Presiden Prabowo Resmikan Stasiun Tanah Abang Baru, Ikon Anyar Transportasi Jakarta

Presiden Prabowo Subianto meresmikan Stasiun Tanah Abang Baru, salah satu simpul transportasi terbesar di Jakarta yang kini tampil dengan wajah modern dan kapasitas yang jauh lebih besar. Kehadiran stasiun baru ini menjadi bagian dari upaya pemerintah memperkuat sistem transportasi publik yang terintegrasi, aman, dan berdaya saing tinggi di ibu kota.
Presiden tiba di Stasiun Tanah Abang Baru setelah menempuh perjalanan menggunakan Kereta Rel Listrik (KRL) dari Stasiun Manggarai. Setibanya di peron, Kepala Negara disambut hangat oleh para penumpang yang tengah menunggu keberangkatan kereta. Prabowo kemudian meninjau sejumlah fasilitas baru, termasuk area peron, loket tiket, sistem akses disabilitas, dan jalur integrasi antarmoda.
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur transportasi publik seperti Stasiun Tanah Abang Baru merupakan langkah strategis menuju sistem mobilitas perkotaan yang efisien dan berkeadilan sosial.
“Kereta api dan seluruh sistem transportasi massal adalah bagian dari kehidupan masyarakat modern yang strategis dan vital,” ujar Presiden.
“Transportasi publik yang aman, nyaman, dan terjangkau bukan hanya hak warga negara, tetapi juga fondasi penting bagi produktivitas dan pemerataan ekonomi nasional,” tambahnya.
Presiden juga mengapresiasi upaya Kementerian Perhubungan, PT KAI, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang berhasil menyelesaikan proyek revitalisasi ini tepat waktu. Menurutnya, langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam membangun sistem transportasi yang modern dan ramah lingkungan.

Menteri Perhubungan Dudy Purwaghandi dalam laporannya menjelaskan bahwa Stasiun Tanah Abang Baru kini menjadi salah satu simpul transportasi tersibuk dan terbesar di kawasan Jabodetabek.
“Stasiun ini mulai beroperasi bertahap sejak Juni 2025. Saat ini melayani lima rute utama: Kampung Bandan, Rangkasbitung, Duri, Tangerang, Manggarai–Bogor, serta Cikarang,” ujar Menhub Dudy.
Ia menambahkan, kapasitas penumpang yang sebelumnya hanya sekitar 141 ribu orang per hari, kini meningkat hampir tiga kali lipat menjadi 380 ribu penumpang per hari. Peningkatan kapasitas ini diharapkan mampu mengurai kepadatan, khususnya pada jam sibuk pagi dan sore.
“Kami ingin Tanah Abang menjadi model stasiun perkotaan modern, yang menghubungkan moda transportasi dengan lancar — dari KRL, TransJakarta, MRT, hingga transportasi daring,” lanjutnya.
Bangunan baru Stasiun Tanah Abang dirancang dengan konsep futuristik yang menggabungkan efisiensi ruang dan estetika arsitektur modern. Atap lengkung transparan, pencahayaan alami, serta area sirkulasi luas menjadikan stasiun ini lebih nyaman dan ramah pengguna. Selain itu, fasilitas ramah disabilitas, area komersial, dan sistem digital tiket turut melengkapi transformasi pelayanan publik di kawasan tersebut.

Pemerintah menilai revitalisasi stasiun ini bukan hanya tentang membangun fisik, tetapi juga menciptakan pengalaman baru bagi masyarakat kota. Stasiun Tanah Abang Baru menjadi contoh nyata bagaimana infrastruktur dapat berperan sebagai ruang publik yang inklusif dan produktif.
Presiden Prabowo menekankan bahwa pembangunan sektor transportasi tidak boleh berhenti pada proyek-proyek besar semata. Ia menegaskan pentingnya kesinambungan sistem yang saling mendukung antarmoda.
“Kita ingin menciptakan kota yang efisien, di mana masyarakat tidak tergantung pada kendaraan pribadi. Transportasi publik adalah jantung kehidupan perkotaan modern,” tegasnya.
Pemerintah, lanjut Presiden, akan terus memperluas jaringan transportasi massal, termasuk peningkatan layanan KRL, MRT, LRT, dan kereta cepat yang saling terintegrasi dalam satu sistem cerdas (smart mobility).

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Prabowo didampingi oleh sejumlah pejabat tinggi negara, antara lain Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Perhubungan Dudy Purwaghandi, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Kepala Badan Komunikasi Pemerintah Angga Raka Prabowo, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, serta Direktur Utama PT KAI (Persero) Bobby Rasyidin.

