Meski Stylish Rokok Elektrik Tak Sepenuhnya Aman

Rokok elektrik banyak menjadi pilihan perokok dengan alasan minim risiko kesehatan dan kesan stylish yang ditampilkan ketika menghisapnya. Namun, perlu diketahui rokok elektrik yang mewabah juga di kalangan perokok Indonesia tak sepenuhnya aman.
Salah satu petinggi perusahaan rokok elektrik Inlife, mengklaim rokok yang mereka produksi aman dibandingkan rokok tembakau karena menghasilkan uap. Bukan asap seperti rokok tembakau yang juga menjadi masalah tersendiri terhadap perokok pasif.
Patut dipertimbangkan. Meski peneliti di University of South California mengatakan rokok elektrik mengandung logam beracun yang berkadar lebih tinggi dari rokok tembakau, secara keseluruh jauh lebih aman dari rokok yang biasa kita kenal. Sementara Kepala Medis American Lung Association, Norman Edelman menyatakan klaim ini belum cukup menyakinkan dan sahih. Apa sebab? Mengingat efek jangka panjang yang ditimbulkan rokok elektrik belum teruji secara klinis.
World Health Organization (WHO) sendiri menjelaskan rokok elektrik sebaiknya tidak dikonsumsi di dalam ruangan karena menghasilkan zat beracun seperti rokok biasa. Artinya, tetap ada polusi udara yang diakibatkan rokok dengan berbagai aroma itu. Organisasi kesehatan dunia di bawah kendali Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu bahkan menganjurkan agar tidak dijual kepada konsumen usia 18 tahun ke bawah.
Lalu bagaimana dengan tanggapan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di tanah air? Menurut BPOM kebanyakan yang beradar di Indonesia selama ini adalah produk ilegal. Dengan demikian tidak ada satu lembaga pun yang bisa menjamin keamanannya bagi tubuh. Nikotin cair, zat pelarut propilen glikol, diater glikol dan gliserin yang terdapat di rokok elektrik bahkan bisa memicu kanker. Ketika dipanaskan, semua zat-zat tersebut akan menghasilkan nitrosamine pemicu kantor.
Kandungan lain yang sama berbahayanya pada rokok elektrik adalah formalin. Zar yang dikenal masyarakat sebagai bahan pengawet tekstil yang tidak dipergunakan untuk konsumsi oral bagi manusia. Rokok yang disebut juga e-cigarette pun mengandung asetaldehida ketika telah menjadi uap. Bahayanya 10 kali lipat dibanding rokok tembakau.
Nah, mulai saat ini, Anda harus mempertimbangkan jika terlanjur mengonsumsi rokok elektrik. Lakukan investasi yang memadai untuk kesehatan Anda sekarang dan di masa depan. Tinggalkan konsumsi apapun yang meragukan secara ilmiah oleh para saintis.