Kembali Digelar, Jakarta Cap Go Meh Jadi Bagian Melestarikan Tradisi dan Budaya Tionghoa

0
IMG_9937

Festival Jakarta  Cap Go Meh kembali digelar, setelah sebelumnya sempat  terhenti akibat pandemic Covid-19. Tahun ini, perayaan dipusatkan di area Glodok, Tamansari, Jakarta Barat, Minggu (05/02/2023).

Festival diinisiasi oleh organisasi-organisasi Tionghoa seperti Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI), Perempuan Indonesia Tionghoa (PINTI), Pokdarwis Pecinan Glodok, IKAL Lemhanas, Fa Cu Kung Bio, The Famous Club, PLBSI, dan Indonesia TIC serta berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf),  Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan  Pemerintah Kota Jakarta Barat

Festival dibuka oleh Sekretaris Kota (Sekko) Jakarta Barat Iin Mutmainnah didampingi Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta Andhika, Ketua Panitia I Wayan Suparmin yang juga sebagai Ketua  INTI DKI Jakarta, Ketua Umum INTI Teddy Sugianto dan Ketua Pelaksana NG Andre selaku Ketua INTI Jakarta Pusat dan Koordinator Bidang Seni Budaya INTI DKI Jakarta.

Sejumlah pengurus perhimpunan INTI juga ikut hadir di acara istimewa ini, di antaranya Robert Njoo, (Waketum INTI Bidang Pendidikan);  Candra Jap (Sekjen INTI)  Lisa Tanjung, (Pembina PINTI); dan Anwar Budiman (Ketua INTI Jakarta Barat).

Mewakili Walikota Jakarta Barat, Sekko Jakarta Barat Iin Mutmainnah menyampaikan  apresiasi kepada pihak penyelenggara yang kembali menggelar Festival Jakarta  Cap Go Meh.

“Kegiatan ini memang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Pada dua tahun sebelumnya, akibat pandemic Covid, kita tidak bisa beraktivitas seperti ini. Tetapi hari ini, kita bisa berkumpul. Dan saya merasakan bahwa dengan kita bersama di sini muncul satu kekuatan yang besar untuk membangun negara kita.” kata Iin dalam sambutanya

Iin berharap Festival Jakarta  Cap Go Meh terus dipertahankan,  karena kegiatan ini menjadi bagian dalam menjaga tradisi leluhur dan budaya Tionghoa. Untuk menjaga tradisi leluhur dan budaya diharapkan dapat melibatkan generasi muda.

“Adik-adik kita, anak-anak kita, generasi muda kita, mereka lah yang meneruskan kita semua. Kita wajib memberikan nilai-nilai tradisi leluhur ini kepada mereka, sehingga mereka akan menjadi generasi pemimpin masa depan yang lebih baik dari kita,” ujar Iin.

Festival Jakarta  Cap Go Meh benar-benar menjadi magnet bagi masyarakat Jakarta.  Antusias masyarakat begitu besar untuk menyaksikan festival yang digelar hari ke-15 setelah Imlek ini. Masyarakat terlihat memadati  jalan-jalan yang menjadi rute  Kirab Toa Pe Kong.

Kirab  mengambil start dari Fat Cu Kung Bio / Sekolah Ricci menuju Jalan Toko Tiga, melalui Jalan Pancoran sampai ke Gerbang Pecinan Glodok, lalu berputar balik melalui Petak Sembilan menuju Vihara Jin De Yuan, lalu kembali ke Sekolah Ricci Kirab diikuti oleh 22 vihara, masing-masing membawa 1 joli, dan tuan rumah Fat Cu Kung Bio membawa 2 joli.

Selain kirab, panitia juga menggelar Panggung Budaya Nusantara di depan Pancoran Chinatown. Panggung budaya dimeriahkan oleh pertunjukan musik tradisional Gu Zheng, Wayang Potehi, pertunjukan Palang Pintu Betawi, Tarian Betawi, Tari Cokek, artis cilik Alathea, dan Gambang Kromong.

Ketua Panitia Festival Jakarta Cap Go Meh I Wayan Suparmin mengatakan kegiatan ini digelar sebagai salah satu upaya melestarikan radisi dan budaya Tionghoa.

 “Kita mengadakan ini, sudah lima tahun yang lalu, ini adalah tahun keenam. Waktu Covid kita webinar dengan Pak Gubernur. Ini diadakan setiap tahun, karena kita mau melestarikan budaya dimana kita melestarikan budaya, khususnya budaya Tionghoa, karena kita dari INTI senantiasa mendukung keberadaan budaya, kemudian pendidikan sampai ke arah non politik,” tutur Wayan.

Menurut Wayan, Festival Jakarta  Cap Go Meh memberikan dampak positif kepada para pelaku UMKM, khususnya UMKM makanan dan minuman. 

“Kegiatan ini dapat menunjang,, pertama seperti ekonomi, di mana para pedagang-pedagang di sini ada hasilnya dengan adanya kegiatan ini kemudian diketahui oleh masyarakat lain termasuk dunia, bahwa di Pancoran ini sudah melaksanakan Cap Go Meh dan menjadi  daya tarik bagi mereka,” tutur Wayan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *