Efek buruk ketika anak kurang tidur
Anda mungkin akan melihat anak anda yang susah untuk diajak tidur karena senang bermain. Tapi apakah anda tahu kalau keurangan tidur dapat menyebabkan beberapa dampak buruk bagi anak anda. Bagi anda orang tua perlu tahu nih beberapa efek buruk anak yang kurang tidur. Penemuan mengenai kebiasaan tidur dan kemampuan otak anak-anak ini berasal dari studi di Inggris yang melibatkan lebih dari 11.000 anak-anak berusia tujuh tahun.
Anak-anak yang tidak memiliki kebiasaan tidur yang teratur atau yang tidur diatas jam 21.00 memiliki skor yang rendah dalam membaca dan matematika. Kurang tidur kemungkinan akan menganggu ritme tubuh dan menghambat otak untuk mempelajari informasi baru, seperti yang ditulis dalam penelitian tersebut. Mereka mengumpulkan data dari anak-anak berusia tiga, lima dan tujuh untuk mengetahui bagaimana kemampuan mereka mempelajari sesuatu dan apakah ini kemungkinan akan berkaitan dengan kebiasaan tidur mereka.
Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Michigan dan diterbitkan dalam jurnal Pediatrics menemukan bahwa sleep apnea, mendengkur dan gangguan tidur lainnya dapatmemberikan kontribusi terjadinya ADHD pada anak-anak. Orang tua dari anak-anak dengan Attention Deficit Disorder (ADD) biasanya menilai anak-anak mereka lemah dan sering gelisah saat tidur. Bahkan pada beberapa kasus ditemukan anak tersebut lebih sering bangun pada malam hari dibandingkan teman sebaya mereka. Semua ibu tahu kalau begitu anak mulai limbung dan menabrak sesuatu, ini saatnya untuk tidur.
Dan berbagai studi memang menunjukkan, anak yang tidak tidur pulas malamnya lebih rentan mengalami cedera sehari setelahnya. Riset bahkan menemukan, risiko anak-anak ini untuk cedera bisa 2 kali lipat ketimbang mereka tidurnya lebih nyenyak. Tidak hanya itu, kekurangan tidur bisa membuat si kecil lebih sensitif dan kuper. Di sekolah, perilakunya dapat disalahartikan sebagai ada masalah dengan kesehatan mentalnya, seperti ADHD, menurut Marsha Rappley, M.D., associate professor di Pediatric and Human Development, Michigan State University, East Lansing.
Perlu anda ketahui juga obesitas dapat juga dimasukkan sebagai salah satu efek kurang tidur. Studi terkini menyebutkan, anak 6-7 tahun yang tidur selama 8-9 jam setiap malamnya berpeluang sampai 2 kali lipat untuk mengalami kelebihan berat badan dibandingkan anak-anak yang terlelap sekitar 10 jam atau lebih (jumlah yang pas di umur itu). Penyebabnya karena hormon leptin, yang meningkatkan metabolisme dan membantu tubuh merasa kenyang setelah makan.
Dan, proses ini kebanyakan berlangsung selama proses tidur. “Anak-anak sekarang tidur lebih sedikit ketimbang anak-anak era 10 tahun lalu,” kata Judith Owens, M.D., direktur klinik gangguan tidur pada anak di Hasbro Children’s Hospital, Providence. Ada juga studi dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health menemukan bahwa kurang tidur pada anak dapat menyebabkan obesitas. Diketahui, untuk setiap jam tambahan tidur pada anak, risiko berat badan turun sebesar 9 persen. Penelitian ini juga menemukan bahwa anak-anak yang kekurangan tidur 92 persen lebih mungkin mengalami kegemukan pada saat dewasa daripada mereka yang cukup tidur.
Para peneliti di University of Virginia menemukan anak-anak yang menderita insomnia mengalami penurunan kecerdasan. Mereka juga dapat skor nilai lebih rendah di sekolah dan mungkin tidak mampu mengembangkan hubungan baik dengan teman sebaya. Para ahli berpendapat bahwa tidur bisa melindungi memori ingatan dari gangguan. Semakin cepat Anda tidur setelah belajar untuk ujian, semakin besar kemungkinan Anda untuk mengingatnya nanti. Jadi mulai sekarang anda tidak boleh membiarkan anak anda yang masih kecil untuk tidur larut malam atau tidak teratur tidurnya ya. (arf)