Mengenal Pesona Becak Vespa Khas Padang Sidempuan

0
becak vespa

Ada hal yang paling menarik di Kota Padang Sidempuan di Sumatera Utara (Sumut). Di kota itu becak Vespa jadul masih dijadikan angkutan favorit warga setempat.

Sidempuan, itulah namanya lebih dikenal. Kota itu dulunya adalah ibukota Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel). Tapi kini Sidempuan dipimpin seorang Wali Kota. Sidempuan juga dijuluki Kota Salak, karena hasil bumi berupa salak dari Tapsel paling banyak dijajakan di sana. Kota ini terletak di jalur strategis menghubungkan ke Sibolga dan Bukittinggi di Sumatera Barat (Sumbar).

Sidempuan adalah kota nan sejuk karena dikelilingi gugusan Bukit Barisan serta Gunung Lubuk Raya. Sekalipun ada terik matahari, namun udara tetap berhembus dengan sejuknya.

Uniknya, tranportasi umum yang paling utama di Sidempuan ini adalah becak Vespa. Becak motor di berbagai kota Indonesia biasanya menggunakan motor bebek atau skuter. Tapi di Padang Sidempuan, Vespa jadul lah yang menggerakkan becak.

Bentuk becaknya juga menarik. Tempat duduk untuk mengangkut penumpangnya dari depan mirip dengan bagian depan bus. Depannya berkaca bening membentuk cekung, penumpangnya naik dari samping kiri. Tempat duduknya tidak terlalu besar. Sehingga dapat dipastikan, jika penumpangnya berbadan bongsor maka becak ini hanya cukup ditumpangi satu orang saja.

Bagaimana tak disebut becak Vespa jadul. Karena seluruh becak yang diperkirakan lebih dari 1.000 unit itu dijamin keluaran tahun era 70-an. Umumnya becak Vespa ini keluaran pada tahun 1973 ada juga tahun 1970 dengan seri Vespa sprint.

Walau Vespa zaman baholak alias jadul, tapi becak ini masih tetap dipertahankan. Sekalipun sudah banyak motor keluaran terbaru dengan mesin yang lebih canggih lagi, hal itu tidak mempengaruhi para pemilik becak untuk mengubahnya. Vespa jadul tetap dipertahankan sebagai ciri khas kota Sidempuan.

Padahal, sejumlah kota lainnya yang berdekatan dengan Sidempuan, model becak yang sama sudah diganti dengan sepeda motor keluaran baru yang biasa dipakai para pria. Ciri khas becak Vespa tetap dipertahankan walau sudah banyak sepeda motor yang lebih keren lagi untuk dijadikan becak.

Walau becak Vespa ini tahun rendah, tetapi tetap gesit untuk berkeliling kota yang lokasinya berbukit-bukit. Pelan tapi pasti, becak Vespa ini bisa mendaki tanjakan untuk mengantarkan penumpangnya. Karena memang Sidempuan kondisi kotanya tidak datar, tapi berbukit-bukit.

Malah ada mitos di kota itu. Bila menaiki becak yang bukan Vespa disebut becak kawin lari. Alasannya, karena dengan becak yang bukan dari Vespa, bisa dipacu lebih kencang. Sehingga becak non Vespa dianggap becak penumpang yang mau kawin lari karena melaju kencang.

“Ya mungkin saja, dulu ada orang mau kawin lari. Biar cepat pakai becak yang bukan Vespa. Benar atau tidak, saya kurang tahu juga. Tapi di kota ini kalau ada orang naik becak yang buka Vespa dijuluki becak kawin lari,” kata Rahman (35) seorang abang becak di Padang Sidempuan.

Becak Vespa ini paling gampang ditemui di penjuru kota Sidempuan. Hampir di setiap persimpangan jalan yang ramai, para abang becak ada mangkal di sana. Suara knalpotnya pun sudah dirombak yang sedikit unik. Suara bising Vespa ini menjadi daya tarik tersendiri bila berkunjung ke sana.

Becak Vespa ini akan mengantarkan anda sesuai dengan tujuan. Jangan khawatir, abang becak di sana sangat jarang sekali mau memainkan harga ongkos. Mereka tidak akan mengkadali calon penumpangnya walau baru pertama kali datang ke Sidempuan.

Mereka akan tahu jika anda adalah baru berkunjung, terutama jika calon penumpang berbahasa Indonesia. Karena kesehariannya, masyarakat di kota itu menggunakan bahasa Mandailing. Begitupun, mereka tentunya bisa diajak berdialog dengan bahasa Nasional.

“Jujur atau tidak itu tergantung orangnya. Tapi kami sebagai tukang becak, hanya akan menanyakan alamat yang mau dituju, setelah itu kami sebutkan ongkosnya. Bisa ditawar kok,” kata Rahman.

Umumnya, para abang becak di Sidempuan bisa menjadi mekanik sendiri. Setiap becak Vespa mereka rusak, mereka bisa memperbaikinya sendiri. Kalau lagi malas, mereka bisa membawanya ke bengkel. Walau Vespa jadul, namun suku cadangnya masih tersedia di sana.

“Rata-rata kami bisa memperbaiki Vespa sendiri kalau lagi mogok,” cerita Rahman yang mangkal di Jln. Merdeka kawasan pasar di Sidempuan.

Abang becak merasakan semakin menurunnya sewa di jalanan. Ini dipengaruhi banyaknya masyarakat yang sudah memiliki sepeda motor sendiri. “Sewa sekarang sudah berkurang, karena sudah banyak yang punya kereta (motor),” kata Rahman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *