Konsep Back To Nature Akan Digalakkan oleh Gubernur Jatim

Konsep pariwisata sebentar lagi akan mulai diperkuat untuk berbasis back to nature/kembali ke alam. Terbukti dengan tingginya minat masyarakat dalam hal pariwisata alam dibanding pusat keramaian ataupun wisata kota. Selain itu juga mulai berkembang gerakan wisata back to nature yang digulir oleh lembaga swadaya masyarakat sert dukungan pakar lingkungan hidup.
Begitulah yang disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo setelah menghadiri Rapat Pariprna DPRD Provinsi Jatim Tahun Sidang 2017 bertempat di Gedung DPRD Provinsi Jatim, Surabaya Kamis 22 Juni 2017.
“Pengertian masyarakat bahwa pariwisata merusak lingkungan itu hanya terjadi di awal berkembangnya tourism. Kini, banyak pihak lebih tertarik berwisata alam dan sangat memelihara kelestariannya,” jelas Soekarwo.
Gubernur yang sering disapa Pakde Karwo tersebut menjelaskan dengan konsep back to nature akan mendapat dukungan dari Pemprov Jatim secara penuh, seperti mendukung pembangunan nasional empat Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Keempat KSPN tersebut adalah KSPN Bromo Tengger Semeru (BTS), KSPN Trowulan, KSPN Ijen Baluran, dan KSPN Pacitan.
“Secara nasional Jatim memiliki peran strategis secara nasional, untuk bisa menyukseskan 4 KSPN,” ujar Soekarwo.
Secara global, pariwisata di Jatim sudah terkenal dikalangan wisatawan nusantara maupun mancanegara. Daya tarik yang populer tersebut ialah Kawah Ijen, House of Sampoerna, Batu Secret Zoo dan Gunung Bromo. Namun untuk semakin kuat di dunia internasional harus berinovasi lebih lanjut untuk meningkatkan citra destinasi wisata tersebut yang berimplikasi pada peningkatan kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Oleh karena itu, menurut Soekarwo yang harus dibenahi adalah Sumber Daya Manusia (SDM) serta budaya kultural. Untuk SDM adalah melakukan restrukturisasi pendidikan vokasional untuk membuat masyarakat menjadi terampil. Jika SDM dibentuk melalui pendidikan yang mumpuni maka akan mudah untuk memahami perkembangan teknologi.
“Dengan SDM yang berpendidikan maka mereka akan mampu menyaring dengan baik masuknya budaya asing,” papar Soekarwo.
Soekarwo juga menjelaskan bahwa selain dukungan SDM, pembuatan kebijakan pembangunan pariwisata harus berfokus papda prinsip pariwisata berkelanjutan. Seperti pemanfaatan secara optimum sumber daya lingkungan, memelihara proses-proses ekologi, melestarikan keaslian nilai-nilai sosial budaya dari komunitas lokal, dan untuk jangka panjang harus memberikan manfaat sosial ekonomi kepada masyarakat luas.
“Dengan memperhatikan konsep pariwisata berkelanjutan, harapannya simber daya alam yang ada (sustainability),” lanjut Soekarwo.