Peluang usaha ternak sapi potong

0

Sapi-Potong

Peternakan merupakan sektor usaha yang menjanjikan. Hal tersebut terungkap saat acara Berita Resmi Statistik yang diadakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Bali belum lama ini. Panusunan Siregar, Kepala BPS Provinsi Bali, mengatakan ongkos usaha sektor mulai dari pertanian, peternakan dan kesehatan hewan sangat tinggi terutama pada pengadaan biaya produksinya. Namun di Bali usaha peternakan sangat menjanjikan, tak heran banyak orang yang mencoba usaha peternakan tersebut. Contohnya usaha peternakan sapi potong, total biaya produksinya mencapai Rp2,2 juta/ekor/tahun.

Sebagian besar biaya tersebut digunakan untuk pakan Rp1,1 juta/ekor/tahun dan biaya pekerja Rp1 juta/ekor/tahun. Selain itu, biaya untuk pemeliharaan kesehatan dan lain-lain sebesar Rp26.000/ekor/tahun dan Rp58.000/ekor/tahun. Dari total rumah tangga usaha sapi potong, 69,98% mengusahakan 1 hingga 2 ekor. Sebesar 60,94% bertujuan untuk pengembangbiakan dan 81,78% mengusahakan dengan cara dikandangkan. Berdasarkan intensitas penjualan, sebanyak 82,76% rumah tangga usaha sapi potong menjual ternaknya secara tidak rutin dan 55,75% diantaranya menjual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tambah Panusunan.

Untuk hal pertama anda persiapkan adalah kandangnya. Secara umum, kandang memiliki dua tipe, yaitu individu dan kelompok. Pada kandang individu, setiap sapi menempati tempatnya sendiri berukuran 2,5 X 1,5 m. Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat, karena tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas, sehingga energi yang diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup pokok dan produksi daging tidak hilang karena banyak bergerak. Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu periode penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi memerlukan tempat yang lebih luas daripada kandang individu.

Kelemahan tipe kandang ini yaitu terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh daripada yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan. Penelitian menunjukkan bahwa penggemukan dengan mengandalkan pakan berupa hijauan saja, kurang memberikan hasil yang optimal dan membutuhkan waktu yang lama. Salah satu cara mempercepat penggemukan adalah dengan pakan kombinasi antara hijauan dan konsentrat. Konsentrat yang digunakan adalah ampas bir, ampas tahu, ampas tebu, bekatul, kulit biji kedelai, kulit nenas dan buatan pabrik pakan. Konsentrat diberikan lebih dahulu untuk memberi pakan mikrobia rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk rumen, mikrobia rumen telah siap dan aktif mencerna hijauan.

Kebutuhan pakan (dalam berat kering) tiap ekor adalah 2,5% berat badannya. Hijauan yang digunakan adalah jerami padi, daun tebu, daun jagung, alang-alang dan rumput-rumputan liar sebagai pakan berkualitas rendah dan rumput gajah, setaria kolonjono sebagai pakan berkualitas tinggi. Penentuan kualitas pakan tersebut berdasarkan tinggi rendahnya kandungan nutrisi (zat pakan) dan kadar serat kasar. Pakan hijauan yang berkualitas rendah mengandung serat kasar tinggi yang sifatnya sukar dicerna karena terdapat lignin yang sukar larut oleh enzim pencernaan. Sapi membutuhkan pakan yang sehat dan seimbang, setiap harinya sapi membutuhkan pakan sekitar 10% dari bobot badannya serta ditambah dengan pakan tambahan sekitar 1-2% dari bobot badan. Pakan tambahan berupa bekatul atau dedak halus, ampas tahu, gaplek, bungkil kelapa yang diberikan bersamaan dengan pakan rumput. Selain itu, Anda bisa menambahkan larutan mineral berupa garam dapur dan kapus. Campuran pakan sapi dengan jumlah dan takaran tertentu biasa disebut ransum.

Kotoran sapi sebaiknya cepat dibersihkan dan segera dipindahkan ke tempat lain untuk memudahkan proses fermentasi yang membutuhkan waktu ± 1-2 minggu. Selama itu kotoran sapi bisa dijadikan sebagai pupuk kandang. Usahakan kondisi kandang sapi tidak tertutup dan pastikan terjadi sirkulasi udara yang baik di dalamnya. Sediakan air minum yang bersih untuk sapi sepanjang waktu. Tempatkan wadah khusus untuk minum sapi di luar kandang, namun masih bisa dijangkau oleh sapi. Sebaiknya tempat pakan dan tempat air lebih tinggi supaya tidak diinjak-injak oleh kaki sapi. (arf)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *