Yuk, Berkemah Sambil Nonton Film Keindahan Danau Toba
Keindahan Danau Toba tidak ada duanya. Bagi wisatawan yang datang ke salah satu dari 10 destinasi prioritas bakal terpanah melihat Danau yang dihasilkan dari letusan maha dahsyat gunung Toba itu. Apalagi menginap sekitar Danau Toba bukan di hotel atau home stay, melainkan di tenda.
Pada tanggal 1 hingga 3 Desember 2017 akan digelar Lake Toba Film Festival (LTFF) 2017. Festival ini akan menyajikan suasana berkemah sambil nonton film dengan nuansa keindahan Danau Toba. Akan ada 1000 tenda yang didirikan dan lokasinya di pinggiran Danau Toba, Desa Parmonangan, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.
Acara yang digagar Rumah Karya Indonesia (RKI) ini akan menampilkan berbagai kegiatan antaralain malam penganugerahan. Setelah itu, workshop film, screening film atau kemah film, 1000 tenda, pentas budaya, sharing travelling dan travelling video sharing.
“Lake Toba Film Festival yang dibalut dengan Kemah Film 1000 Tenda merupakan dukungan dari teman-teman traveller di Indonesia khususnya Sumut, terhadap eksisnya keberadaan budaya leluhur sejak dahulu,” kata Ketua panitia RKI, Ojax Manalu, Senin 20 November 2017.
Ojax menjelaskan, LTFF 2017 adalah festival ini merupakan momentum untuk mengangkat film-film lokal di kancah industri film berbasis kearifan budaya masyarakat Indonesia. Isu-isu kebudayaan dengan spirit kreatifitas dan inovasi tanpa batas dapat dikembangkan dan mampu menyentuh dinamika sosial di wilayah pedesaan.
“Danau Toba dipilih dengan alasan Sumatera Utara memiliki potensi perfilman yang kaya dari sudut kebhinekaan, lingkungan, dan budaya. Lewat film festival ini diharapkan kreatifitas anak muda dari seluruh daerah di Indonesia khusuanya Sumatera Utara akan mampu mengungkapkan kondisi kekinian kearifan lokal nusantara,” jelas Ojax.
Selain itu, kata Ojax, pihaknya juga akan menampilkan Tobakustik Band. Band ini baru terbentuk pada 1 Juni 2016. Semangat yang diusung adalah melestarikan budaya serta memotivasi generasi yang sungguh berpotensi di Samosir.
“Tobakustik sudah terbukti mampu meriahkan sebuah acara. Contohnya saat mereka tampil di event Festival Pasir Putih Samosir, Batak Fiesta, horja bius, pesona budaya Batak, Jong Batak 2017 dan beberapa event lainnya,” ungkap Ojax.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi kegiatan LTFF 2017 ini. Menurutnya, event ini bisa menggali dan mengembangkan keragaman seni tradisi yang ada di Sumatera Utara dan Indonesia pada umumnya. Selain itj menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan karya seni tradisi di Sumatera Utara dan Indonesia.
“Juga merangsang minat generasi muda terhadap karya seni tradisi, membangun sinerhisitas di antara pekerja seni tradisi serta lembaga lain yang memiliki tujuan yang sama dengan lembaga, menjadikan seni tradisi sebagai salah satu industri ekonomi kreatif. Ini sejalan dengan visi dan misi pariwisata,” ujar Menpar Arief Yahya.
Menpar Arief Yahya berharap, generasi muda menciptakan agenda seni dan budaya berbasis kearifan lokal yang terencana dan sistematis. Sejauh ini aktivitas-aktivitas kesenian di Sumatera Utara belum memiliki grand design, masih bersifat musiman. “Kalender kegiatan ini membuka ruang kepada seniman di Sumatera Utara untuk mengekpresikan kreativitasnya,” tukas Menpar Arief Yahya.