Kolaborasi Budaya, PSMTI Gandeng Kementerian Kebudayaan RI untuk Imlek Nasional 2026

Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) terus mematangkan rencana penyelenggaraan Perayaan Imlek Nasional 2026. Kegiatan tahunan berskala nasional ini mulai disosialisasikan kepada sejumlah kementerian dan lembaga negara sebagai bagian dari upaya memperkuat kolaborasi lintas sektor.
Pada Selasa (4/11/2025), Ketua Umum PSMTI Wilianto Tanta bersama jajaran pengurus bertemu dengan Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, di Kantor Kementerian Kebudayaan RI, Jakarta. Pertemuan ini menjadi ajang penting untuk membahas pelaksanaan Imlek Nasional 2026 sekaligus mempererat kerja sama dalam bidang kebudayaan dan sejarah bangsa.
Dalam audiensi tersebut, Wilianto Tanta didampingi oleh sejumlah pengurus pusat, antara lain Bendahara Umum Husin Widjajakusuma, Ketua Dewan Penyantun Abraham Rudy Hartono, Wakil Ketua Umum Prof. Dr. Ariawan Gunadi (Bidang Pendidikan dan Kesehatan), Serian Wijatno (Hubungan Ormas dan Lintas Agama), Hasan Karman (Bidang Komunikasi, Informasi, Budaya, dan Pariwisata), serta Ketua Umum Perwanti, Helga Abraham.
Dalam kesempatan ini, pengurus PSMTI menyampaikan persiapan Imlek Nasional 2026 yang rencanannya akan digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Seperti diketahui destinasi edukasi budaya terbesar di Indonesia itu, menjadi rumah bagi budaya dan sejarah suku Tionghoa Indonesia. Di area TMII, terdapat anjungan Taman Budaya Tionghoa Indonesia (TBTI) yang dikelola PSMTI dengan luas 5 hektar Area ini dibangun sebagai pusat pelestarian dan edukasi kebudayaan Tionghoa Indonesia yang menampilkan beragam bangunan bersejarah dan arsitektur tradisional Tionghoa.
Ketua Umum PSMTI Wilianto Tanta mengatakan Imlek bukan hanya sekadar perayaan komunitas Tionghoa, tetapi juga bagian dari kekayaan budaya nasional yang mengajarkan nilai-nilai harmoni, persaudaraan, dan harapan baru.
“Imlek adalah momen kebersamaan. Ini bukan milik satu etnis saja, melainkan perayaan yang mempererat persaudaraan antarumat dan antarsuku di Indonesia,” tegas Wilianto.
Sekretaris Umum PSMTI, Peng Suyoto, berharap perayaan Imlek Nasional 2025 menjadi wadah kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, komunitas budaya, serta masyarakat luas.
“Kami ingin perayaan ini menjadi momentum kebersamaan, bukan hanya bagi masyarakat Tionghoa, tetapi bagi seluruh rakyat Indonesia. Ini adalah wujud nyata semangat Bhinneka Tunggal Ika yang terus kami jaga,” ungkapnya.
Selain itu, PSMTI menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam memahami dan melestarikan budaya Tionghoa Indonesia. Melalui kegiatan edukatif dan pertunjukan seni, nilai-nilai budaya luhur diharapkan dapat tersampaikan dengan cara yang menarik dan relevan bagi kaum milenial.
Ketua Harian II PSMTI, Djoni Toat, menambahkan bahwa konsep perayaan tahun 2026 akan menggabungkan unsur tradisi dengan inovasi.
“Kita ingin menghadirkan perayaan yang tidak hanya meriah, tetapi juga sarat makna dan edukatif. Imlek adalah kesempatan untuk memperkenalkan nilai-nilai budaya Tionghoa Indonesia kepada generasi muda,” jelas Djoni.
Ia juga menegaskan bahwa Imlek kini telah menjadi bagian dari budaya dunia. “Imlek dirayakan oleh banyak masyarakat lintas etnis dan agama. Di Indonesia, Imlek adalah simbol kebersamaan dan harmoni yang menyatukan kita dalam kebahagiaan dan harapan baru,” lanjutnya.
Selain membahas rencana Imlek Nasional, audiensi antara PSMTI dan Kementerian Kebudayaan RI juga menyinggung tentang pentingnya pengakuan kontribusi masyarakat Tionghoa dalam sejarah Indonesia. PSMTI mengusulkan adanya kolaborasi dalam penyusunan Buku Sejarah Indonesia, khususnya pada bagian yang menyoroti kiprah masyarakat Tionghoa dalam pembangunan bangsa.

