Peringati Hari Sumpah Pemuda, Dharma Wanita Persatuan Beijing Kenalkan Filosofi Batik Indonesia
Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Beijing, dengan dukungan dari KBRI Beijing, sukses menyelenggarakan acara ASEAN Ladies Circle (ALC) bertajuk “A Journey into Indonesia’s Batik Philosophy.” Acara yang berlangsung di Wisma Duta Besar ini dihadiri oleh para istri Dubes, diplomat, dan perwakilan dari negara-negara ASEAN, serta tamu undangan dari berbagai kedutaan besar lainnya.
Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mendalami Batik Indonesia sebagai salah satu warisan budaya dunia yang telah diakui oleh UNESCO sejak 2 Oktober 2009. Dengan kehangatan dan akrab, Ketua DWP KBRI Beijing, Ibu Sih Elsiwi Handayani Oratmangun, membuka acara ini, didampingi oleh Dubes Djauhari Oratmangun dan beberapa staf KBRI lainnya.
“Batik bukan sekadar kain, tetapi juga karya seni yang merefleksikan sejarah, nilai, dan filosofi bangsa Indonesia,” jelas Ibu Wiwik Oratmangun.
Melalui tema “A Journey into Indonesia’s Batik Philosophy,” para tamu diajak untuk memahami makna di balik motif-motif Batik yang kaya, seperti motif Kawung yang melambangkan kesucian, motif Mega Mendung yang mengajarkan ketenangan, hingga motif Parang yang mencerminkan perjuangan dan keberanian. Untuk mendukung pemahaman ini, panitia menayangkan video tentang proses pembuatan Batik, yang memperlihatkan keindahan dan kompleksitas teknik batik tulis menggunakan alat tradisional seperti canting.
Acara juga diwarnai dengan pagelaran busana Batik yang menampilkan berbagai motif khas Indonesia, diadakan oleh anggota Beijing Indonesia Group (BIG), komunitas masyarakat Indonesia di Beijing. Para model mengenakan busana dengan motif Buketan yang melambangkan cinta, serta motif Garuda yang merepresentasikan kekuatan dan keberanian.
Tak hanya itu, anak-anak Indonesia di Beijing turut memeriahkan acara dengan penampilan alat musik tradisional angklung dan tarian Poco-Poco, yang berhasil menciptakan suasana penuh kebersamaan dan kegembiraan.
ALC ini menjadi momen penting untuk memperkuat hubungan antarnegara ASEAN melalui budaya. Para tamu dari kedutaan besar negara-negara ASEAN dan sahabat lainnya diberikan pengalaman langsung tentang budaya Indonesia, sekaligus kesempatan untuk berbagi cerita dan budaya masing-masing. Kegiatan ini bukan hanya sekadar perkenalan budaya, tetapi juga sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman dan hubungan antarnegara di kawasan.
Sebagai penutup, acara ini diakhiri dengan jamuan makanan khas Indonesia, yang disiapkan oleh tim KBRI Beijing. Menu yang disajikan antara lain lumpia, dadar gulung, pecel, laksa Medan, serta hidangan penutup seperti bubur sumsum, cara bikang, lapis sagu, dan wedang jahe. Semua hidangan ini menambah kemeriahan suasana, memanjakan lidah para pengunjung dengan cita rasa otentik Indonesia.
Sebagai souvenir, setiap pengunjung menerima goodie bags berisi produk-produk Indonesia yang populer di pasar Tiongkok, seperti Santan Kara, Wafer Nabati, Mie Aceh, serta majalah RICH KBRI Beijing dan bingkisan khusus berupa kain Batik.
Dengan acara ini, DWP dan KBRI Beijing berkomitmen untuk terus mempromosikan dan melestarikan warisan budaya Batik di kancah internasional, serta memperkuat persahabatan antarnegara ASEAN di Tiongkok. Melalui pesona dan karakteristik budaya Indonesia yang beragam, diharapkan acara seperti ini akan meningkatkan pemahaman dan keterlibatan publik Tiongkok dengan nilai-nilai budaya Indonesia.