Yuk, Kenali Penyebab Cacingan Pada Anak Biar Dapat Dicegah

Kesehatan anak menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh kedua orangtuanya. Jangan sampai kesehatan anak di nomor duakan hanya gara-gara kedua orang tua terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing.
Budayakan berperilaku sehat kepada anak merupakan solusi yang tepat agar anak terhindar dari penyakit. Salah satu penyakit yang biasanya menyerang anak-anak adalah penyakit cacingan.
Pada program EL JOHN Medical Forum yang ditayangkan EL JOHN TV, dr. Loysa Ladydi, Sp. A, M. Ked.Klin memberikan edukasi tentang penyakit cacingan. Program ini dipandu oleh Miss Earth Indonesia 2019 Cinthia Kusuma Rani.
Dokter Loysa mengatakan cacingan merupakan penyakit yang disebabkan karena tidak menjaga kebersihan. Bicara kebersihan itu bermacam-macam, ada kebersihan dari anak itu sendiri. oleh karenanya, biasakan anak untuk selalu berperilaku sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan
“Jadi paling banyak tuh studi penelitian data-data di Indonesia terutama di negara berkembang mendapatkan bahwa anak-anak yang tidak menjaga kebersihan terutama mereka yang punya kebiasaan tidak mau cuci tangan sebelum makan, itu ternyata resiko besar banget untuk penularan kenapa anak bisa cacingan,” terang dokter Loysa.
“Yang kedua itu karena lingkungan, jadi lingkungan yang kurang bersih seperti yang kita tau pada lingkungan-lingkungan di mana banyak rumah-rumah yang padat yang biasanya kalau kita temui ya. Dulu saya tinggal di Jakarta, banyak ya orang suka buang jamban sembarangan nah itu juga beresiko ya. Jadi tidak membuang kotoran pada tempatnya itu bisa juga menyebabkan anak mudah cacingan,” tambahnya.
Selain itu, kondisi rumah juga harus mendukung kebersihan. Jika di rumah tidak ada ventilasi dan mudah lembab, maka akan muncul resiko terkena penyakit cacingan “Jadi memang intinya kebersihan baik itu kebersihan diri, kebersihan lingkungan, kebersihan segala sesuatunya yang menjadi kebiasaan tidak baik yang kurang optimal anak akan beresiko mengalami cacingan,” tegas dokter spesialis anak ini.
Dokter Loysa menjelaskan ada berbagai macam jenis cacing yang berpotensi terdapat di dalam tubuh manusia. Namun, menurut dokter Loyasa ada lima jenis yang umumnya ditemukan pada anak-anak. Kelima jenis cacing tersebut yakni:
1. Cacing Kremi (Enterobius vermicularis)
Cacing jenis ini, disebabkan oleh cacing parasit kecil sehingga tidak memiliki ciri yang terlihat. Ini adalah jenis infeksi yang sangat umum dialami oleh anak, terutama di usia sekolah. Proses penularan parasit ini dari cacing kremi yang masuk ke dalam tubuh ketika anak menelan atau menghirup cacing kremi yang sangat kecil.
Setelah puas bermain, biasanya tanpa cuci tangan anak-anak langsung mengambil makanan.Hal tersebut membuat telur cacing yang menempel pada jari tangan dan ikut masuk ke dalam mulut.Kemudian jika sudah dewasa cacing kremi betina akan menuju ke anus untuk mengeluarkan telur.
Namun ciri-ciri dan wujud cacing kremi sangat kecil, sehingga anak dengan mudah bisa terkena cacingan. Maka, inilah penyebab kenapa banyak anak-anak yang terkena cacing kremi akan merasakan gatal-gatal di sekitar anus. Cacing pita menjadi cacing yang paling banyak ditemukan di Indonesia.
2. Cacing Gelang (Ascariasis lumbricoides)
Cacing gelang biasanya masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang telah terkontaminasi. Cacing tersebut hidup di dalam usus dan berkembang biak dengan cara mencuri nutrisi dari makanan yang dikonsumsi.
“Cacing gelang itu cukup banyak juga ada anak-anak dan dia hobinya menyerap semuanya segala sesuatu zat-zat yang penting. untuk anak-anak, zat itu penting sekali, karena anak-anak butuh zat untuk tumbuh kembang seperti zat dari vitamin A, vitamin B, zat besi dan mineral-mineral lain untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Nah si cacing gelang ini nih yang suka nya menyerap vitamin-vitamin penting. Makanya pada anak yang cacingan juga akan kekurangan gizi atau zat-zat penting lainnya yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan si ana,” ujar dokter Loysa.
3. Cacing Tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale)
Cacing tambang adalah salah satu jenis cacing parasit yang dapat menginfeksi usus manusia. Dua spesies cacing tambang, Ancylostoma duodenale dan Necator americanus, merupakan dua spesies utama yang paling sering ditemukan menginfeksi manusia.
“Hobinya cacing tambang itu yang paling bahaya adalah mengisap darah di usus. Jadi dia bisa menghisap darah kurang lebih 0,03 cc sampai 0,05 cc. Emang sedikit banget sih ya tapi itu perhari loh, nah bayangkan si cacing tambang ini hidupnya bisa bertahun-tahun jadi bayangin aja ya kalo seharinya 0,05 dikali 360 hari di kali lagi tujuh atau sepuluh tahun. Berarti kalau tidak terdeteksi bisa menyebabkan gejala yang berat ya, terutama dalam saluran pencernaan,” tutur dokter Loysa.
4. Cacing Pita (Taenia sp.)
Umumnya, anak yang terinfeksi cacing pita tidak merasakan gejala apapun karena memang gejala yang ditimbulkan sulit untuk dideteksi. Namun, bagi anak yang menderita infeksi usus akibat cacing pita, bagian kepala cacing pita akan menempel pada dinding usus.
Sementara bagian tubuhnya akan terus bertambah panjang dan memproduksi telur di dalam usus.Anak berisiko menelan cacing ini jika makan daging sapi atau babi tidak matang.
“Cacing pita ini bisa juga loh pada orang dewasa yang suka makan steak, terus kita suka makan sate karena si cacing pita ini paling banyak penularannya dari hewan ke manusia, ga mungkin dia itu dari tanah. Kalo cacing pita biasanya terdapat di makanan berupa daging seperti daging sapi atau daging babi itu banyak sekali,” terang dokter Loysa.
5. Cacing Cambuk (Trichuris trichiura)
Sekilas daur hidup cacing ini mirip dengan cacing gelang, namun larva cacing cambuk tidak melalui paru-paru. Dalam sehari seekor cacing betina menghasilkan 5.000 telur, yang keluar bersama tinja dan menjadi telur yang berisi larva di tanah yang sesuai dalam waktu 3-6 minggu.
Oi dalam usus besar, telur yang infektif menetas dan larvanya berkembang menjadi cacing dewasa, yang memasukkan kepalanya ke dalam permukaan usus besar sehingga
menimbulkan kerusakan atau luka-luka. Pada kasus infeksi ringan cacing cambuk tidak terlalu terlihat gejalanya. Namun, bila diare berlangsung terus menerus sehingga menimbulkan perdarahan usus menahun dan anemia, infeksi yang diderita akan menjadi berat.
Kadang-kadang bisa keluar pada anus. Infeksi tersebut juga menyebabkan sakit perut yang hebat, dengan gejala perut kembung, mual, dan muntah.