Pasar Seken Aviari Bakal Jadi Ikon Pariwisata Batam
Kota Batam terkenal dengan julukan sebagai surganya belanja. Barang-barang di Batam terkenal relatif murah dan variatif. salah satunya yang paling terkenal adalah Pasar Aviari, yang merupakan kawasan perbelanjaan barang second. Untuk mengembalikan kejayaan Pasar Aviari, Pemerintah Kota Batam dalam waktu dekat akan menata ulang pasar seken Aviari dan kembali menjadikannya Ikon Pariwisata Kota Batam.
“Ini kita lakukan untuk mendukung program Pemerintah Kota (Pemkot) Batam yang terus mencari peluang untuk mendatangkan wisman sebanyak mungkin ke Batam, termasuk dengan daya tarik pasar ini,” kata Camat Batuaji Fridkalter.
Pasar seken Aviari, lanjut Fridtalker akan ditata ulang dan fokus pada rencana pembangunan taman di sekeliling pasar. Sehingga bangunan liar yang saat ini menjamur di sekeliling pasar itu akan ditertibkan. Kawasan itu akan dipercantik dengan taman nantinya.
”Program ini untuk menghidupkan sektor pariwisata. Jadi Batuaji pasar seken itulah yang mau ditata agar jadi ikonnya Pariwisata Kota Batam. Kalau itu terwujud tentu akan baik bagi kita semua,” kata Fridkalter.
Rencana Pemkot Batam ini disambut baik Kementerian Pariwisata. Dengan penataan ulang itu, pasar Seken Aviari menjadi bersih dan indah akan menjadi salah satu tambahan atraksi menarik buat daya tarik wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Batam.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti mencontohkan Batam perlu benchmarking terhadap Thailand, yang mampu menghidupkan Pasar Chatuchak, pasar tradisional nya menjadi destinasi wisata yang untuk belanja murah
”Chatuchak atau ‘Jatujak’, adalah pasar terbesar di dunia. Pasar ini diperkirakan dikunjungi sekitar 400 ribu orang setiap weekend-nya, yang memang hanya buka pada Sabtu dan Ahad yang dimulai sekitar pukul 8 pagi-6 sore.
Pasar yang dikenal sebagai JJ Market, memiliki lebih dari 8.000 kios yang terbagi di 27 area. Paling tidak ada 9 jenis barang yang dijual di Chatuchak Market, yaitu makanan minuman, makanan kering, keramik, buku, pakaian, barang antik, home decoration, tanaman, dan binatang dan saat ini menjadi tempat tujuan yang mesti dikunjungi (must-visit-place) oleh para turis yang datang ke Bangkok.
“Ini yang perlu kita contoh dan coba kita implementasikan untuk Pasar Seken Aviari yang ada di Kota Batam,” kata dia.
Pasar seken Aviari memang sudah dikenal masyarakat sebagai tempat menjual barang seken (bekas) seperti, tas, sepatu, baju, celana, jaket dan lainnya. Sepatu seken salah satu yang paling banyak diminati masyarakat. Kualitas sepatu ini tidak kalah dengan kualitas sepatu baru.
Dulunya Pasar seken Aviari hanya berupa kompleks ruko-ruko kosong Pertokoan Cipta Prima yang sepi pengunjung. Bahkan di beberapa blok dijadikan sarang burung walet. Namun secara perlahan terlebih dalam 8 tahun terakhir kompleks rumah toko ini mulai ramai dan dibanjiri pembeli dari berbagai wilayah di Batam bahkan luar pulau.
Apa yang menarik warga Batam dari berburu barang-barang seken ini ditempat ini? Yang pertama tentu saja harga. Kedua adalah kualitas barang. Bagi yang benar-benar menginginkan suatu barang dan tidak mempunyai uang yang cukup untuk membeli baru, maka pasar Aviari adalah solusinya.
Pun yang menginginkan barang-barang branded berkualitas seperti pakaian dan perlengkapan rumah tangga second, juga gadget dan beberapa barang elektronik lainnya yang disupply dari negara Malaysia dan Singapura ini.
”Ini yang harus kita pertahankan dan kita kembangkan. Pasar bersih dan indah, tentu akan membuat wisatawan juga betah berlama lama mencari barang yang diinginkannya,” kata dia.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakanpenataan Pasar seken Aviari ini menjadi sangat strategis bagi pengembangan pariwisata di kota Batam, sehingga benar benar menjadi surga wisata berbelanja. Dia mengatakan shopping dan kuliner adalah 45 persen dan 60 persen portofolio pariwisata.
“Pariwisata itu 60 persen culture, 35 persen nature, 5 persen manmade. Dari 60 persen yang culture itu, 45 persen-nya diborong oleh Shopping and kuliner,” kata Arief. Sumber Kemenpar