Sumbawa, Harta Tersembunyi di Antara Pulau Nan Cantik
Bersih, Elok, Sehat, Aman, Rapi itulah moto pulau Sumbawa di Nusa Tenggara Barat. Tidak dapat disangkal lagi pulau yang letaknya di sebelah timur pulau Lombok itu menjalani motonya dengan sepenuh hati. Sumbawa dikenal akan pantai berpasir putih dan ombaknya. Memang Sumbawa belum seterkenal Lombok, namun disaat yang sama, itu membuat pulau ini bak harta tersembunyi di antara pulau-pulau cantik NTB. Pulau dengan luas 14.386 km2 ini ini dibatasi oleh Selat Alas di sebelah barat, Selat Sape di sebelah timur, serta Laut Flores di sebelah utara. Ia berbatasan langsung dengan pulau Komodo dan Lombok. Kota terbesarnya adalah Bima, yang berada di bagian timur pulau ini. Masyarakat setempat mayoritas memeluk agama Islam namun masih memegang teguh ajaran leluhur mereka.
Menurut catatan Nagarakretagama dari abad beberapa kerajaan berada di Sumbawa; Dompu, Bima, Sape dan Sang Hyang Api. Pulau Sumbawa dikenal di perdagangan Hindia Timur akan madu, kuda, kayu secang untuk memproduksi pewarna merah, dan cendana yang digunakan untuk dupa dan obat-obatan. Pada abad ke-18, Belanda memperkenalkan perkebunan kopi di lereng barat Gunung Tambora, sehingga menciptakan kopi varian Tambora. Gunung Tambora merupakan puncak tertinggi di wilayah Sumbawa. Gunung yang masih aktif ini berketinggian 2.851 meter dari permukaan laut. Ia terakhir meledak pada tahun tahun 1815.
Mendaki Gunung Tambora adalah pengalaman tersendiri. Anda bisa melihat keindahan kawah raksasa yang berdiameter lebih dari diameter 7 km dan kedalaman 1,2 km . Kawah ini juga merupakan kawah terluas , dan terdalam di dunia.. Pendakian Gunung Tambora dimulai dari Desa Pancasila, jalur ini merupakan jalur paling umum dilewati oleh para pendaki. Surfer berpengelaman dari seluruh dunia datang ke pantai desa Maluk untuk menaklukan dinding ombak yang terkenal. Jika Anda bukan surfer pun Anda tetap bisa menikmati hamparan pasir putih dan terumbu karang yang memukau. Selain itu, pantai Lakey Hu’u dan di Timor Sumbawa adalah dua destinasi favorit bagi peselancar.
Untuk wisata sejarah Anda bisa mengunjungi Museum Kesultanan Bima Asi Mbojo. Museum ini merupakan bekas istana Kesultanan Bima. Bangunannya merupakan perpaduan antara arsitektur Mbojo dan Belanda. Koleksi Museum Asi Mbojo terdiri atas benda-benda geolgi, flora dan fauna, serta benda-benda yang berhubungan dengan upacara kehamilan, kelahiran, perkawinan, dan kematian. Di samping itu, terdapat pula pusaka milik kesultanan yang terbuat dari emas dan perak yang terdiri atas alat-alat upacara, senjata, peralatan makan, mahkota, dan perhiasan untuk penari.
Anda dapat menaiki kapal feri dari Pelabuhan Karangasem, Bali untuk mencapai Pelabuhan Lembar di Pulau Lombok. Dari jalur udara terdapat Bandara Internasional Lombok di Praya menghubungkan Lombok dengan kota-kota besar di Indonesia. Dari Mataram Anda bisa menggunakan pesawat capung dengan jam keberangkatan yang kurang pasti atau menumpang travel dari Bandara selama kurang lebih 6 jam darat dan 2 jam feri. Travel ini berkisar sekitar 100 ribu rupiah per orang. Anda juga bisa menyewa taksi dari pusat kota Mataram untuk menuju Pelabuhan Kayangan.
Cara paling irit adalah menggunakan bus Damri dari airport menuju daerah Sweta. Dari sini Anda melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkutan umum yang biasa disebut Engkel dengan tujuan Pelabuhan Kayangan, Lombok. Lalu menaiki feri tujuan Pelabuhan Pototano Sumbawa. Tarif bis Damri sekitar 19 ribu, sedang engkel dikenai tarif 20 ribu. Salah satu makanan khas Sumbawa adalah sup sepat. Sup ini terdiri dari terung, kacang panjang, dan asam. Biasanya sup menjadi teman makan ikan bakar disajikan bersama sambal jeruk munte. Jeruk munte merupakan jeruk khas Sumbawa. Bentuknya mirip dengan jeruk purut hanya saja wanginya agak berbeda. Selain itu ada pula rarit, daging sapi yang diiris tipis kecil, lalu digoreng kering dengan asam dan perasan jeruk munte. (arf)