Jogja Travel Mart (JTM) 2017 Senin kemarin, 15 Mei 2017 resmi dibuka. Pameran travel yang dilangsungkan hingga 18 Mei 2017  ini merupakan hasil kerjasama Dinas Pariwisata Provinsi Yogyakarta bekerja sama dengan Asosiasi Travel Agent Indonesia (Asita) Daerah Istimewa Yogyakarta DIY dan Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) DIY. Kali ini JTM mengusung tema “Jogja the Unforgetable Journey.”

Kepala Dinas Pariwisata Yogyakarta, Aris Riyanta menjelaskan, melalui tema yang diangkat kali ini, para buyer yang datang tidak hanya akan mendapatkan informasi wisata baru, tetapi juga dapat memberikan pemahaman yaitu Jogja memiliki banyak destinasi yang tidak terlupakan.

“Acara ini dihadiri buyer tidak hanya dari dalam negeri tetapi juga dari mancanegara. Acara yang telah memasuki tahun kedelapan ini menjadi ruang saling bertemunya seller dan buyer untuk dapat memberikan peluang bisnis,” kata Aris melalui keterangan tertulisnya, Selasa, 16 Mei 2017.

Ada ratusan buyer dari 15 negara yang ikut meramaikan pameran ini. Banyakan buyer yang ikut menunjukan JTM tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Bahkan yang lebih membedakan lagi ada proses seleksi yang cukup ketat. Jadi buyer-buyer yang ada di pameran ini adalah buyer yang benar-benar kompeten.

“Kami juga lebih selektif dalam mengundang buyer yang datang dalam event ini, yakni perusahaan yang dalam rencana prospektifnya memasukkan Yogja sebagai portofolio promosi wisata mereka,” jelas Aris.

Jogja Travel Mart tak hanya memberikan informasi tentang destinasi wisata Jogja yang sudah dikenal. Untuk menambah variasi produk wisata yang dapat dipromosikan, JTM akan menawarkan destinasi penyangga selain Candi Borobudur, Malioboro dan Kraton Jogja.

“Salah satunya adalah Gunungkidul. Destinasi wisata ini memang memiliki tempat yang cukup jauh, maka dari itu, harus diperkenalkan. Jarak tempuhnya yang jauh, berpotensi memberikan dampak pada peningkatan length of stay. Apalagi destinasi ini merupakan geopark yang bernilai sejarah juga,” kata Aris.

Dia juga mengungkapkan, lama tinggal atau length of stay tamu di hotel-hotel yang ada di Yogja masih sangat rendah. “Diharapkan melalui Jogja Travel Mart ini, ada peningkatan tamu yang menginap. Tidak hanya lama tinggal, tetapi juga menambah okupansi hotel, sehingga memberikan keuntungan terhadap pariwsiata di DIY,”tuturnya.

Aris juga berharap, melalui JTM ini para buyer dapat mempromosikan Yogja lebih intens lagi, dengan menawarkan pilihan-pilihan wisata baru, sehingga dapat menambah okupansi serta lama tinggal di hotel berbintang maupun non bintang.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *