Pertarungan Tiga Srikandi di Pilgub Jawa Timur 2024: Khofifah, Risma, dan Luluk
Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Jatim) 2024 semakin memanas dengan kehadiran tiga kandidat perempuan yang akan berlaga merebut kursi gubernur dan pilgub tahun ini menjadi pilgub pertama kali yang semuanya para cagubnya diisi oleh srikandi-srikandi Indonesia. Ketiga calon tersebut adalah Khofifah Indar Parawansa, Tri Rismaharini, dan Luluk Nur Hamidah. Pertarungan ini menarik perhatian publik, mengingat latar belakang dan profil masing-masing kandidat yang beragam.
Putusan terbaru dari Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai pelonggaran syarat ambang batas pencalonan memberikan ruang bagi lebih banyak partai politik untuk memasukkan kandidat mereka dalam Pilkada 2024. Di Jawa Timur, fenomena ini terlihat jelas dengan munculnya tiga Srikandi yang akan memperebutkan posisi tertinggi di provinsi tersebut.
Khofifah Indar Parawansa, yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Jatim periode 2019-2024, kembali mencalonkan diri bersama Emil Dardak sebagai wakil gubernur. Pasangan ini diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, yang merupakan koalisi besar yang terdiri dari 15 partai politik. Dukungan luas ini menjadikan Khofifah-Emil sebagai salah satu kandidat yang kuat dalam kontestasi kali ini.
Khofifah, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Sosial, memiliki rekam jejak yang kuat dan telah dikenal luas di kalangan masyarakat Jawa Timur. Elektabilitasnya juga menunjukkan angka yang tinggi. Berdasarkan survei Litbang Kompas pada Juni 2024, Khofifah unggul dengan tingkat dukungan mencapai 26,8 persen.
PDI Perjuangan (PDIP) memutuskan untuk mengajukan Tri Rismaharini, Menteri Sosial saat ini dan mantan Wali Kota Surabaya, sebagai calon gubernur. Risma dikenal karena kepemimpinannya yang inovatif selama dua periode di Surabaya. Untuk pasangan wakil gubernur, PDIP belum secara resmi mengumumkan nama, namun foto yang beredar menunjukkan bahwa Risma kemungkinan akan dipasangkan dengan Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans), kader Golkar yang juga merupakan anak dari pengasuh Pondok Pesantren Queen Al Azhar Darul Ulum di Jombang.
Risma memiliki elektabilitas yang cukup kuat, dengan angka mencapai 13,6 persen dalam survei Litbang Kompas pada Juni 2024. Gus Hans, yang sebelumnya merupakan tim sukses Khofifah pada Pilkada 2018, dianggap sebagai pasangan yang dapat membawa keseimbangan antara nasionalis dan religius dalam pilgub kali ini.
Luluk Nur Hamidah, seorang anggota DPR RI dan kader PKB, bersama Lukmanul Hakim, merupakan pasangan yang diusung oleh PKB. Luluk menarik perhatian publik dengan pernyataannya mengenai brutalitas Pemilu 2024, yang ia sebut sebagai yang paling keras sejak reformasi. Pernyataan ini menegaskan ketegasan Luluk dalam menyikapi dinamika politik saat ini.
Selain itu, Luluk juga terlibat dalam penyelidikan kuota haji 2024 sebagai anggota Panitia Khusus (Pansus) Haji, yang menunjukkan komitmennya terhadap transparansi dan akuntabilitas. Namun, dalam survei terbaru, nama Luluk belum mencuat dengan angka yang signifikan, menjadikannya satu-satunya kandidat yang tidak terdaftar dalam survei elektabilitas Litbang Kompas.
Dengan tiga kandidat perempuan yang berkompetisi, Pilgub Jatim 2024 menawarkan pertarungan yang penuh warna dan beragam perspektif. Khofifah dengan dukungan koalisi besar, Risma dengan pengalaman luas dan pasangan Gus Hans yang berkarakter religius, serta Luluk dengan suara kritis dan keterlibatannya dalam isu-isu penting, semuanya menawarkan alternatif yang menarik bagi pemilih.
Pilihan publik akan sangat menentukan hasil akhir dari Pilkada ini. Faktor-faktor seperti rekam jejak, visi masa depan, dan kemampuan dalam menyikapi isu-isu strategis akan menjadi kunci dalam menentukan siapa yang akan memimpin Jawa Timur untuk lima tahun ke depan. Dengan persaingan yang ketat, semua mata akan tertuju pada hasil akhir dan bagaimana setiap kandidat mampu meyakinkan pemilih dalam waktu yang tersisa sebelum hari pemilihan.