Pemeringkatan dan Penjaminan Mutu Internal Jadi Kunci Bangun Reputasi Perguruan Tinggi

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Kemendikbudristek, Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, M.Sc., menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya reputasi dalam dunia pendidikan tinggi. Hal tersebut disampaikan, saat menjadi pembicara kunci dalam Diskusi Kepemimpinan bertema “Managing Reputation through Quality Education for Sustainability” yang diselenggarakan oleh LLDIKTI III di Auditorium Kampus I Untar.
Ia menjelaskan untuk membangun reputasi, perguruan tinggi harus mampu mengukur kinerjanya, melalui Lembaga pemeringkat yang kredibel agar dapat dijadikan acuan.
“Reputasi sangat penting, apalagi bagi kita di dunia pendidikan tinggi. Kita harus terus membangun dan memperkuat performa perguruan tinggi agar mudah dikenali,” ujar Prof. Haris
Prof. Haris menilai peringkat dunia tersebut sudah merepresentasikan kinerja perguruan tinggi dengan baik. Namun, Prof. Haris mengakui bahwa ada pro dan kontra mengenai perlu atau tidaknya mengikuti peringkat tersebut,.

Menurutnya, jika perguruan tinggi tidak ikut serta dalam peringkat tersebut, mereka akan semakin tidak dikenal.
“Dengan menggunakan peringkat dunia tersebut, kinerja perguruan tinggi dapat terepresentasi dengan baik,” tutur Prof. Haris.
Prof. Haris menambahkan banyak manfaat mengikuti pemeringkatan, salah satunya akan terjalin dengan mudah kerja sama dengan stakeholder, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Sementara itu, Kepala LLDikti III, Prof. Dr. Toni Toharudin, S.Si., M.Sc., menekankan pentingnya transformasi pendidikan tinggi sebagai salah satu strategi utama dalam agenda pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
“Transformasi pendidikan tinggi saat ini merupakan salah satu strategi dari agenda pembangunan SDM yang berkualitas,” ujar Prof. Toni dalam sambutannya.

Ia menjelaskan bahwa terdapat tiga arah kebijakan utama yang menjadi fokus LLDikti, yaitu peningkatan kualitas lulusan, peningkatan kualitas kurikulum, dan peningkatan kualitas tenaga pendidik.
Menurutnya dengan mendorong tiga arah kebijakan tersebut, pendidikan tinggi di wilayah 3 dapat terakselerasi dengan cepat. Prioritas LLDikti III yakni mendorong perbaikan sistem penjaminan mutu internal di PTS.
“Sayangnya, banyak perguruan tinggi swasta (PTS) yang masih belum terakreditasi. Ini mungkin karena sistem penjaminan mutu internalnya tidak berjalan dengan baik,” ungkapnya.
“Prioritas kami adalah sistem penjaminan mutu internal yang harus kuat, sehingga proses akselerasi kualitasnya akan semakin cepat,” tambahnya.
Rektor Untar Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan, M.T., M.M., I.P.U., ASEAN Eng. mengatakan diskusi ini,i memberikan kesempatan bagi perguruan tinggi yang sudah eksis untuk berbagi pengalaman dan cerita suksesnya. Selain itu, kehadiran narasumber seperti Dirjen Diktiristek dan direktur eksekutif menambah nilai lebih dalam diskusi ini.

Menurut Prof. Agustinus, penting untuk meramu berbagai ide dan strategi menjadi satu kesatuan yang dapat membangun keunggulan dan reputasi perguruan tinggi. “Kalau tidak ada reputasi, tidak dikenal masyarakat, tentu ini menjadi masalah,” ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa dengan adanya sekitar 5 juta mahasiswa di PTS, kualitas dan keberlanjutan pendidikan mereka harus diperhatikan, terutama setelah lulus.. Prof. Agustinus juga menyoroti masalah sosial dan keberlanjutan PTS, termasuk tantangan dalam mencari pendanaan.
“Reputasi dan pendanaan saling berkaitan; reputasi yang baik membantu mendapatkan pendanaan, dan pendanaan yang cukup membantu membangun reputasi,” tambahnya.
Ia menekankan bahwa manajemen yang terintegrasi diperlukan untuk mencapai kedua tujuan tersebut secara bersamaan. “Kalau salah satunya hilang, pasti akan menjadi masalah dalam pengelolaan perguruan tinggi swasta,” tutup Prof. Agustinus.

Leadership Talks merupakan inisiatif LLDikti III berupa diskusi kepemimpinan perguruan tinggi. Sebelumnya, 1st Leadership Talks diselenggarakan di LSPR Institute of Communication & Business.
Acara turut dimeriahkan dengan penampilan Tari Pendet oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Padmanagara dan penampilan bernyanyi oleh mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Untar.