Tampil Penuh Semangat, Finalis Putra Putri Pariwisata Nusantara 2023 Tunjukan Bakat dalam Acara Talent Show
Seluruh finalis Putra Putri Pariwisata Nusantara menunjukkan bakat masing-masing pada karantina kedua. Pada tahun ini, karantina diadakan di Redtop Hotel & Convention Center mulai 24-30 Juli 2023.
Para finalis tampak antusias menampilkan bakat masing-masing dengan memakai pakaian dan aksesori pendukung. Salah satu finalis Tito Marselino perwakilan Sumatera Barat membawakan tarian randai bacurito.
“Kisah yang saya ambil itu bagaimana seorang lelaki yang diduakan oleh calon istrinya dan disitu saya membuat dua karakter. Sebelah kanan itu dari anak mudanya, dan sebelah kiri adalah orang tua. Orang tua itu digambarkan mamak dari si anak muda itu. Mamak itu saudara dari kakak laki-lakinya. Nah jadi disitulah mamak itu menasehatkan bahwa anak muda itu jangan berputus asa dalam mencari jodoh, jika jodoh itu belum tepat atau ada halangan berarti belum jodoh kita. Karena jodoh, rezeki, maut itu sudah diatur oleh Allah SWT, maka kita harus menerimanya,” ucap Tito.
Pria yang mempunyai hobi berenang dan jalan-jalan ini, menceritakan bahwa sejak dulu ia terjun di bidang teater yang ada di Sumatera Barat. Selain itu, Tito juga pernah meraih juara satu tingkat Kota Bukit Randai sampai ke Provinsi dengan membawakan tari Randai.
“Kalau untuk tari sendiri saya otodidak, bagaimana saya mempunyai suatu pageant dan mengajarkan koreo-koreo kepada adik-adik yang saya bina. Saya selipkan bagaimana adat dan budaya juga,” tutur Tito.
Prestasinya tidak hanya itu saja, Tito mempunyai organisasi Duta Remaja Provinsi Riau dan organisasi Duta Remaja Kreatif Indonesia yang bergerak di bidang ekonomi kreatif.
“Saya mengumpulkan remaja-remaja untuk bisa mendapatkan income terhadap dirinya, mendalami membuat suatu karya, dan menyalurkan bakat-bakat mereka dari 18 ekonomi kreatif untuk menunjang pariwisata. Organisasi ini sudah saya buat selama delapan tahun dari 2017 sampai sekarang,” kata Tito.
Sementara itu, finalis perwakilan Banten M Juharno membacakan puisi berjudul Jadi Apa Lagi karya Mustofa Bisri. Menurutnya, karya sastra merupakan budaya yang harus dilestarikan, khususnya karya sastra berbentuk puisi.
“Saya memilih judul tersebut karena mengandung unsur-unsur yang harus kita lakukan terkait dengan persaudaraan yang kita bangun dan kritikan kepada pemerintah terhadap budaya yang ada di Indonesia,” kata Juharno.
Pria kelahiran 5 Desember 2003 ini merupakan seorang mahasiswa semester empat di Universitas Islam Nusantara, Bandung. Kepada tim El John Media, ia bercerita bahwa ia mempunyai hobi menulis dan membaca buku. Juharno telah menerbitkan empat buku dan sudah ada di toko buku maupun e-commerce.
Juharno menceritakan, pada buku pertama telah terbit tahun 2021, buku kedua tahun 2022, dan buku ketiga serta keempat tahun 2023. Untuk buku terbaru yang ia tulis berjudul Bukan Manusia Tanda Tanya.
“Bukan Manusia Tanda Tanya sekarang sedang saya gencarkan karena di sana saya mengutip sekaligus membahas pariwisata dan budaya yang ada di Indonesia, termasuk dengan penggunaan agama yang selama ini kita selalu kekang, selalu dianggap sebagai hal yang kaku dalam beragama. Maka saya hadir untuk memberikan penjelasan terkait agama yang harus kita lakukan secara linier atau merangkul segalanya,” jelas Juharno.
Adapun finalis perwakilan Papua Selatan Petronela Suryaninsi Owandity menampilkan drama tarian bersama pasangannya, Rezky Padatu. Mereka menari di depan para juri dan seluruh finalis dengan luwes dan penuh semangat.
“Menceritakan suku Asmat yang kesehariannya itu mencari makan karena itu merupakan salah satu tarian yang masih sangat tradisional. Kemudian suku Asmat juga terkenal dengan budayanya yang masih sangat asli dan juga ukiran-ukiran dari patungnya. Jadi suku Asmat biasanya mengukir patung yang menggambarkan diri mereka,” kata perempuan yang akrab disapa Ninsi. Perempuan kelahiran 21 Juni 2003 ini, merupakan mahasiswi dari Akademik Keperawatan Merauke.
Adapun finalis lain perwakilan Sumatera Utara Hilda Karolina memperkenalkan tarian Sinanggar Tulo. Perempuan kelahiran 22 Februari 2004 ini, menceritakan bahwa ia berlatih selama satu bulan untuk penampilannya. Tentunya hal ini tidak lepas dari dukungan keluarganya sehingga Hilda bisa menjadi finalis Putra Putri Pariwisata Nusantara 2023.
“Keluarga sangat mendukung dan membuktikan bahwa saya pasti bisa. Orang tua mengajarkan dan peduli tentang presentasi saya, bagaimana kemampuan berbicara saya, bahkan setiap hari harus menunjukkan bakat saya untuk melihat prosesnya sudah sejauh mana,” jelas Hilda.
Selain mempunyai bakat menari, Hilda juga ikut modeling, menjadi presenter maupun MC. Kini, ia masih berkuliah dengan mengambil program studi Farmasi Klinis di Universitas Prima Indonesia.