Sumatera Barat Ajukan 3 Objek Wisata ke UNESCO

Bertujuan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumatera Barat, maka Sumatera Barat resmi mengajukan tiga objek wisatanya ke UNESCO.
“Kami secara resmi sudah mengusulkan tiga objek wisata di Padang kepada Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) saat pertemuan Organisasi Kota Pusaka Dunia atau Organization of World Heritage Cities (OWHC) di Bali pada 7 sampai 10 Agustus 2016,” jelas Wali Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, M. Ramlan Nurmatias, pada hari Rabu (24/8).
Tiga objek wisata di Padang tersebut adalah Jam Gadang, Benteng Fort de Kock dan Lobang Jepang. Menurutnya, ketiga objek wisata tersebut mengandung nilai sejarah cukup besar hingga sekiranya dapat dimasukkan sebagai bagian dari warisan pusaka dunia.
“Setiap objek wisata memiliki sejarah masing-masing dan sangat bernilai, dengan begitu peninggalan sejarah tersebut dapat dipertahankan,” ujar Walikota Bukittinggi ini menambahkan.
Untuk Jam Gadang yang dibangun pada 1925 merupakan hadiah dari Ratu Belanda Wihelmina untuk Sekretaris Kota Bukittinggi saat itu, Rook Maker. Jam Gadang sekarang sudah menjadi salah satu landmark Kota Bukittinggi yang mampu menarik wisatawan domestik maupun mancanegara untuk datang ke sana.
Kemudian ada pula Fort de Kock yang merupakan salah satu basis pertahanan Belanda pada masa Perang Paderi melawan Tuanku Imam Bonjol di sekitaran tahun 1821 hingga 1837. Sekarang benteng inipun menjadi salah satu tujuan wisata populer di Sumatera Barat.
Terakhir adalah Lobang Jepang merupakan terowongan bawah tanah yang menjadi tempat berlindung tentara Jepang saat Perang Asia Timur Raya pada 1941 sampai 1945.
“Kami melihat ketiganya kuat dengan nilai sejarah, kami telah sampaikan usulan tersebut dalam pertemuan itu. Di pertemuan tersebut membahas isu strategis terkait budaya, sejarah, pameran lukisan dan budaya,” tutupnya