah bisa mendatangkan turis-turis dengan ekosistemnya yang lengkap. Misalnya, seperti bagaimana menjalankan pola hidup sehat, check-up selalu rutin, menjalankan makan yang sehat, mendapatkan nasihat dari dokter.
“Sehingga, di sini bisa menjadi percontohan bagaimana hidup sehat tanpa jatuh sakit. Kalau kita sehat, dan tidak sampai sakit, biaya kesehatan bakal lebih murah dan semuanya jadi lebih baik,” ungkap pria yang merupakan founder dari President University ini.
Sementara itu, Menkes menyampaikan apresiasi kepada Jababeka yang telah mengembangkan konsep pembangunannya pada sektor Kesehatan. Jababeka Medical City ikut membantu hadirnya pelayanan kesehatan di masyarakat lebih optimal. Hal itu karena Kementerian Kesehatan Republik Indonesia butuh kerja sama lintas sektor, termasuk pihak swasta, dalam penyediaan pelayanan kesehatan optimal.
“Salah satu medical city ini bisa dari medical equipment-nya, bisa dari medical education-nya, bisa juga medical services-nya. Dan medical education, saya lihat sudah ada nih perguruan tinggi negerinya, Saya bilang ke pak Darmono, ‘kebutuhan dokter dan spesialis tinggi sekali’. Saya sih mendukung sekali lulusan-lulusan medical profesional dari perguruannya tinggi di Jababeka-nya ini (nanti) bisa mengalir menjaga kualitasnya tetap bagus. Karena, mau bagaimana,kita membutuhkan medical profesional dengan kualitas yang bagus,” terang Menkes.