Jelang Tahun Baru, KLHK Perkuat Masyarakat Peduli Api
Meskipun beberapa hari terakhir hotspot terpantau nihil, namun upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terus diperkuat KLHK, khususnya di tingkat tapak. Sebagaimana di provinsi Nusa Tenggara Timur, yang merupakan salah satu wilayah rawan karhutla, KLHK melalui Balai Taman Nasional Komodo, memfasilitasi pembentukan Masyarakat Peduli Api (MPA) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yaitu di Kabupaten Manggarai Barat.
Dalam kesempatan yang berbeda, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, KLHK, Raffles B. Panjaitan, menyampaikan pentingnya penguatan upaya pengendalian karhutla di tingkat tapak. “Masyarakat desa adalah bagian subjek aktif yang berdaya dan berperan penting dalam penyelamatan lingkungan dan kelestarian alam secara umum termasuk dalam upaya pengendalian karhutla”, tuturnya.
“Pelibatan masyarakat desa dalam pengendalian karhutla diwujudkan melalui penguatan kelembagaan berbasis masyarakat desa, salah satu nya melalui Masyarakat Peduli Api,” ungkap Raffles.
Selama tahun 2017, KLHK telah membentuk MPA di empat lokasi, yaitu di Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan; Kabupaten Kutai, Provinsi Kalimantan Timur; Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh; serta terakhir di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sedangkan pembinaan MPA dilaksanakan di enam lokasi, yaitu di daerah penyangga Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dua lokasi, serta di Kabupaten Sintang (Kalimantan Barat), daerah penyangga Taman Nasional Tesso Nilo (Riau), Kabupaten Katingan (Kalimantan Tengah), dan di Kabupaten Labuhanbatu (Sumatera Utara).
MPA merupakan wadah masyarakat yang secara sukarela ikut peduli terhadap pengendalian karhutla, dengan berbekal pelatihan, MPA diberdayakan untuk membantu kegiatan pengendalian karhutla. Pembentukan MPA diprioritaskan pada desa-desa yang berbatasan dengan kawasan hutan, pada daerah-daerah rawan karhutla, serta didukung sarana prasarana pengendalian karhutla.
Sebanyak total 90 orang ikut serta dalam kegiatan pembentukan MPA di NTT yang berlangsung dari tanggal 20-21 Desember 2017. Masing-masing sebanyak 30 orang dari Desa Komodo, Desa Rinca, dan Desa Papagarang, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat.