Tanpa Henti, Solo Suguhkan Pesta Tari 24 Jam
Setiap 29 April, masyarakat dunia riuh dalam selebrasi perayaan Hari Tari Dunia. Di Indonesia, tepatnya di Kota Solo, selebrasi Hari Tari Dunia dengan Solo 24 Jam Menari sejak 2007 lalu sukses menjadi acuan di sejumlah kota di Tanah Air. Solo kembali menyita perhatian lantaran 28-29 April 2016 yang bertepatan dengan Hari Tari Dunia, ada 6.000 penari ambil bagian pada Pesta Tari 24 jam di sana.
Sementara satu grup tari asal Tiongkok dan tiga grup tari Malaysia juga tak mau ketinggalan. Kesenian beda negara itu akan tampil memperlihatkan kreasinya di sejumlah lokasi antara lain sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dari bundaran Gladag hingga Kantor Balaikota Surakarta, kawasan kampus ISI Surakarta, SMK Negeri 8, dan sejumlah mal.
Beragam konsep telah dikembangkan penyelenggara kegiatan dari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Solo untuk membuat perhelatan tahunan ini makin bernilai. Khusus untuk edisi 2016, sekitar 6.000 penari akan tampil dengan mengusung tema besar “Menyemai Rasa Semesta Raga”.
Maestro tari yang terdiri dari Ponity asal Banyuwangi, Jawa Timur, dan Ida Bagus Oka Wajana dari Bali, Samsuri, dosen tari ISI Solo dan Mujosetyo pemain Wayang Orang Barata Jakarta yang bakal menari selama 24 jam, akan membagikan spirit keempuan kepada penari generasi muda untuk melestarikan tarian berbasis tradisional.
“Senior tari tradisional bisa diteladani generasi muda. Mereka masih bertahan menjadi penari meskipun sudah tidak menari. Semangat mereka melestarikan tari tradisional itu yang bisa menjadi bekal regenerasi tari dari akar tradisi,” terang Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, Sri Rochana, Kamis (21/4).
Selain menyuguhkan sarasehan regenerasi tari tradisi, Sri Rochana mengutarakan gelaran ini bakal disemarakkan dengan Seminar Internasional yang menampilkan pembicara Prof Tiantong Zhan dari Tiongkok, Prof Shahanum Mohd dari Malaysia, Narumol Thammapruksa dari Thailand dan Wahyu Santoso Prabowo dari ISI Solo.
Menpar Arief Yahya mengapresiasi event budaya yang spektakuler yang digagas dan dijalankan di Solo ini. Salah satu kekuatan atraksi Solo dalam pariwisata adalah culture. Event menari 24 jam ini akan memperkuat positioning Solo sebagai salah satu pusat kebudayaan Jawa. “Selamat atas pelaksanaan tarian massal di Solo. Di Hari Tari Dunia, Solo tampil kegiatan tarian yang akan mendunia,” ungkap Menpar Arief Yahya.