2,2 Miliar Orang di Dunia Alami Gangguan Penglihatan, Kongres APAO ke-39 Diharapkan Lahirkan Solusi

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan bahwa sekitar 2,2 miliar orang di seluruh dunia mengalami gangguan penglihatan. Pernyataannya disampaikan dalam pembukaan Kongres Asia-Pacific Academy of Ophthalmology (APAO) ke-39 yang digelar di Bali beberapa waktu lalu.
Dalam kesempatan tersebut, Menkes Budi berharap peserta kongres dapat memperoleh pengetahuan baru tentang perawatan mata untuk diterapkan di negara masing-masing, sebagai langkah dalam mengatasi masalah gangguan penglihatan secara global.
“Ada begitu banyak pengetahuan berharga yang dapat diambil dari Kongres APAO ini. Saya yakin peserta dapat membawa pulang pengetahuan, wawasan, dan pengalaman baru terkait perawatan mata,” ujar Menkes Budi.
APAO, sebagai organisasi yang memainkan peran penting dalam memajukan bidang oftalmologi di wilayah Asia-Pasifik, mengumpulkan para profesional mata dari berbagai negara untuk mempromosikan pendidikan, pelatihan, dan kolaborasi di bidang oftalmologi.
Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 2,2 miliar orang di dunia mengalami gangguan penglihatan atau kebutaan, dengan setengah dari jumlah tersebut mengalami kebutaan total. Indonesia sendiri menempati peringkat ketiga di dunia untuk jumlah penderita gangguan penglihatan terbanyak, setelah India dan China.
Sebagai akademi oftalmologi regional, APAO menyelenggarakan berbagai kegiatan pendidikan dan ilmiah, termasuk konferensi, seminar, lokakarya, dan pelatihan, yang bertujuan untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara para praktisi mata di Asia-Pasifik. Lebih dari itu, tujuan lainnya adalah meningkatkan standar perawatan mata, memperluas akses terhadap pendidikan oftalmologi berkualitas, serta memajukan riset dan inovasi di bidang ini.
APAO juga aktif dalam mempromosikan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mata dan pencegahan kebutaan melalui program edukasi dan kampanye kesehatan mata di seluruh wilayah Asia-Pasifik.
Dengan kerja sama antara para profesional mata, organisasi oftalmologi nasional, dan lembaga terkait di kawasan ini, APAO berupaya untuk meningkatkan kualitas perawatan mata dan memastikan bahwa semua orang memiliki akses yang setara terhadap layanan kesehatan mata yang berkualitas.
Presiden Kongres APAO ke-39, dr. Mohamad Sidik, menekankan pentingnya Kongres APAO 2024 sebagai forum untuk memperluas wawasan ilmiah dalam perawatan mata. Kongres ini diharapkan dapat menambah pengetahuan di seluruh spektrum oftalmologi.
“Melalui pembahasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan terkini di bidang oftalmologi, kami berkomitmen menjadikan APAO 2024 sebagai pengalaman penting untuk mengatasi tantangan gangguan penglihatan,” ucapnya.
Sementara itu, Presiden APAO, Prof. Ava HOSSAIN, mengungkapkan bahwa kongres dengan tema “Beyond All Limits” ini akan menjadi wadah bagi para dokter mata dari seluruh dunia untuk bertemu. Diperkirakan sekitar 800 pembicara internasional akan hadir, mempresentasikan karya terbaru dan inovasi ilmiah mereka di subspesialisasi utama mata. Jumlah delegasi yang diperkirakan hadir mencapai 5.000 orang.
“Selain memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru, kongres tahunan ini juga memberikan kesempatan bagi para delegasi untuk membangun jaringan dan berkolaborasi dengan rekan-rekan dari berbagai negara,” ungkap Prof. Hossain.
Prof. Hossain juga berharap bahwa peserta kongres tidak hanya akan memperdalam pemahaman tentang penemuan, teknik, dan perkembangan terbaru di bidang oftalmologi, tetapi juga membawa pulang kenangan tak terlupakan tentang persahabatan yang terjalin dengan rekan-rekan dari berbagai negara.