Melihat keindahan di balik wajah menakutkan dari Lawang Sewu
Lawang Sewu dalam bahasa Indonesia berarti “pintu seribu”. Faktanya gedung berlantai dua ini tidak memiliki seribu pintu. Bangunan ini memiliki banyak jendela tinggi dan lebar di kedua sayapnya, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu. Di dalam gedungnya sendiri terdapat beberapa ruangan yang tersebar di kedua lantai. Gedung kosong dan berumur puluhan bahkan ratusan tahun, cenderung meninggalkan cerita mistis dan angker. Biasanya cerita, sejarah dan kondisi gedung tersebut sebagai pencetus keangkeran dan kemistisan suasana di dalam gedung.
Indonesia sendiri terbilang memiliki banyak gedung tua yang mistis namun bersejarah dan layak untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Lawang Sewu yang berada di Semarang, Jawa Tengah, yang merupakan gedung peningggalan dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1904 selesai pada tahun 1907 dan berfungsi sebagai kantor. Terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelmina Plein.
Kota Semarang dapat diakses dengan mudah baik dengan penerbangan, kereta api dan bus. Penerbangan dari bandara Soekarno-Hatta Jakarta ke bandara Ahmad Yani Semarang dilayani oleh Garuda, Lion Air, Batavia Air, Mandala Air dan Sriwijaya Air. Anda bisa menggunakan kereta api jurusan Jakarta – Semarang yang dilayani Argo Bromo Anggrek, Argomuria, Kamandanu, Sembrani dan Gumarang.
Banyak layanan bis dari Jakarta ke Semarang. Anda dapat pergi pada siang hari dengan bis AC dari terminal Pasar Rebo di Jakarta Timur, Terminal Bus Kalideres Jakarta Barat atau dari Terminal Bus Lebak Bulus di Jakarta Selatan. Bus semalam dengan AC juga tersedia dengan pelayanan yang baik. Anda dapat memilih operator bus seperti: “Rosalia Indah”, “Raya”, “Kramat Jati”, “Safari Dharma Raya” yang terkenal sebagai bus dengan reputasi yang baik.
Menurut catatan sejarah, gedung tua ini pernah menjadi lokasi pertempuran berdarah antara pemuda AMKA (Angkatan Muda Kereta Api) melawan Kempetai dan Kidobutai Jepang. Pertempuran ini dikenal dengan Pertempuran Lima Hari di Semarang yang berlangsung pada 14-19 Oktober 1945. Karena nilai sejarahnya inilah, maka pemerintah kota Semarang menjadikan Lawang Sewu sebagai bangunan kuno yang patut dilindungi. Ketika masuk ke dalam ruangan, Anda harus membiasakan diri dengan kondisi ruangan yang remang-remang dan pengap dan mungkin inilah salah satu faktor yang menjadikan suasana di dalam ruangan terasa mencekam. Terlepas dari suasanya yang mistis, gedung ini sangat artistik dan indah. Anda bisa melihat kaca patri warna-warni dengan aksen yang unik hasil karya seni yang luar biasa. Dari semua ruangan yang ada di gedung ini, hanya satu yang bisa dibuka. Ruangan tersebut adalah ruangan yang dipercaya dahulu berfungsi sebagai ruang kerja pejabat tinggi Belanda.
Dapat terlihat dari fasilitas yang ada seperti kamar mandi yang menyatu dengan ruangan dan balkon yang menghadap ke Tugu Muda. Menurut kesaksian beberapa pengunjung, mereka pernah menyaksikan sosok aneh menampakkan diri. Jika Anda bernyali besar dan ingin membuktikan kebenarannya, Anda bisa datang di atas pukul 23.00 WIB karena Penunggu Lawang Sewu (pemandu) siap menerima Anda selama 24 jam. Nah itu ada sedikit sejarah dan misteriang menyelimuti tapi perlu anda ketahui juga kalau untuk memnemukan sebuah gedung yang memiliki nilai seni dan filosofi yang tinggi akan sangat jarang kita temui pada masa-masa sekarang ini, sebuah bangunan yang dapat bertahan hingga ratusan tahun. Kita akan menemukan sebuah pengalaman yang langka dan unik didalamnya. Sebuah pengalaman tersendiri dapat menikmati karya besar masa lampau yang pada hari ini masih berdiri dengan kokoh. (arf)