PSMTI Jakarta Barat Ukir Sejarah, Bentuk Pengurus di 8 Kecamatan Sekaligus

0
IMG_0238

Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Jakarta Barat  mencatatkan sejarah baru dalam perjalanannya dengan membentuk kepengurusan di seluruh kecamatan yang berada di wilayah administratif Jakarta Barat. Hal ini ditandai melalui pelaksanaan Musyawarah Kecamatan PSMTI Jakarta Barat yang digelar di Office Tower B, Lantai 8, Mega Glodok Kemayoran, Jakarta Pusat pada Minggu (13/4/2025).

Delapan kecamatan yang kini resmi memiliki struktur pengurus PSMTI meliputi: Cengkareng, Kalideres, Tambora, Grogol Petamburan, Kebon Jeruk, Kembangan, Taman Sari, dan Palmerah. Pembentukan ini menjadi tonggak sejarah penting, karena untuk pertama kalinya PSMTI Provinsi DKI Jakarta memiliki pengurus lengkap hingga tingkat kecamatan yang berada di wilayah Jakarta Barat.

Hadir pada acara ini, Ketua PSMTI Jakarta Barat Hokiky Hosea bersama jajaran pengurus, Dewan Kehormatan PSMTI Jakbar Liauw Amung; Dewan Penyantun PSMTI Jakbar Lusiana Ng dan Dewan Penasehat PSMTI Pusat Ricky Suharlim

Musyawarah Kecamatan  dimulai dengan mengheningkan cipta untuk mendiang Murdaya Poo, yang wafat pada 7 April 2025. Mengheningkan cipta ini menjadi pengingat akan dedikasi dan jasa besar almarhum dalam memperjuangkan kesetaraan, kebangsaan, dan keadilan sosial bagi semua warga negara, tanpa memandang ras, suku, atau etnis.

Setelah mengheningkan cipta, acara dilanjutkan  dengan pemaparan tentang kehadiran PSMTI. Sejak didirikan pada 28 September 1998, PSMTI  telah menjadi salah satu organisasi masyarakat yang paling aktif dalam memperjuangkan hak-hak, peran sosial, dan pelestarian budaya komunitas Tionghoa di Indonesia. Lebih dari sekadar paguyuban, PSMTI telah menjelma menjadi simbol semangat kebangsaan, gotong royong, dan pengabdian lintas generasi.

Dengan visinya,  PSMTI mengusung semangat inklusif, mempertegas posisi warga Tionghoa sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Organisasi ini berkomitmen mendorong setiap anggotanya agar turut serta dalam pembangunan nasional dan memantapkan jati diri sebagai salah satu suku bangsa yang ada dalam keluarga besar Indonesia.

Setelah pemaparan tentang PSMTI, dilangsungkan pemilihan Ketua PSMTI di tingkat kecamatan. Proses dipilihnya Ketua Kecamatan berdasar hasil rembuk sesama anggota PSMTI per Kecamatan. Para Ketua yang terpilih ini, diberi waktu oleh pengurus PSMTI Jakarta Barat untuk membentuk paling cepat satu bulan dan paling lambat tiga bulan.

Ketua PSMTI Jakarta Barat Hokiky Hosea, menyampaikan harapan besarnya agar struktur organisasi baru ini dapat bekerja secara efektif dan membawa dampak positif yang luas bagi masyarakat Tionghoa dan umum di wilayah tersebut.

Hokiky menyebut bahwa pembentukan pengurus tingkat kecamatan ini menjadi langkah awal penting untuk memperluas jangkauan, meningkatkan kolaborasi internal, dan memperkenalkan PSMTI ke berbagai lapisan masyarakat yang belum mengenal organisasi ini secara utuh.

“Dengan terpilihnya delapan kecamatan Jakarta Barat, kita harapkan selanjutnya bisa sinergi dan bekerja sama antara provinsi, kotamadya dan kecamatan. Yang kita harapin bisa kerja sama yang baik lah,” ungkap Hokiky

Dengan adanya kepengurusan ini, Hokiky berharap tidak hanya program kerja yang bisa dijalankan lebih efektif, tetapi juga citra PSMTI sebagai organisasi kebangsaan dan sosial bisa semakin dikenal.

Lebih lanjut, Hokiky menekankan pentingnya sosialisasi dan pendekatan langsung kepada masyarakat, khususnya warga keturunan Tionghoa, untuk bergabung dan aktif dalam organisasi. Menurutnya, masih banyak warga yang belum mengenal atau memahami apa itu PSMTI dan apa saja perannya dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

“Kita harus sosialisasi juga ya untuk menjaring anggota baru di setiap kecamatan. Sosialisasi, pendekatan. Mereka juga banyak yang tidak tahu apakah itu PSMTI. Masih banyak yang belum tahu gitu. Nah itu wajib kita untuk sosialisasi,” ujarnya.

Panitia Pembentukan Kecamatan Lay Yang Moy yang akrab disapa Ci Mei   menegaskan bahwa pembentukan pengurus PSMTI di 8 kecamatan ini  merupakan bagian untuk menjangkau masyarakat suku Tionghoa  untuk  lebih dekat dengan PSMTI

Ci Mei menjelaskan bahwa inisiasi pembentukan pengurus kecamatan dimulai dari sebuah pameran besar yang digelar PSMTI Jakarta Barat. Melalui pameran itu, antusiasme masyarakat Tionghoa yang ingin bergabung semakin terlihat.

“Kami mengadakan pameran, di mana di pameran tersebut banyak sekali anggota-anggota yang tergabung menjadi anggota PSMTI. Dari sanalah kami mencetuskan untuk terbentuk kecamatan supaya PSMTI ini mudah menjangkau masyarakat-masyarakat sampai terbawah,” tuturnya.

Jakarta Barat sebagai salah satu wilayah administratif terbesar di ibu kota tentu memiliki tantangan tersendiri dalam menjangkau setiap lapisan masyarakat. Oleh karena itu, keberadaan pengurus kecamatan dinilai sangat strategis.

“Karena besarnya luas dari Jakarta Barat itu harus ditunjang oleh kecamatan-kecamatan, dan mungkin nanti akan lahir kelurahan-kelurahan,” ujar Ci Mei

 “Kami butuh sekali adanya pengurus kecamatan yang lebih menjangkau dan dekat dengan masyarakat,” sambungnya.Ci Mei berharap agar keberhasilan Jakarta Barat menjadi pemantik bagi daerah lain, khususnya kota-kota di Provinsi DKI Jakarta maupun wilayah lain di Indonesia, untuk turut membentuk pengurus kecamatan.

“Harapannya, kota-kota lain yang ada di DKI Jakarta ikut bergerak membentuk kecamatan. Dan kalau bisa seluruh Indonesia, kota-kotanya membentuk kecamatan,” ungkapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *