Teluk Triton, Pesona Senja dan Lukisan Prasejarah di Tebing Karang

0

triton

Lautan teduh dipadu langit berwarna jingga terpendar dari Matahari, gumpalan awan di sekitarnya turut bersolek dihiasi warna kekuningan. Satu-satunya transportasi yang tersedia untuk menjumput Teluk Triton adalah melalui jalur laut. Belum ada kapal wisata reguler sehingga Anda harus menyewa speedboat dari Pelabuhan Kaimana, biayanya sekira Rp4,5 juta per hari. Senja yang begitu sempurna di tengah garis cakrwala Teluk Triton, Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat. Teluk Triton merupakan surga yang cantik untuk melihat kemegahan Mentari terbenam meninggalkan Kaimana dengan segenap kesibukannya.

Jauh lebih indah daripada itu, terdapat sekira 959 jenis ikan dan 471 jenis karang yang hidup di dalam bawah laut Teluk Triton. Pergilah ke kawasan pegunungan di Maimai untuk melihat budaya yang tak kalah menarik. Gambar-gambar kuno dari zaman prasejarah merupakan suatu harta yang tak ternilai di sini. Di dinding tebing karang sepanjang 1 kilometer terdapat lukisan kuno berupa telapak tangan, tengkorak dan binatang. Uniknya, semua itu sulit dijangkau dengan tangan telanjang karena terletak di langit-langit tebing. Bentuk lukisan yang dibuat dari bahan pewarnaa alami itu pun masih tampak jelas hingga sekarang.

Lukisan kuno dan senja spektakuler merupakan secuil pengalaman menarik di Teluk Triton. Perjalanan Anda masih ditantang hingga ke Kampung Lobo. Temukanlah atraksi mamalia paus bryde yang sedang menari-nari di tengah lautan, sesekali menyemburkan air ke udara dari lubang punggungnya. Paus yang tergolong mungil ini merasakan kehangatan perairan tropis Triton yang menenangkan. Paus-paus di sini hidup harmonis dengan masyarakat Teluk Triton. Nelayan tidak memburunya, melainkan menganggapnya sebagai penyelamat bahkan keluarga. Tidak heran jika mamalia sepanjang 12 meter ini tak segan menampakkan diri dan bermain-main di sekitar perahu para nelayan.

Masih di Kampung Lobo, Anda juga bisa menyaksikan jejak peninggalan Hindia Belanda berupa benteng Fort du Bus yang dibangun pada 1828. Berdirinya benteng menandai kelahiran koloni Hindia Belanda di tanah Papua. Ketika itu, Hindia Belanda bersedia mengangkat tiga penduduk pribumi untuk mengepalai tiga daerah, mereka adalah Raja Namatota, Raja Lokajihia yaitu Kasa, dan Lutu (orang terpandang di Lobo, Mewara dan Sendawan). Teluk Triton terkenal dengan jenis karang lunaknya atau yang disebut soft coral sehingga penggemar diving dan snorkeling wajib menjajalnya. Titik menyelamnya antara lain di sekitar Temintoi dan Selat Iris.

Banyaknya jenis ikan di sini juga sangat cocok sebagai arena memancing. Sempatkanlah menjelajah Pulau Umbrom yang terkenal dengan pasir putihnya, maupun Pulau Kelelawar yang menjadi tempat tinggal ribuan hewan nokturnal tersebut. Puas menyelam dan menelusuri eloknya pantai-pantai di Teluk Trinton, jangan lewatkan senja yang tak terlupakan. Matahari terbenam di sini sangat dramatis jika cuaca sedang bersahabat.

Kawasan di Teluk Triton terdapat 959 jenis ikan karang dan 471 jenis karang di mana 16 dari mereka adalah spesies baru. Keindahan karang lunak adalah pemandanganan air alami di Teluk Triton. Serta dengan mudah menemukan Bryde’s paus mencari makanan. Gambar kuno dari jaman pra-sejarah di sisi gunung menunjukkan telapak tangan dan binatang di Maimai adalah keindahan budaya yang semenarik dunia bawah laut di Teluk ini. elihat gambar kuno dari jaman pra-sejarah di sisi dinding gunung sepanjang 1 Km di Maimai, Bryde’s paus di Lobo, dan menyelam atau snorkeling di dekat Temintoi, Selat Iris, masih dalam Teluk Triton. Anda hanya dapat melakukan perjalanan sekitar melalui laut. (arf)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *