Presiden Minta Kapolri Tindak Tegas Penyebar Hoax Dari Pintu ke Pintu

0
Harlah-PPP-1

Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak bosan-bosannya menyeruhkan masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan, apalagi tinggal hitungan bulan lagi akan di gelar pemilihan umum, pemilihan legislatif dan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Karena itu, Presiden meminta masyarakat untuk tidak mudah termakan informasi yang belum dapat dibuktikan kebenarannya atau hoax.

“Gara-gara hoaks, gara-gara fitnah, gara-gara ghibah, gara-gara kabar-kabar bohong yang sekarang ini tidak hanya muncul di media sosial tetapi sudah muncul dari pintu-ke pintu, dari rumah ke rumah. Hati-hati masalah ini,” kata Presiden saat memberikan sambutan pada Peringatan Hari Lahir ke-46 Partai Persatuan Pembangunan (PPP), di Ecovention Ocean Ecopark, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Kamis sore (28/2/2019).

Presiden menyebut saat ini penyebaran hoax sudah dilakukan secara berani dari pintu ke pintu. Mereka sepertinya tidak mempedulikan kerukunanan yang terjalin di masyarakat, justru lebih mementingkan retaknya persatuan. Karena itu, masyarakat jangan mudah tergoda dan selalu mengkedepankan kerukunan dan persatuan.

“Ini bukan barang sepele, hati-hati. Sehingga tegas saya sampaikan kepada Kapolri, tindakan hukum tegas harus diberikan pada siapapun yang mengganggu persatuan bangsa kita dengan cara-cara menyebar hoaks dari pintu ke pintu dari media sosial. Tegas, harus tegas,” tegas Presiden.

Presiden merasa perlu menyampaikan hal itu, karena ini semakin mendekati 17 April kelihatannya kalau kita enggak tegas, enggak merespon ini akan semakin merebak dimana-mana.                                                   
Sebelumnya pada awal sambutannya Presiden Jokowi mengingatkan, bahwa kita memiliki 714 suku yang berbeda-beda agama, adat, tradisi, budaya, bahasa daerah. Beda-beda semuanya. Karena itu, betapa sangat berbahayanya yang namanya konflik

Presiden tidak ingin bangsa ini seperti negara lain yang berkonflik, bahkan durasi konfliknya sangat panjang dan masih dirasakan saat ini. Presiden mencontohkan Presiden Ashraf Ghani yang negerinya terus dilanda konflik meski hanya memiliki 7 suku. “Beliau menyampaikan kepada saya, hati-hati konflik yang namanya antar suku itu segera selesaikan, segera rampungkan, dan segera padamkan. Apalagi konflik yang menyangkut agama, jangan tunggu waktu sedetikpun. Segera rampungkan dan selesaikan,” ungkapnya.

Presiden Afghanistan itu, menurut Presiden Jokowi, sangat respect kepada negara Indonesia yang memiliki 714 suku, 260 juta penduduk, hidup di 17.000 pulau. “Beliau sangat-sangat takjub betul. Bagaimana masyarakat yang beragam ini bisa bersatu, bisa rukun, bisa merasa sebagai saudara dan setanah air,” ujarnya.

Presiden menegaskan, inilah tugas besar kita dalam menjaga, dalam merawat persatuan, merawat kerukunan, merawat persaudaraan kita, merawat ukhuwah kita, merawat ukuwah islamiyah kita, merawat ukhuwah wathaniyah kita. “Tugas besar kita ada di sana,” tegasnya.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain K.H. Maimoen Zubair, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Ketua Umum DPP PPP Romahurmuzy.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *