18+ dan Sisi Gelap Ibu Kota Lewat Film Jakarta Undercover
Jakarta memang kota yang menyimpan sejuta impian buat orang-orang dari berbagai daerah. Menjanjikan kemewahan dan kesuksesan karena peluang yang terpancar lewat tampilan yang jamak dilihat di televisi dan media massa.
Tapi, di balik kegemilangan Jakarta sebagai kota megapolitan nomor wahid di Indonesia, sisi gelap ibu kota terus mengabarkan sisi gelapnya. Sutradara Fajar Nugros menangkap fenomena ini lewat film Jakarta Undercover yang segera akan tayang bulan ini. Berangkat dari buku laris yang ditulis oleh Moamar Emka.
Sama seperti buku yang ditulis Moamar, tentu ada adegan 18+ di film ini, karena memang ceritanya tak lepas dari informasi mencengangkan tentang “kehidupan malam” ala Jakarta. Semua berkelindan menjadi benang merah yang berputar pada isu kekerasan terhadap perempuan, persoalan kaum minoritas, kemiskinan bahkan premanisme.
Sang sutradara ingin menunjukkan lewat tokoh Pras (Oka Antara), bagaimana seseorang menjalankan peran mewujudkan mimpinya. Pras yang cemerlang dalam bakat menulis dimanfaatkan oleh kantornya dengan tujuan khusus. Sesuatu yang sebenarnya tidak sesuai dengan idealismenya.
Lewat tokoh Awink yang diperankan Ganindra Bimo, seorang penari malam, pria ini menemukan banyak peristiwa yang tak pernah terbayangkan olehnya. Ada pula tokoh Yoga (Baim Wong) yang menjadi tokoh di balik bisnis beraroma syahwat di ibu kota.
Pras, lelaki dengan segenap idealismenya juga menjadi lelaki yang berbeda dengan kebanyakan lelaki lain di mata model sukses bernama Laura (Tiara Eve). Inilah yang membuat kehidupan Pras berubah sedemikian rupa dan terlibat dalam berbagai persoalan khas manusia urban.
Film yang bisa dibilang remake dari film sebelumnya yang pernah rilis 2007 lalu ini diklaim Moamar sendiri sebagai film yang berbeda. Versi baru Jakarta Undercover melibatkan bintang baru yang diproduseri orang baru pula, yakni Susanti Dewi. Sementara Grafent Pictures dan Demi Istri Production bertindak sebagai rumah produksi.