Mencoba wisata kuliner yang berbeda di Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Timur adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tenggara Indonesia. Provinsi ini terdiri dari beberapa pulau, antara lain Pulau Flores, Pulau Sumba, Pulau Timor, Pulau Alor, Pulau Lembata, Pulau Rote, Pulau Sabu, Pulau Adonara, Pulau Solor, Pulau Komodo dan Pulau Palue. Ibukotanya terletak di Kupang, di bagian barat pulau Timor. Provinsi ini terdiri dari kurang lebih 550 pulau, tiga pulau utama di Nusa Tenggara Timur adalah Pulau Flores, Pulau Sumba dan Pulau Timor Barat (biasa dipanggil Timor). Provinsi ini menempati bagian barat pulau Timor. Sementara bagian timur pulau tersebut adalah bekas provinsi Indonesia yang ke-27, yaitu Timor Timur yang merdeka menjadi negara Timor Leste pada tahun 2002. Nah sekarang kita kan melihat betapa enaknya kuliner yang ada di NTT, unutk pertama kita mungkiin akan melihat minuman yang ada disana.
Moke adalah minuman khas orang Flores. Ada moke putih dan hitam. Moke putih adalah nira hasil sadapan dari pohon lontar atau pohon enau. Moke putih akan manis rasanya bila wadah tampungan bersih. Biasanya bambu berukuran seruas dicuci bersih dan dikeringkan kemudian digantungkan pada ujung mayang yang telah dijepit atau dipukul-pukul kemudian dipotong ujungnya. Akan kelihatan ada cairan bening menetes dari ujung mayang. Itulah moke putih. Moke putih yang manis dapat dimasak dan dijadikan gula merah. Sedangkan moke putih yang diminum sebagai teman makan adalah moke yang ditampung dengan wadah bambu yang tidak bersih sehingga terjadi peragian. Dan rasa minuman agak pahit.
Moke putih sejenis ini ada yang langsung diminum, tetapi lebih banyak digunakan untuk dimasak atau disuling dan menghasilkan moke hitam atau arak. Moke hitam sesungguhnya tidak hitam. Warnanya seperti air putih dan agak kuning. Ini adalah hasil sulingan dari moke putih. Moke putih disuling di Kuwu tua (saung penyulingan tuak dalam bahasa Nagekeo). Orang Flores selalu menikmati moke bila ada pesta. Tidak ada pesta tanpa tuak/moke. Tuak sudah menyatu dengan pesta. Makan daging tanpa tuak terasa hambar dan kekurangan. Tuak/moke membuat rasa komplit. Tapi kalau anda tidak menyukai yang berbau alkohol jangan di coba ya.
Kolo atau nasi bakar demikian sebutan untuk makanan khas yang dimasak menggunakan bambu. Cara memasaknya, beras, air dan bumbu masakan dimasukkan kedalam bamboo. Setelah itu, pada bagian ujung atau mulut ditutup dengan daun pisang. Lalu, dibakar sampai matang berkisar setengah jam lamanya. Nasi Bambu atau Kolo ini menurut dua mahasiswa ini, biasanya digunakan untuk makan bersama saat pesta adat penti atau syukuran panen. Selain itu juga penti biasanya menjadi menu utama pada acara syukuran di setiap awal pergantian tahun.
Upacara Penti merupakan ritual sebagai ungkapan rasa syukur atas panen, serta kehidupan, yang telah dilalui selama satu tahun terakhir. Upacara ini juga sebagai ungkapan mohon perlindungan serta keharmonisan untuk kehidupan yang akan datang. Upacara Penti biasanya dilakukan saat dimulainya kegiatan bercocok tanam atau berladang. Kegiatan ini adalah kewajiban turun-temurun, yang haru dijalankan sebagai wahana rasa syukur, berkumpulnya keluarga besar, serta pemberkatan terhadap kelestarian alam sekitar. Upacara Penti dilaksanakan setiap bulan Oktober atau November. Biasanya upacara ini jatuh pada pertengahan bulan tersebut dan diisi dengan upacara adat, pemberkatan, serta atraksi budaya yang sangat unik.
Jawada Sekilas, camilan kue ini memiliki bentuk yang unik, mirip seperti bihun yang digoreng kering berbentuk agak bergelombang seperti rambut keriting. Kue ini berwarna cokelat keemasan dengan bentuk segitiga. Kue rambut memiliki aroma yang khas, campuran antara aroma tepung yang digoreng dengan wangi gula merah. Jawada atau kue rambut merupakan makanan khas pulau Flores dan pulau Alor yang biasa dihidangkan pada saat acara istimewa maupun upacara adat. Selain itu kue rambut ini juga dapat dijadikan sebagai oleh-oleh khas dari kedua daerah tersebut. Kue rambut dibuat dengan campuran tepung beras, gula aren, santan, air nira, garam dan minyak. Kue ini digoreng dengan menggunakan minyak goreng yang banyak dan panas.
Untuk membuatnya campurkan semua bahan menjadi satu adonan, akan tetapi konsistensinya tidak boleh terlalu kental dan encer. Agar bentuknya menyerupai rambut, masyarakat sekitar biasanya menggunakan batok kelapa yang diberi lubang kecil-kecil atau kaleng yang dilubangi. Adonan dituang lalu digoyangkan di atas minyak panas hingga terbentuk seperti rambut dengan lapisan yang tipis. Agar teksturnya tetap renyah maka digunakan minyak atau cara deep frying. Kue rambut ini juga dapat bertahan lama jika disimpan dalam stoples yang kering dan kedap udara. Proses pembuatan yang mudah tapi memerlukan waktu dan ketelitian, membuat kue rambut menjadi camilan khas yang tidak mudah ditemukan di daerah lain. (arf)