PSMTI Anugerahkan Penghargaan bagi Pendiri dan Pengabdi Selama 25 Tahun: Wujud Apresiasi atas Dedikasi Tanpa Batas

Dalam suasana penuh kehangatan dan kebanggaan, Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) memberikan penghargaan istimewa kepada para pendiri dan pengurus yang telah mengabdi lebih dari dua dekade. Momen bersejarah ini menjadi bagian dari rangkaian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XXI dan peringatan HUT ke-27 PSMTI yang digelar pada 23–25 Oktober 2025 di Kota Batu, Malang, Jawa Timur.
Penganugerahan ini tidak hanya menjadi seremoni simbolis, melainkan bentuk penghormatan mendalam terhadap jasa dan keteladanan para tokoh yang meletakkan dasar kuat bagi perjalanan panjang organisasi sosial masyarakat Tionghoa terbesar di Indonesia tersebut.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PSMTI, Wilianto Tanta, menegaskan bahwa penghargaan ini merupakan ekspresi terima kasih seluruh keluarga besar PSMTI atas pengorbanan, konsistensi, dan semangat kebangsaan yang diwariskan oleh para pendiri sejak masa-masa sulit awal reformasi 1998.
“Para pendiri inilah yang menjadi fondasi kokoh berdirinya PSMTI hingga sekarang. Mereka berjuang bukan sekadar untuk komunitas Tionghoa, tetapi untuk kemanusiaan, persaudaraan, dan Indonesia yang lebih bersatu,” tutur Wilianto.

Sebagai bentuk penghormatan tertinggi, PSMTI Award 1998 diberikan kepada 11 tokoh perintis yang telah membuka jalan bagi berdirinya organisasi ini, berikut nama-nama yang menerima penghargaan:
- Brigjen TNI (Purn) Tedy Jusuf
- Dr. (HC) Layto Wijaya
- Ernawati Sugondo, S.Sos
- Drs. Eddy Sadeli, SH
- Kamil Setiadi
- Drs. Hendra Suryana
- Yenny Thamrin
- Ir. Suyapto Tandyawasesa
- I.G. Hertanto T. Surya, SH
- Teddy Sugianto
- Budiman
Mereka dikenang sebagai pelopor yang memperjuangkan kesetaraan warga keturunan Tionghoa dan memperkuat semangat nasionalisme di tengah masa transisi demokrasi Indonesia.

Selain penghargaan bagi para pendiri, PSMTI juga memberikan Award Pengabdian 25 Tahun kepada para pengurus yang telah dengan setia berkontribusi sejak akhir 1990-an. Mereka adalah pribadi-pribadi yang telah mengabdikan waktu, tenaga, dan pikiran demi menjaga semangat organisasi tetap hidup dan berkembang di seluruh Indonesia.
Penerima Award Pengabdian 25 Tahun
Sugeng Prananto, Soehendro Gautama, Justina Kasman, Himawan Gautama, Johnny Situwanda, Lo Luliana Lukyto, Steven Sumiyanto Darto, Amantius Wihardjo, Anda Hakim, Jauw Mo Yan, Abdul Alex Sulistio, Delvina Piododa, Frans Heming Wang, Oei Iming Wijaya, Tirtahadi Sendjaja, Ardy Susanto, Teguh Prayetno, Erdy Sudharmono, Aswen S. Utomo, Tenggono C. Phoa, Sri Suryadi Handjaja, dan Saiman Sutanto.
Penerima Award Pengabdian 20 Tahun
Eddy Hussy, Peng Suyoto, Ishak Montolalu, Karya Elly, dan Tidarta Bagong Trikadibusana.

Mereka adalah saksi hidup perjalanan panjang PSMTI — dari organisasi yang tumbuh di tengah perjuangan pascareformasi hingga menjadi wadah solid bagi solidaritas sosial lintas daerah dan lintas budaya.
Upacara penganugerahan berlangsung dengan khidmat dan haru. Sejumlah peserta Rakernas tampak meneteskan air mata saat nama-nama tokoh pendiri dan pengabdi senior disebutkan satu per satu. Apresiasi tersebut menjadi simbol rasa kekeluargaan yang telah mengakar kuat dalam tubuh PSMTI selama hampir tiga dekade.
“Kita semua berdiri di atas kerja keras mereka. Semangat pengabdian inilah yang harus kita lanjutkan. PSMTI bukan hanya organisasi, tapi keluarga besar yang mencintai Indonesia,” ujar salah satu pengurus senior yang turut hadir.
Acara ini menjadi momentum refleksi bagi seluruh anggota untuk terus menumbuhkan rasa cinta tanah air dan memperkokoh peran masyarakat Tionghoa dalam pembangunan nasional.
Dengan semangat “Jiwa Merah Putih, Indonesia Emas 2045”, penghargaan ini menegaskan bahwa keberadaan PSMTI tidak hanya sebatas wadah sosial, melainkan juga penjaga nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan yang diwariskan lintas generasi.

