Menpar Usulkan Sulawesi Tengah Jadi KEK Pariwisata

0

 

Jumlah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sepertinya akan bertambah setelah Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya amengusulkan agar  Sulawesi Tengah (Sulteng) juga menjadi KEK pariwisata. Menpar yakin Suteng lebih siap dan telah memenuhi syarat untuk  pengembangan destinasi unggulan berskala internasional, meskipun anggaran yang dipersiapkan tidak kecil.

“Untuk membangun KEK Pariwisata ini investasi yang dibutuhkan sekitar US$ 1 miliar untuk membangun infrastruktur dasar dan US$ 1 miliar untuk pembangunan hotel dan resor selama lima tahun butuh US$ 1 miliar,” kata Arief pada acara peluncuran Sport Tourism Tour de Central Celebes 2017 di Kementerian Pariwisata, beberapa waktu lalu.

Arief menilai masuknya Togean sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) menjadi salah satu kriteria yang telah dipenuhi Sulteng untuk ditetapkan sebagai KEK pariwisata. Kehadiran Togean sebagai KSPN  ini juga sebagai landasan pemerintah untuk memprioritaskan pengembangan pariwisata di Sulteng.

 

Untuk lahan yang dibutuhkan daerah  agar dapat menjadi KEK pariwisata minimal harus memiliki luas sekitar 200 hingga 300 hektar dan memiliki rancangan investasi yang sudah final dengan nilai mencapai US$ 2 miliar. Sebanyak US$ 1 miliar untuk pembangunan infrastruktur dasar kawasan yang akan diinisiasi oleh pemerintah dan US$ 1 miliar oleh swasta untuk pembangunan hotel dan resort.

 

Usulan menpar ini disambut baik  Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggol. Longki  menyatakan kesiapannya untuk membangun KEK Pariwisata. Pihaknya selanjutnya akan menentukan lokasi yang tepat untuk pembangunan KEK tersebut.

Saat ini, kata Longki, Sulawesi Tengah telah memiliki dua KEK, yakni KEK Morowali dan KEK Palu. KEK Morowali yang difokuskan pada pembangunan industri pengolahan dan pemurnian mineral logam atau smelter dengan bahan dasar nikel.

Longki menjelaskan ada dua daerah yang berpotensi untuk dijadikan KEK pariwisata. Dua daerah itu yakni  Kabupaten Tojo Una Una dengan Pulau Togean yang telah mendunia, dan Poso dengan keragaman budaya terutama situs megalitikumnya.

Sebagai upaya untuk mendongkrak kunjungan wisatawan, kata dia, pemerintah daerah menggelar ajang balap sepeda internasional Tour de Central Celebes (TdCC) 2017 yang akan mengambil start dan finish di kabupaten/kota di Sulteng pada 6-8 November 2017 mendatang. Melalui TdCC 2017, Sulteng ingin memperlihatkan kondisi keamanannya yang kondusif serta aman dan nyaman dikunjungi wisman dan wisnus.

Longki menjelaskan, TdCC 2017 akan diikuti sebanyak 10 tim pembalap sepeda internasional dari 12 negara yakni; Kanada, Singapura, Malaysia, Korea, Belanda, Kuwait, Sri Lanka,Vietnam, Filipina, Thailand, Brunei, dan Perancis serta 5 tim pembalap sepeda nasional.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *