Kemendikbud Dukung Pemda Kembangkan Objek Wisata Berbasis Kebudayaan
Tidak hanya dari Kementerian Pariwisata, dukungan upaya pemerintah daerah dalam mengembangkan objek wisata berbasis kebudayaan juga datang dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Dukungan ini diberikan, pasalnya Kemendikbud mencatat kebanyakan wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia tertarik dengan kebudayaan Indonesia.
“Obyek wisata yang diminati wisatawan mancanegara saat ini sekitar 60 persen berbasis kebudayaan seperti terpeliharanya adat istiadat, peninggalan sejarah, atau bangunan kuno yang tinggi nilainya,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid saat kunjungan kerja ke Batusangkar, Tanah Datar, Sumatera Barat, Senin. 24 April 2017.
Hilmar pun mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Tanah Datar yang terus menjaga keaslian adat, budaya, dan peninggalan sejarah daerah itu sehingga jumlah kunjungan wisatawan terus meningkat setiap tahun. Menurut Hilmar Sektor Pariwisata dapat menggerakan perekonomian daerah.
“Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah dan pendapatan nasional dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat,” katanya.
Namun Hilmar mengatakan tidak hanya sekedar menjaga namun perlu membuat kajian yang konfrehensif terhadap pengembangan obyek wisata berbasis kebudayaan di daerah itu.
“Hal itu selaras dengan draf undang-undang tentang kebudayaan yang kita usulkan dan saat ini sedang dibahas di DPR RI,” katanya.
Sementara itu, Bupati Tanah Datar, Irdinansyah Tarmizi setuju apa yang disampaikan Hilmar. Menurut Irdinansyah saat ini Pemkab sedang mengembangkan dua obyek wisata berbasis kebudayaan, yakni Istano Basa Pagaruyung dan Nagari Tuo Pariangan yang telah dinobatkan sebagai salah satu daerah terindah di dunia.
“Dua obyek wisata itu sudah menjadi magnet wisatawan untuk datang ke Tanah Datar,” katanya.
Ia menjelaskan untuk obyek wisata Istano Basa Pagaruyung jumlah kunjungan wisatawan selama 2016 sebanyak 990.000 orang, sementara target selama 2017 sebanyak 1,05 juta orang.
“Untuk pengembangan Istano Basa Pagaruyung ini agar lebih tampak menarik, nyaman, dan indah, kita membutuhkan anggaran sebesar Rp12 miliar,” katanya.
Sementara untuk pengembangan obyek wisata Nagari Tuo Pariangan dibutuhkan biaya sebesar Rp150 miliar.
“Kita sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat melalui Kemendikbud untuk pengembangan kedua obyek wisata berbasis kebudayaan tersebut,” katanya.