Menlu Retno: Kerja Sama D-8 Diperlukan untuk Efektivitas Bantuan ke Palestina
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno L Marsudi, baru saja menghadiri Pertemuan Luar Biasa Dewan Menteri Luar Negeri Negara-negara Developing-8 (D-8) yang secara khusus membahas perkembangan situasi di Gaza. Pertemuan ini dihadiri oleh negara-negara anggota D-8 yang terdiri dari Indonesia, Turki, Malaysia, Mesir, Pakistan, Bangladesh, dan Nigeria.
D-8 didirikan dengan tujuan memajukan perdagangan, meningkatkan peran dan postur di forum internasional, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semua negara anggota D-8 juga merupakan anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Pertemuan ini didasari oleh pemikiran bahwa D-8 harus memperkuat kerja OKI untuk Palestina di tengah situasi kemanusiaan yang terus memburuk di Gaza.
“Negara-negara anggota D-8 tidak dapat duduk tenang dan rileks melihat genosida terus terjadi di Gaza,” ujar Menlu Retno.
Dalam pertemuan yang berlangsung terbuka, Menlu Retno menyampaikan beberapa poin penting. Pertama, beliau menekankan pentingnya kesatuan di antara negara-negara anggota D-8 untuk membantu Palestina secara efektif.
“Kesatuan ini sangat penting artinya agar kerja D-8 untuk membantu Palestina dapat menghasilkan hasil yang lebih maksimal,” ungkap Menlu Retno.
Perdamaian Abadi Melalui Gencatan Senjata
Perdamaian abadi merupakan tujuan utama dan jangka panjang. Menlu Retno menyatakan, “Perdamaian tidak akan dapat terwujud jika tidak terjadi gencatan senjata. Di sinilah kembali isu gencatan senjata permanen ditekankan oleh semuanya, termasuk Indonesia.” Indonesia sejak awal terus menyerukan pentingnya gencatan senjata permanen secara konsisten.
Sebelum tercapainya gencatan senjata, Menlu Retno menyampaikan beberapa langkah yang harus dilakukan untuk membantu Palestina:
Pengakuan Internasional Terhadap Palestina
Negara D-8 harus menggunakan pengaruhnya agar lebih banyak negara mengakui Palestina. Menlu Retno mengungkapkan, “Akhir Mei lalu saya berada di Eropa, bertemu dengan Menlu Norwegia, Spanyol, dan Irlandia, membahas pentingnya pengakuan terhadap Palestina. Juni ini saya akan lakukan beberapa pertemuan dengan negara-negara Eropa untuk tujuan yang sama.”
Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
D-8 harus terus mendorong agar Palestina dapat menjadi anggota penuh PBB. “Ini bukan jalan yang mudah. Tetapi kita harus terus berupaya. D-8 harus menjadi driving force bagi upaya ini,” tegas Menlu Retno.
Bantuan Kemanusiaan
Negara D-8 harus menyuarakan pentingnya kelancaran bantuan atau unhindered humanitarian assistance dan mendukung kerja UNRWA. “Indonesia sudah beberapa kali meningkatkan kontribusinya kepada UNRWA. Indonesia juga terus memberikan bantuan kemanusiaan sesuai dengan kebutuhan lapangan,” ujar Menlu Retno.
Spirit Solidaritas
Menlu Retno menegaskan bahwa bantuan yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing negara anggota. “Yang penting adalah spirit solidaritas kita,” pungkasnya.
Pertemuan Luar Biasa D-8 ini menunjukkan komitmen kuat negara-negara anggotanya untuk mendukung Palestina, baik melalui pengakuan internasional, keanggotaan PBB, maupun bantuan kemanusiaan. Kesatuan dan tindakan konkret dari negara-negara D-8 diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi situasi di Gaza.