Menpar : Demam Pokemon Go di Indonesia Menguntungkan Pariwisata

Demam Pokemon Go di masyarakat ternyata dianggap positif dari segi pariwisata. Menteri Pariwisata Arief Yahya bahkan mendukung jika permainan ini dimanfaatkan untuk mendorong gairah pariwisata Indonesia.
“Pemerintah umumnya normatif. Biasanya yang keterlaluan memang dilarang. Kalau saya biasa saja. Kalau main-main ya main. Saya setuju dengan adanya Pokemon Go. Dari segi Kemenpar ini menguntungkan,” kata Arief Yahya di Jakarta, belum lama ini.
Ia mengatakan Pokemon Go ini bisa sangat menguntungkan apabila dapat menunjukkan destinasi pariwisata di Indonesia. “Apalagi jika diberikan reward dan publikasi,” lanjut Arief.
Permainan Pokemon Go kian populer dalam satu bulan terakhir.Padahal aplikasi Pokemon Go sendiri menariknya di Indonesia sampai saat ini masih belum diluncurkan secara resmi.
Beberapa penyelenggara mulai mengajak masyarakat berburu Pokemon di obyek wisata atau gedung-gedung ternama seperti Museum Nasional, Balai Kota Jakarta dan bahkan di Mall Central Park. Tak menutup kemungkinan demam Pokemon Go akan terus meningkat dan merambah kota-kota lain di Indonesia.
Jakarta Siap Manfaatkan Pokemon Go Untuk Pariwisata
Pemprov DKI Jakarta menangkap fenomena Pokemon Go sebagai peluang memasarkan pariwisata, Google pun akan segera digandeng untuk membangun aplikasi Pokemon Go di kawasan Balai Kota dan lokasi wisata di Jakarta.
Dalam kurun waktu satu pekan setelah dirilis, aplikasi permainan berbasis augmented reality ini sudah diunduh lebih dari 10 juta akun. Angka ini diketahui dari informasi yang dipasang Google Play Store di aplikasi Pokemon Go.
Peluang ini ikut dilirik Pemprov DKI Jakarta. Lewat Kepala UPT Jakarta Smart City, Setiaji, DKI Jakarta mulai menyiapkan kuda-kuda untuk menggandeng Google. Kerjasamanya, akan mengarah pada wisata ke Balai Kota dan lokasi wisata lain di Jakarta.
“Kalau hasilnya positif kenapa nggak dilakukan? Aplikasinya kan di bawah Google. Ya kenapa nggak sekalian bangun partnership sama mereka. Kita dorong seluruh pengguna Pokemon Go di Jakarta dan sekitarnya untuk ke Balaikota dan tempat-tempat wisata lainnya,” ujar Setiaji.
Bentuk kerjasamanya sudah mulai dirancang. Nantinya, kawasan Balaikota akan disulap menjadi tempat battle Pokemon. Dan pekan depan, Google akan diundang untuk membahas hal ini.
“Monas juga bisa jadi tempat perburuan. Kota Tua, Fatahillah, museum-museum yang ada di Kota Tua hingga Pelabuhan Sunda Kelapa,” urai Setiaji.
Dan jangan takut kelelahan. Karena di kawasan Kota Tua, ada jasa penyewaan sepeda ontel. Bagi yang lapar atau haus, ada juga kuliner khas Jakarta yang bisa dinikmati. Dari mulai kerak telor hingga es selendang mayang, semua ada.
“Yang penting tetap awasi jalan sekitar, terutama saat kondisi ramai. Rinciannya akan segera dibahas dengan pihak Google pekan depan,” ujar Setiaji.
Menpar Arief Yahya pun menyebut fenomena Pokemon Go ini cukup nge-hits di mana-mana.
“Bagus banget, beberapa destinasi pariwisata di Jakarta juga ditempatkan perburuan Pokemon Go. Makin banyak tempat, makin bagus untuk mempromosikan Wonderful Indonesia,” kata Arief.
Otoritas Florida, Amerika Serikat, sudah memanfaatkan fenomena ini untuk menarik pemain Pokemon Go berkunjung ke tempat wisata. Pengelola wisata di Palm Beach misalnya. Mereka sukses mengajak pemain Pokemon Go untuk datang via sosmed.
Palm Beach Zoo di West Palm Beach hingga Museum Morikami di Pantai Delray juga tak mau ketinggalan. Dua destinasi wisata itu juga memanfaatkan demam Pokemon Go untuk menarik wisatawan. Responnya ternyata positif. Selain kreatif, mencari Pokemon di tempat wisata dinilai jauh lebih aman ketimbang di jalanan. Para pencari Pokemon bahkan bisa terhibur karena melihat atraksi dan koleksi yang ada.
Saat ini, memang belum terinci berapa besaran pengguna Pokemon Go yang bermain di destinasi wisata. Tapi GSMArena.com memperkirakan, sudah ada sekitar 20% pengguna aktif Pokemon Go di Amerika Serikat yang berpetualang di sejumlah destinasi wisata. Bagaimana dengan Indonesia?