Gubernur Pramono Dukung Penuh Kemajuan Prestasi dan Bisnis Klub Persija

0
siaranpers_pemprov_dki-20250410161806_px0hi9_578

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunjukkan komitmen serius terhadap pengembangan sepak bola di ibu kota. Bertempat di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (10/4/2025), Gubernur Pramono Anung Wibowo bersama Wakil Gubernur Rano Karno menyambut hangat kedatangan tim Persija Jakarta, lengkap dengan para pemain, pelatih, dan ofisial.

Kegiatan ini bukan sekadar seremoni penyambutan. Di balik suasana hangat dan penuh semangat, tersirat arah baru yang jelas: membangun ekosistem sepak bola profesional yang kuat di Jakarta, dengan Persija sebagai pusat gravitasi utamanya.

“Persija bukan sekadar klub sepak bola. Ia adalah simbol persatuan warga Jakarta. Ia adalah bagian dari identitas kita,” ujar Gubernur Pramono dalam sambutannya.

Salah satu keputusan penting yang diumumkan adalah penetapan Jakarta International Stadium (JIS) sebagai markas resmi Persija mulai 20 Februari 2025. Stadion megah yang menjadi salah satu kebanggaan arsitektur Jakarta ini kini akan menjadi “rumah” bagi klub berjuluk Macan Kemayoran dan para suporter fanatiknya, The Jakmania.

Selama ini, salah satu tantangan yang dihadapi Persija adalah ketidakpastian lokasi pertandingan kandang. Dari satu stadion ke stadion lain, Persija sempat kehilangan “rumahnya” yang stabil. Dengan adanya kesepakatan ini, Pemprov DKI, Jakpro, dan manajemen Persija sepakat menjadikan JIS sebagai markas permanen, sekaligus simbol kolaborasi antarpemangku kepentingan.

“JIS bukan hanya bangunan. Ia adalah rumah, tempat semangat bertumbuh, tempat suara The Jakmania menggema, dan tempat kebanggaan Jakarta berpijak,” ujar Pramono.

Lebih dari sekadar prestasi lapangan, Gubernur Pramono mendorong agar Persija mengembangkan lini bisnis klub yang bisa memberi dampak ekonomi. Mulai dari pengelolaan merchandise resmi, distribusi jersey, hingga kolaborasi dengan industri kreatif dan pelaku UMKM berbasis sepak bola.

Dalam mendukung upaya tersebut, Pemprov DKI mengumumkan keringanan pajak tontonan pertandingan sebesar 60 persen. Ini adalah bentuk nyata insentif dari pemerintah untuk klub dan masyarakat.

“Kami paham betapa besar antusiasme masyarakat, dan kami ingin Persija juga menjadi penggerak ekonomi lokal. Keringanan pajak ini bagian dari dukungan konkret kami,” jelasnya.

Gubernur Pramono juga mengungkapkan bahwa langkah besar ini tak lepas dari inisiasi dua sosok penting dalam sejarah Persija: Bambang Pamungkas dan Diky Soemarno. Bersama Wakil Gubernur Rano Karno, keduanya turut merumuskan arah pembinaan klub secara menyeluruh — dari profesionalisme manajemen, regenerasi atlet, hingga peningkatan kualitas infrastruktur.

Selain itu, Pemprov DKI berkomitmen menjadi fasilitator kolaborasi antara Persija dan sponsor, baik dari sektor swasta maupun BUMN. Hal ini diharapkan bisa memperkuat kemandirian finansial klub dan memperbesar peluang tampil di kompetisi regional Asia.

Apa yang dirancang oleh Gubernur dan Wakil Gubernur DKI bukan hanya soal memenangkan pertandingan, tetapi menciptakan ekosistem sepak bola yang hidup dan berkelanjutan. Kota Jakarta diharapkan mampu menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia — bahwa klub sepak bola bukan hanya tentang skor, tetapi juga tentang kebanggaan kolektif, partisipasi warga, dan dampak ekonomi yang riil.

“Kami ingin Persija jadi model. Tidak hanya klub yang besar secara prestasi, tapi juga sehat secara ekonomi, kokoh secara manajemen, dan dekat dengan masyarakatnya,” tegas Pramono.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *