Festival Cap Go Meh 2017 Singkawang akan Digelar Spektakuler
Hari Raya Imlek Sabtu, 28 Januari 2017 memang telah berlalu. Namun Kota Singkawang, Kalimantan Barat, justeru sedang bersiap melakukan perhelatan yang lebih meriah di awal tahun Ayam Api 2568 dalam kalender China. Pemerintah setempat dan masyarakat bakal menggelar tradisi tahunan Festival Cap Gomeh yang spektakuler. Hampir dipastikan, arus wisatawan ke kota ini akan menderas.
Cap Go Meh merupakan perayaan ke-15 setelah tahun baru Imlek. Diambil dari dialek Hokian, cap goh yang bermakna lima belas dan meh yang berarti malam. Jadi Cap Go Meh adalah perayaaan hari ke lima belas. Sebagaimana kota yang didominasi masyarakat keturunan Tionghoa, Festival Cap Gomeh menjadi hari yang sangat ditunggu-tunggu di Singkawang. Tidak saja bagi masyarakat kota itu, tapi juga wisatawan nusantara dan luar negeri.
Tahun 2017 ini, Festival Cap Go Meh akan dimeriahkan dengan atraksi lokal yang telah menjadi tradisi turun-menurun, yaitu pawai tatung. Upacara ini bertujuan mengusir roh-roh jahat dari seluruh penjuru Singkawang sehingga kehidupan penduduk aman damai dan tenteram setahun ke depan. Roh dewa atau leluhur akan merasuki jiwa para lelaki yang mengikuti upacara atau para tatung sepanjang pawai.
Pengaruh roh dewa dan para leluhur ini akan membuat tatung menjadi kuat. Mereka akan kebal dengan segala bentuk benda tajam yang dalam keadaan normal bisa melukai. Para tatung akan menunjukkan adegan mendebarkan bagi siapa pun yang melihat. Sayatan pisau tajam ke tubuh, lemparan tombak atau tusukan jarum ke lidah tidak akan merobek anggota tubuh. Benar-benar ajaib dan tidak bisa diterima nalar. Namun di sini, semua terjadi dan dapat dilihat jelas semua orang.
Semua adegan esktrem sekaligus mistis yang dilakukan para tatung membutuhkan keahlian tersendiri. Mereka sebenarnya sosok dukun yang juga kerap dipanggil lauya. Tatung yang berasal dari Suku Dayak termasuk paling kuat dan paling ‘sadis’ antraksinya. Tidak berlebihan, karena memang budaya Dayak sangat erat dengan kepercayaan dan kekuatan mistis.
‘Akulturasi budaya’ adalah kata yang paling tepat untuk menggambarkan suasana Festival Cap Go Meh ini. Masyarakat dari Suku Dayak, Melayu dan Tionghoa turut merayakannya dalam kebersamaan harmonis dengan mencampurkan budaya yang dimiliki masing-masing suku. Di mana para tatung diarak dengan iringan alat musik tambur dan gong. Asap dupa yang menguar aroma wangi akan menambah mistis pawai tatung.
Tentu saja, masih ada waktu untuk merencanakan perjalanan ke Kota Singkawang menyaksikan Festival Cap Go Meh 7-12 Februari mendatang. Para tatung akan siap mempersembahkan antraksi terbaik mereka khusus untuk Anda. Rangkaian acara lain pun akan menyertai para tatung sepanjang festival yang sayang jika dilewatkan.