Tim Manggala Agni Diterjunkan Pantau Titik Panas di Sejumlah Daerah

Pantauan titik panas/hotspotoleh satelit NOAA19, TERRA AQUA baik NASA maupun LAPAN masih menunjukkan adanya hotspot di beberapa wilayah seperti di Kalimantan, Sulawesi, dan sebagian kecil di Nusa Tenggara, Jawa, dan Papua.
Dalam siaran persnya yang diterima Redaksi EL JOHN News disebutkan hasil pemantauan Posko Pengendalian kebakaran hutan dan lahan, Satelit NOAA untuk periode tanggal 1 Januari – 6 September 2017 menunjukkan total hotspot 1.747 titik. Terdapat penurunan sebanyak 713 titik (28,98%) dibandingkan periode yang sama tahun 2016 sebanyak 2.460 titik.
Sedangkan berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) Confidence Level ≥80% mencatat terdapat 1.033 titik panas, terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 2.075 titik (66,76%) dibanding tahun 2016 yang mencapai 3.108 titik.
Hotspot atau titik panas merupakan indikator kebakaran hutan/lahan berupa titik koordinat lokasi yang diduga terjadi kebakaran hutan dan lahan. Hotspot tidak selalu berarti kebakaran hutan dan lahan. Jika terjadi hotspot di suatu lokasi, maka kemungkinan di tempat tersebut terdapat kebakaran hutan atau lahan namun untuk mengecek kebenarannya diperlukan verifikasi lapangan (groundcheck). Tentunya hotspot berbeda dengan firespot. Hotspot sebagai salah satu indikasi adanya kebakaran hutan dan lahan sedangkan firespot itu sudah pasti kebakaran hutan atau lahan.
Menurut Kepala Biro Hubungan Masyarakat KLHK, Djati Witjaksono Hadi, untuk menentukan suatu areal terbakar atau tidak, pendekatan hotspot atau titik panas saja tidak cukup. Hotspot ini akan tervalidasi terjadi kebakaran hutan atau lahan melaluigroundcheck yang dilakukan oleh Manggala Agni di lapangan.
“Kalau kemarin awalnya kan dari pendekatan hotspot, terus posko cek ke lapangan. Sekarang justru mengetahui areal yang sebenarnya terbakar, kita lakukan pendekatan citra satelit dengan resolusi tertentu, analisis terestrial, ground check, ketemu lahan yang sebenarnya terbakar, baik konsesi atau lahan masyarakat,” ujar Djati.
Disamping groundcheck, upaya pengendalian karhutla, mulai dari patroli rutin dan sosialisasi sebagai pencegahan, sampai dengan pemadaman, terus dilakukan Brigade Pengendalian Karhutla KLHK-Manggala Agni. Saat ini patroli terpadu oleh KLHK terus dilakukan oleh Manggala Agni bersama dengan TNI, POLRI, aparat desa, masyarakat peduli api, serta masyarakat setempat. Patroli terpadu ini akan dilaksanakan setidaknya sampai musim kering berakhir, bulan November nanti.
Manggala Agni Daops Pangkalan Bun, (Rabu, 6/9/2017) melaksanakan groundcheck di Jl. Tranlik (Makam umum desa pasir panjang), Desa Pasir Panjang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, titik koordinat S 02.74445 E 111.64070. Dari hasil groundcheck ditemukan lahan terbakar berupa ilalang dan semak belukar dan kondisi sudah padam seluas kurang lebih 0.5 Ha.
Sementara itu, hasil groundcheck oleh Manggala Agni Daops Banjar Kalimantan Selatan di wilayah Kecamatan Banjarbaru Utara, Kota Banjarbaru, ditemukan areal terbakar seluas sekitar 4 ha. Api berhasil dipadamkan setelah dilakukan pemadaman selama tiga jam.