Pemerintah Perkuat Upaya Penanganan Mpox, Fokus pada Vaksinasi dan Teknologi Deteksi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin Rapat Terbatas mengenai Penanganan Mpox di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (27/08/2024). Dalam rapat tersebut, Presiden menegaskan pentingnya kewaspadaan yang tinggi terhadap peningkatan kasus cacar monyet (mpox) yang saat ini tengah menjadi perhatian.
“Saya menekankan perlunya kehati-hatian ekstra dalam menghadapi potensi penyebaran Mpox yang mungkin semakin meluas,” tegas Presiden Jokowi saat menyampaikan kata pengantar.
Ia menginstruksikan agar seluruh pintu masuk internasional mendapatkan pengawasan ketat untuk mencegah masuknya virus mpox ke Indonesia.
Presiden juga meminta Kementerian Kesehatan bersama lembaga terkait untuk segera menyusun dan menerapkan langkah-langkah pencegahan.
“Kita harus belajar dari pengalaman pandemi COVID-19 yang lalu. Oleh karena itu, saya meminta agar protokol kesehatan terkait Mpox disusun dengan cepat dan disebarluaskan secara luas kepada masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu usai menjalani rapat terbatas, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan Pemerintah sedang memperkuat langkah-langkah penanganan virus Mpox.
Menkes Budi mengungkapkan bahwa pemerintah akan mengaktifkan kembali sistem electronic surveilance card, mirip dengan aplikasi PeduliLindungi yang sebelumnya digunakan. “Orang yang datang dari luar negeri akan diminta mengisi formulir elektronik dan diberikan QR code. Berdasarkan warna QR code tersebut, kita bisa menentukan langkah selanjutnya, apakah perlu pemeriksaan lebih lanjut atau tidak,” jelas Budi.
Untuk mendukung deteksi dan penanganan, pemerintah telah menyiapkan mesin PCR yang berlokasi di Jakarta dan Bali.
“Mesin PCR ini akan mempercepat proses pemeriksaan dengan hasil yang keluar dalam waktu 30-40 menit. Jika ditemukan kasus yang dicurigai, kita bisa langsung melakukan tindakan isolasi dan perawatan dengan obat anti-viralnya,” tambah Budi.
Pemerintah juga telah mengamankan 1.000 dosis vaksin Mpox sejak tahun 2022 sebagai respons terhadap status Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.
“Saat ini, kita masih memiliki 40 dosis yang akan dikirim ke Bali untuk petugas berisiko tinggi. Selain itu, kami memesan tambahan 1.600 dosis dari Denmark yang diharapkan tiba minggu ini,” jelasnya.
Dalam hal fasilitas pengobatan, Menkes memastikan bahwa rumah sakit di Jakarta dan Bali sudah siap dengan fasilitas dan obat-obatan yang diperlukan.
“Semua rumah sakit di Jakarta dan Bali sudah siap dengan obat-obatan yang diperlukan. Berdasarkan pengalaman, pasien yang terjangkit varian 2b ini bisa sembuh dengan pengobatan yang tepat,” ungkapnya.
Budi juga menyampaikan pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai penularan Mpox. “Mpox varian 2b yang ada di Indonesia memiliki fatalitas rendah, sekitar 0,1 persen, jauh lebih rendah dibandingkan dengan varian di Afrika yang mencapai 10 persen. Penularan virus ini juga hanya melalui kontak fisik, sehingga tidak perlu khawatir berlebihan,” tambahnya.
Hingga saat ini, Indonesia mencatat 88 kasus positif Mpox, dengan 73 kasus terjadi pada tahun 2023 dan 14 kasus pada tahun 2024. Penularan dilaporkan terutama terjadi di Jawa dan Kepulauan Riau, dengan 11 suspek yang telah dites PCR semuanya dinyatakan negatif.