Museum Al Quran Raksasa Menjadi Wisata Religi Terfavorit di Bulan Ramadhan

Bulan Ramdhan sudah identik dengan wisata religi. Wisata ini mampu memberikan ilmu bermanfaat bagi warga yang sedang menjalan puasa sebulan penuh. Di Palembang, Sumatera Selatan ada Museum Al Quran Al Akbar yang terletak di Jalan Moh Amin, Gandus, Kota Palembang. Seperti bulan ramadhan tahun sebelumnya, bulan ramadhan tahun ini juga sama, yakni tempat wisata yang satu ini tidak pernah sepi dari pengunjung.
Biasanya pengunjung yang datang ke sini ingin mengisi waktu menunggu azan magrib atau yang dikenal dengan ngabuburit. Mereka yang datang ada yang asik berfoto dengan Al Quran raksasa ini. Namun ada juga yang ingin membacanya, namun saat membaca pengunjung harus naik satu per satu lantai yang telah disiapkan. Karena Alquran ini memiliki tinggi hingga 15 meter dan lebar 8 meter. Ada lima lantai di dalam Alquran ini, setiap lantainya berisi 3 juz. Bagi mereka yang baru menginjakan kakinya di Museum Al Aquran Al Akbar ini terpanah dengan begitu besarnya Al Quran di museum ini.
Dijelaskan Asri, juru kunci Alquran Al Akbar, pembuatan Alquran ini menghabiskan 45 kubik kayu tembesu. Dalam setiap lembar ayat suci Alquran, memiliki tinggi 177 cm dan lebar 40 cm dengan berat 50 kilogram.
“Ada 316 lembar kayu tembesu yang diukir. Semuanya lengkap sampai 30 juz,” kata Asri
Pembuatan Al Quran ini bukan dari timur tengah namun merupakan hasil karya anak bangsa yakni murni dari karya anak Palembang. Ada 27 orang yang bersama-sama mengerjakan Al Quran tersebut. Dalam pengerjaan mereka ditemani oleh Sofwatillah Mohzaib, yang merupakan hafis Alquran serta anggota DPR RI. Sofwatillah selalu mengawasi setiap lembar pengukiran surat-surat yang terdapat dalam Al Quran tersebut.
Setelah selesai diukir menggunakan kertas karton, Alquran dikemudian dicek terlebih dahulu, jika sudah dipastikan benar. Barulah dicetak menggunakan kertas minyak dan ditempelkan ke kayu tembesu, sehingga langsung diukir menggunakan pahat.
Proses rampungnya pengerjaan Alquran ini hingga 8 tahun lamanya. Selain terkendala biaya, proses ketelitian pembuatannya juga memakan waktu yang tidak sedikit.
“Tahun 2002 dibuat dan selesai 2009. Biaya yang dihabiskan, mencapai Rp1,5 miliar,” ujar Asri.
Sejak dibuka sebagai tempat wisata religi pada 2010 lalu, banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegara datang untuk melihat Alquran raksasa tersebut yang telah dinobatkan sebagai Alquran terbesar dan terberat di dunia oleh Museum Rekor Indonesia.
Para pengunjung tidak dikenakan patokan harga untuk memasuki lokasi. Tapi ada celengan besar untuk menampung infaq pengunjung yang diperntukan bagi anak yatim piatu.
“Hanya sebatas mencatat saja, yang datang dari mana. Tidak ada dikenakan biaya pengunjung. Kita cuma siapkan celengan untuk infaq, uang ini akan disalurkan untuk anak yatim,” ujarnya.
Selama bulan Ramadan, setidaknya ada 300 hingga 500 anak pesantren serta yatim piatu berbuka bersama di Alquran Al Akbar. Sembari menunggu buka puasa, mereka juga membaca Alquran.