Lasem, sebuah daerah Tiongkok Kecil di Pesisir Utara Jawa
Pantai utara Pulau Jawa sejatinya tidak hanya menjadi urat nadi arus darat perekonomian pulau itu namun juga menyimpan kota-kota bersejarah yang menarik untuk ditelusuri. Bukan sekali lagi karena sejarahnya tetapi juga menggambarkan identitas masyarakatnya seperti sebut saja nama Cirebon di Jawa Barat, Kudus dan Jepara di Jawa Tengah, serta Surabaya dan Gresik di Jawa Timur yang menjadi saksi perkembangan Islam di pesisir utara Jawa. Sementara itu,kota-kota lain seperti Semarang dan Pekalogan menyuguhkan atmosfer bernuansa oriental.
Nah, bicara dan kota dengan warisan Tiongkok cukup kental maka perlu kiranya menyebut Lasem, sebuah kota kecil di Kabupaten Rembang untuk menjadi perhatiannya. Bukan tanpa alasan karena memang Lasem dijuluki sebagai “Tiongkok Kecil”.Luas wilayah Lasem sekira 45,04 kilometer persegi dengan jumlah penduduk 44.879 orang.Kota ini benar-benar menghadirkan nuansa pengaruh budaya Tiongkok tradisional yang kental. Lasem adalah potret sejarah awal perkampungan besar pendatang dari Tiongkok bermukin dan berasimilasi dengan warga lokal. Dalam litelatur sejarah disebutkan bahwa Lasem diyakini menjadi tempat dimana pendatang dari negeri Tiongkok membangun pemukiman pertama mereka 200 tahun lalu.
Nama Lasem sendiri diangkat dari dialek Tiongkok Selatan yaitu Lak-sam, artinya nomor 63. Diceritakan bahwa 63 kapal armada Jung pernah terdampar di pantai kota ini karena badai. Lokasi dimana para penghuni kapal mendarat dan menetap itu kemudian dinamakan Lasem. Catatan sejarah lain menyebutkan bahwa kedatangan orang Tiongkok pertama di Lasem adalah pada 1411-1416. Bermula dari seorang Muslim Cina bernama Bi Nang Um yang memprakarsasi pembangunan pemukiman Tiongkok di Lasem. Gagasannya kemudian diikuti oleh imigran Tiongkok Hokkien yang memeluk Konghucu.
Kini, Anda masih akan menjumpai labirin dengan tembok tinggi dan gerbang bergaya oriental. Di dalamnya terdapat pintu rumah-rumah yang besar, beranda ala Jawa dan atap bergaya Tiongkok. Arsiterktur oriental juga dapat ditemukan menghiasi bangunan-bangunan lain di seluruh kota, diantaranya Desa Babagan, Gedong Mulyo, Karang Turi, Soditan, Sumber Girang, dan Ngemplak. Keseluruhan bangunan tersebut saat ini ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya yang dilindungi pemerintah setempat. Hal menarik lain yang tersebar di Lasem adalah tiga kuil-kuil yang unik. Pertama yaitu Kuil Cu An Kiong yang dibangun di Jalan Dasun dengan warna-warni cerah.
Kuil dibangun abad ke-16 dan merupakan kuil tertua di Lasem, bahkan diyakini sebagai kuil tertua di Jawa. Kemudian ada Kuil Gi Yong Bio di Jalan Babagan yang sekaligus merupakan monumen peringatan perang antara Tiongkok Lasem bersama-sama dengan masyarakat Jawa melawan kolonial Belanda pada 1745-1753. Kuil ketiga adalah Poo An Bio yang dibangun pada 1740 saat penduduk Lasem meningkat pesan, seiring dengan datangnya pengungsi keturuban dari Batavia yang melarikan diri dari pembantaian Belanda. Tiga kuil tersebut bernaung di bawah Trinity Foundation dan masing-masing memiliki pertunjukkan ritual yang beragam.
Dari sekian banyak warisan Tiongkok yang paling menonjol di Lasem adalah Patung Buddha berbaring yang bertempat di Vihara Arama Ratanavana. Panjangnya mencapai 14 meter dan dibalut dalam warna emas yang cerah. Di dalam vihara ini juga terdapat miniatur Candi Borobudur. Temukan cantiknya perpaduan budaya Tiongkok dan Jawa dalam selembar kain warna-warni yang diberi nama batik lasem. Motif khasnya antara lain burung phoenix dan kupu-kupu, dipadu dengan pola geometris khas Jawa seperti kawung, parang dan pamor udan liris. Apa yang membuat Batik Lasem begitu istimewa adalah dominasi warna merah yang dikenal sebagai “getih pithik”, arti dalam Bahasa Indonesia yaitu darah ayam. Anda bisa menemukan Batik Lasem tulis di Kecamatan Gedongmulyo, Babagan, Karangsuri, Sumbergirang dan Karanggede.
Sentra batik lasem terpusat di 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Lasem dan Pancur. Dari keduanya ada lebih dari 1.175 unit usaha pengrajin batik dan mencakup lebih 1.596 orang tenaga kerjadengan kapasitas produksi mencapai 38.938 potong per tahunnya. Untuk membeli batik lasem Anda juga dapat mengunjungi Show Room Batik Tulis Lasem Kabupaten Rembang di Jalan Raya Kecamatan Lasem. Di sana Anda dapat melihat hampir seluruh koleksi batik tulis lasem. (arf)