Tidur yang baik bagi anda
Tidur merupakan salah satu kegiaatan yang dibutuhkan oleh manusia, aik dari batita hingga lansia. Tidur dapat juga dikatakan sebagai kebutuhan poko bagi setiap manusia karena seluruh tubuh membutuhkan waktu untuk istirahat agar pada besok ketika anda kan beraktivitas anda akan terasa lebih segar dan bertenaga. Kebutuhan tidur atau istirahat manusia berbeda tergantung usia. Banyak peneliti telah merumuskan waktu tidur yang baik melalui berbagai studi. Dalam dua tahun belakangan ini, 18 ilmuwan melakukan penelitian lebih dari 300 studi untuk menemukan rekomendasi waktu tidur. Sebagaimana dikutip dari Torontosun, Rabu (4/2/2015), perbaruan yang telah dibuat termasuk tambahan waktu tidur pada anak, termasuk anak prasekolah, anak usia sekolah, dan remaja. Para ahli juga membagi waktu tidur untuk dewasa menjadi dua, yaitu kelompok usia 18-25 tahun dan 65 tahun ke atas. Tapi tahukah anda berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk tidur dan kapan waktu terbaik bagi anda untuk tidur. Ini ada beberapa kita agar anda mendapatkan tidur yang bermanfaat.
Tidur selama delapan jam setiap hari atau hampir setiap hari, sudah lama diangggap sebagai rentang waktu tidur yang ideal sebagai waktu yang diperlukan oleh tubuh manusia. Tetapi penelitian baru mengatakan, bila tidur selama itu jika dilakukan setiap hari atau hampir setiap hari, justru lebih dapat mempersingkat masa hidup. Sebuah studi yang dilakukan atas lebih dari satu juta orang yang tidur delapan jam atau lebih dalam sehari menunjukkan mereka meninggal di usia yang lebih muda dari rekan-rekan mereka yang tidur jam lebih sedikit.Dalam masyarakat yang ingin serba cepat seperti sekarang ini, tidur selama 6 – 7 jam itu mungkin kedengarannya sudah cukup. Padahal, itu adalah resep untuk mengalami gangguan tidur yang kronis.
Meski kebutuhan akan tidur itu sangat bervariasi dari orang ke orang, namun orang dewasa yang sehat umumnya membutuhkan tidur antara 7,5 sampai 9 jam per malam, agar bisa berfungsi maksimal. Anak-anak dan para remaja, bahkan perlu tidur lebih lama. Dan meski mungkin kebutuhan tidur akan berkurang seiring usia, namun orang-orang dewasa masih perlu tidur minimal 7,5 sampai 8 jam per malam. Karena orang dewasa seringkali mempunyai masalah untuk tidur selama ini saat malam, tidur disiang hari bisa membantu mengisi kekurangan tersebut. Profesor Jim Horne dari Sleep Research Centre di University of Loughborough mengatakan bahwa mereka yang berpendapat tidur lama, itu tidak benar. Kami dapat mengkonfirmasi bahwa tidur enam atau tujuh jam sehari sudah cukup lama. Rentang waktu atau jam tidur yang dibutuhkan oleh tubuh adalah jika Anda dalam kondisi terjaga lalu merasa ingin untuk tidur di siang hari.
Nah itu waktu yang anda dapat gunakan ketika anda tidur tapi perlu juga untuk anda ketahui beberapa masalah yang disebabkan oleh kekurang waktu tidur anda. Kekurangan tidur dapat mempengaruhi kerja otak. Sebuah studi di UCSD Sekolah Obat-obatan dan Sistem Pengobatan Maju di San Diego, dengan menggunakan teknologi imaging gelombang magnetis untuk memantau kerja otak dalam keadaan kurang tidur, menunjukkan bahwa otak bagian cortex frontal menunjukkan aktifitas yang lebih banyak.
Meskipun demikian, kinerja memori menurun sangat drastis pada kondisi ini. Penelitian pada hewan dalam keadaan kurang tidur juga menunjukkan penigkatan dalam produksi hormon stress, yang bisa saja menghambat regenerasi sel pada otak prang dewasa. Beberapa kejadian serangan syaraf yang berdampak kematian terjadi karena sang korban kurang atau bahkan tidak pernah tidur malam.
Pada tahun 2009, peneliti dari Amerika dan Perancis menemukkan bahwa peristiwa otak yang disebut sharp wave ripples berfungsi dalam menguatkan memori pada otak. Peristiwa ini juga mentransfer informasi dari hipokampus ke neokorteks di otak, dimana kenangan jangka panjang disimpan. Sharp wave ripples kebanyakan terjadi pada saat tidur. Rasa gelisah setiap malam pasti akan terus menghantui para penggemar begadang yang memiliki kualitas tidur buruk; reaksi tubuh pun bisa menurun. Yang lebih kronis lagi, perasaaan bahagia tidak akan menghampiri hidup mereka yang kurang tidur.
Joyce Walsleben, PhD menyebutkan bahwa tidur dan suasana hati diatur oleh zat kimia otak yang sama. Hal ini dapat meningkatkan risiko pengembangan depresi, tapi mungkin hanya bagi mereka yang sudah rentan terhadap penyakit. Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur bisa mengganggu kadar gula darah dan menyebabkan tubuh memproduksi sedikit leptin, hormon pengendali nafsu makan, dan menghasilkan lebih banyak ghrelin (kebalikan dari leptin).
Karena faktor perubahan biologis ini, tak heran jika masih merasa lapar meski baru saja makan yang banyak.Orang yang sedang dalam kelelahan, biasanya lebih suka mengonsumsi gula dan karbohidrat sederhana. Akibatnya, tubuh selalu menagih karbohidrat karena gula darah turun dengan cepat dan perut selalu terasa lapar. Kurang tidur bisa melenyapkan hormon yang mengatur nafsu makan. Akibatnya, keinginan menyantap makanan berlemak dan tinggi karbohidrat akan meningkat. Sehingga menyebabkan orang yang gemar begadang akan terus menginginkan asupan kalori tinggi.