Indonesia Tawarkan Win-Win Solution dalam Perundingan Perdagangan dengan Amerika Serikat

Dalam langkah strategis untuk memperkuat posisi ekonomi Indonesia di kancah global, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto secara langsung melaporkan hasil kunjungan kerja ke Amerika Serikat kepada Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara. Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka memperluas kemitraan dagang, menarik investasi strategis, serta menegosiasikan kebijakan tarif dan hambatan non-tarif dari Amerika Serikat yang dinilai merugikan produk ekspor Indonesia.
Airlangga menjelaskan bahwa selama lawatan ke AS, delegasi Indonesia telah melakukan serangkaian pertemuan penting dengan berbagai institusi tinggi pemerintah AS, termasuk US Trade Representative (USTR), Department of Commerce, Department of Treasury, dan White House National Economic Council. Di luar lingkup pemerintahan, delegasi juga bertemu dengan pelaku industri besar seperti Google, Amazon, Boeing, Microsoft, dan asosiasi strategis seperti Semikonduktor Industry Association serta US-ASEAN Business Council.
“Kami menyampaikan surat resmi pada 7 dan 9 April, yang isinya mencakup komitmen Indonesia terhadap perdagangan adil. Surat ini tidak hanya menyangkut tarif, tapi juga hambatan non-tarif dan keseimbangan neraca perdagangan. Hal ini mendapat respons positif dari mitra AS,” ujar Airlangga.
Negosiasi ini menyasar kesetaraan perlakuan tarif bagi produk Indonesia, khususnya dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Vietnam dan Bangladesh. Tujuannya adalah menciptakan level playing field yang lebih adil bagi pelaku usaha Indonesia.
Selain soal tarif, pembahasan juga menyentuh sektor-sektor strategis seperti critical minerals dan transisi energi. Salah satu kabar menggembirakan yang disampaikan Airlangga adalah rencana investasi sebesar USD2 miliar oleh perusahaan Indorama di sektor blue ammonia di Louisiana, AS. Investasi ini diharapkan memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra energi bersih global.
Langkah Lanjutan dan Satgas Baru
Presiden Prabowo, menurut Airlangga, memberikan arahan untuk menjaga prinsip win-win solution dalam seluruh proses negosiasi. Presiden juga menyetujui pembentukan tiga Satuan Tugas (Satgas) baru yang akan menangani isu-isu strategis dari hasil perundingan, yaitu Satgas Perluasan Kesempatan Kerja dan Mitigasi PHK; Satgas Peningkatan Iklim Investasi dan Percepatan Perizinan dan Satgas Perundingan Perdagangan, Investasi, dan Keamanan Ekonomi
Dengan pembentukan satgas tersebut, Pemerintah menargetkan koordinasi lintas sektor yang lebih cepat, responsif, dan efektif untuk menindaklanjuti dinamika global dan kemitraan internasional.
Dari Washington ke Seoul: Diplomasi Ekonomi Berlanjut ke Korea Selatan
Tak hanya Amerika, Menko Airlangga juga memaparkan hasil pertemuan bilateral dengan 19 perusahaan besar Korea Selatan dalam kunjungan Presiden Prabowo Subianto. Total investasi yang telah digelontorkan oleh perusahaan-perusahaan Korea ini di Indonesia mencapai USD15,4 miliar, dan mereka menunjukkan minat kuat untuk menambah USD1,7 miliar lagi.
Di antara perusahaan tersebut, Lotte Chemicals menawarkan peluang partisipasi kepada Indonesia dalam proyek kimia strategisnya. Presiden Prabowo langsung menugaskan BUMN Danantara untuk mengkaji dan menindaklanjuti peluang ini. Perusahaan besar lain seperti Hyundai, POSCO, EcoPro, dan KCC Glass juga menyampaikan perkembangan serta ekspansi mereka di Indonesia—mulai dari pabrik katoda di Morowali hingga permintaan untuk harga gas yang lebih kompetitif di Batang.
Sektor pertahanan dan kesehatan juga mendapat perhatian, dengan adanya investasi dari perusahaan seperti Songshan dan pembangunan fasilitas Plasma Convalescent di Cikarang.
“Presiden mendengarkan satu per satu masukan dan permintaan dari mereka secara terbuka, dan itu sangat dihargai oleh pihak Korea,” tutur Airlangga.