Kemenparekraf Perkuat Rantai Pasok Parekraf di Mandalika Untuk Dorong Kebangkitan Ekonomi

0
Whats_App_Image_2022_01_29_at_11_36_31_1_1617b9e09a

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendukung penguatan rantai pasok industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Destinasi Pariwisata Super Prioritas Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, untuk mendorong kebangkitan perekonomian nasional.

Deputi Bidang Industri dan Investasi, Kemenparekraf/Baparekraf Fadjar Hutomo, pada acara ‘Temu Bisnis Industri Parekraf di DPSP Mandalika’, yang diselenggarakan pada Kamis 27 Januari 2022 hingga Jumat 28 Januari 2022, menyampaikan bahwa rantai pasok industri pariwisata dan ekonomi kreatif diperlukan dalam membangun dan mengembangkan ekosistem pariwisata di DPSP Mandalika pada khususnya dan provinsi NTB pada umumnya.

“Apalagi dalam waktu dekat akan diselenggarakan event internasional MotoGP. Maka perlu dipastikan bahwa kebutuhan hotel dapat terpenuhi. Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan produk pariwisata dan ekraf sebaik mungkin, agar hotel bisa memfasilitasi dan wisatawan dapat menikmati produk UMKM Lombok,” ujar Fadjar.

Agar penguatan rantai pasok industri pariwisata dan ekraf di Mandalika berjalan dengan baik, diperlukan pertemuan langsung industri hotel sebagai demand dengan pelaku UMKM bidang ekraf sebagai supply.

Lebih lanjut, Fadjar menjelaskan bahwa pelaku UMKM lokal harus bisa ikut serta dalam rantai pasok industri pariwisata, agar UMKM juga memetik manfaat sesuai dengan 4 pilar pariwisata yang berkelanjutan. Ia menegaskan bahwa rantai pasok industri pariwisata dan ekonomi kreatif ini melibatkan pihak-pihak mulai dari hulu ke hilir, sehingga diperlukan kolaborasi yang kuat.

“Pariwisata sudah bukan saatnya lagi dimaknai sebagai kompetisi karena semua adalah pemenang, sehingga harus ada kolaborasi. Rantai pasok bukan hanya upaya mempertemukan UMKM, usaha kreatif masyarakat dan industri, melainkan lebih dari itu, juga mengupayakan kelanggengan, mengupayakan bagaimana pariwisata ikut berdampak pada kenaikan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Direktur Manajemen Industri Kemenparekraf, Anggara Hayun Anujuprana menambahkan, untuk menjaga keberlanjutan usaha dan menjaga profesionalitas UMKM parekraf, Kemenparekraf/Baparekraf bekerja sama dengan Pertamina memberikan kesempatan kepada UMKM parekraf terpilih untuk mengikuti program UMK Academy.

“Program UMK Academy ini merupakan program pembinaan UMKM secara terintegrasi yang diselenggarakan oleh Pertamina setiap tahunnya,” ujarnya.

Hayun juga menyampaikan bahwa ada tahapan yang dilakukan untuk menunjang perwujudan rantai pasok secara efektif, di antaranya tahap supply, tahap demand, tahap matchmaking, dan tahap sustainable supply chain.

Pertemuan dua hari ini merupakan tahap matchmaking, yang diharapkan dapat kesepakatan kerjasama antara industri perhotelan dan UMKM parekraf.

Temu bisnis ini dihadiri oleh 96 pelaku UMKM parekraf dan 27 usaha Hotel. Pelaku UMKM yang hadir adalah UMKM bidang kuliner, kriya, dan fesyen.

Hasil temu bisnis berupa rencana terbentuknya 21 rantai pasok antara hotel dan UMKM parekraf dengan nilai kerja sama Rp2,2 miliar. Sebagai wujud tindak lanjut, dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama antara 4 hotel yang berlokasi di Mandalika dengan 5 UMKM parekraf sebagai perwakilan rantai pasok yang akan terbentuk.

Kerja sama yang disepakati mencakup ruang lingkup pihak hotel akan menggunakan produk UMKM parekraf dalam operasional hotel; ada ruang atau space khusus di area hotel untuk display produk UMKM parekraf; dan komitmen penggunaan produk UMKM parekraf sebagai amenitas hotel.

Sementara itu, Gubernur NTB yang diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi NTB, Muhammad Husni, mengapresiasi Kemenparekraf karena telah memberikan komitmen dan peran besar dalam rangka membangun sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di NTB.

“Kami berharap program penguatan rantai pasok industri parekraf dapat mendukung kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah daerah, untuk Bela Beli Produk Lokal. Dapat turut serta dalam menciptakan sistem rantai pasok yang maksimal di NTB,  sehingga kebutuhan industri horeka terpenuhi. Rantai pasok perlu diwujudkan melalui kerja sama lintas sektor yang solid, oleh karena itu, kerja sama perlu kolaborasi dengan pihak-pihak terkait yaitu K/L dan pemerintah daerah,” ujarnya. (Sumber Kemenparekraf)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *