Pulau Penyengat, Menyengat dengan Keindahannya
Pulau penyengat atau Pulau Penyengat Inderasakti adalah sebuah pulau kecil yang terletak di Kepulauan Riau dan terdapat pula objek wisata religi yang terkenal yakni Masjid Raya Sultan Riau. Pulau kecil ini berjarak kurang lebih 6 km dari kota Tanjung Pinang, ibukota dari propinsi Kepulauan Riau dan berjarak lebih kurang 35 km dari pulau Batam. Luas Pulau Penyengat hanya sekitar 240 hektar, untuk bisa menuju ke Pulau Penyengat dari Pelabuhan Sri Bintan Pura, Kota Tanjung Pinang dengan menggunakan perahu bot atau lebih dikenal bot pompong dan waktu yang dibutuhkan cukup singkat, hanya sekitar 15 menit saja, dengan ongkos cukup terjangkau. Pulau Penyengat juga merupakan salah satu obyek wisata andalan di Kepulauan Riau, salah satu objek yang bisa kita lihat adalah masjid yang dibangun pada massa Engku Putri Raja Hamidah ini, beliau merupakan istri Sultan Mahmudsyah, penguasa Riau.
Pada awalnya, Masjid Raya Sultan Riau ini hanya berlantai batu bata dengan menara yang tingginya kurang dari 6 meter. Lalu, masjid ini diperbaiki dan diperbesar oleh Yang Dipertuan Muda Raja Abdurrahman. Masjid ini dibangun secara gotong royong oleh masyarakat hingga ke kawasan Riau Lingga untuk membantu bahan bangunan dan makanan. Bahkan konon kabarnya warna tembok bangunan Masjid Raya Sultan Riau tersebut dibuat memakai kuning telur. Hebatnya lagi, Masjid Raya Sultan Riau ini ditetapkan sebagai masjid pertama yang memakai kubah pada atapnya.
Masjid Raya Sultan Riau ini memiliki luas 54×32 meter, dengan luas bangunan 29×19 meter, ketebalan dindingnya mencapai 50 cm, sehingga menjadikan Masjid Raya Sultan Riau ini sangat kokoh dan menjadi satu-satunya peninggalan Kerajaan Riau Lingga yang tersisa. Masjid yang didominasi dengan warna kuning yang sangat mencolok telah menjadi bangunan yang bisa langsung terlihat dari dermaga panjang dan Pelabuhan Sri Bintan Pura di Kota Tanjung Pinang. Masjid Raya Sultan Riau ini memiliki tiga belas kubah dan empat menara masjid berujung runcing setinggi hampir 19 meter.
Jika jumlah kubah dan menara dijumlahkan, maka 17 adalah penunjuk bilangan rakaat shalat dalam satu hari. Di pintu masuk Masjid Raya Sultan Riau ini, terdapat Al Quran yang ditulis oleh Abdurrahman pada tahun 1867 M, dikisahkan Beliau ini adalah putra Riau yang belajar di Istambul Turki dan Al Quran tersebut ditulis olehnya ketika mengajar agama Islam di Pulau Penyengat, Riau.
Selain masjid ada juga makam raja-raja , yakni Raja J’afar dan kantor Raja Ali Marhum yang berada di tengah-tengah pulau Penyengat dan tak lupa mengunjungi balai adat khas melayu. Pulau Penyengat adalah pulau kecil berjarak sekira 2 km di seberang Tanjung Pinang, ibu kota Provinsi Kepulauan Riau. Pada abad ke-18 pulau ini merupakan lokasi pemerintahan Kesultanan Johor-Riau dengan istana perpaduan arsitektur Jawa dan Belanda dan kini tengah direnovasi setelah sempat terbengkalai selama 80 tahun.
Untuk sedikit bersantai, Anda bisa berkunjung melihat-lihat Balai Adat yang berarsitektur Melayu. Balai Adat ini berfungsi sebagai pusat kegiatan masyarakat Pulau Penyengat mulai dari musyawarah hingga penyelenggaraan hajatan pernikahan. Berikutnya Anda bisa melanjutkan untuk melihat gedung yang dahulu digunakan sebagai tempat penyimpanan persenjataan dan benteng pertahanan di Bukit Kursi.