Airnav Indonesia Pastikan Bandara Ngurah Rai Tak Terkena Abu Vulkanik
Gunung Agung kembali memuntahkan abu dengan ketinggian mencapai 1.500 meter pada hari Sabtu, 25 November 2017. Terkait hal ini, Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav Indonesia) menyampaikan Gunung Agung yang kembali erupsi tidak berdampak pada pada kegiatan penerbangan di wilayah Bali. Airnav selalu siaga memantau perkembangan aktivitas Gunung Agung dengan sangat ketat.
” Setelah erupsi yang terjadi sore tadi (Sabtu, 25 November 2017), kami menyampaikan kepada masyarakat bahwa aktivitas penerbangan di wilayah Bali masih berlangsung normal,” ujar Direktur Operasi AirNav Indonesia Wisnu Darjono dalam keterangan tertulis di Serang, Sabtu malam, 25 November 2017.
Wisnu menegaskan Airnav selalu berkoodinasi dengan BMKG dan PT Angkasa Pura I selaku operator Bandara I Gusti Ngurah Rai. Dari koordinasi itu, dapat dipastikan Bandara Ngurah Rai tidak terkena dampak abu vulkani. Koordinasi akan terus dilakukan mengingat aktivitas Gunung Agung masih labil.
Demikian juga dengan perlintasan udara yang dilayani AirNav di wilayah Bali, masih dalam kondisi normal.
“Kami masih melayani penerbangan sore ini dalam kondisi normal. Bahkan sore tadi selain pesawat komersial berjadwal juga ada pesawat training yang kami layani dengan penerbangan `touch and go`. Jadi sampai saat ini, Bandara tetap operasi normal maka masyarakat kami persilahkan untuk jalani aktivitas perjalanan secara normal dan kami tetap mengutamakan aspek keselamatan berdasarkan perkembangan situasi” kata Wisnu.
Dia menyebutkan pada Sabtu, 25 November 2017, memang ada tiga penerbangan yang mengalihkan penerbangannya dan tiga penerbangan lainnya yang kembali ke bandara asal.
“Semuanya penerbangan adalah internasional, dari Singapura dan Sidney, pengalihan tersebut adalah Kebijakan Maskapai Penerbangan berdasarkan keputusan otoritas negara mereka masing-masing, yang jelas kami pastikan bahwa rute penerbangan dan bandara Ngurah Rai Denpasar Bali sampai dengan saat ini adalah Aman untuk penerbangan ” ujarnya.
Penerbangan yang dialihkan adalah Jet Star JQ37 dialihkan ke Darwin dan kemudian kembali ke Melbourne, JQ127 dialihkan ke Darwin dan kemudian kembali ke Adelaide, serta VA055 dari Port Headland dialihkan ke Sidney.
Tiga penerbangan yang kembali ke bandara asal (RTB) adalah JQ35 kembali ke Melbourne, QF43 kembali ke Sidney dan KL835 kembali ke Singapura.
Selain itu juga ada enam penerbangan JetStar yang batal terbang yaitu JQ38 DPS-SYD, JQ116 PER-DPS-SIN, JQ128 DPS-ADL, JQ36 DPS-MEL, JQ102/101 TSV-DPS-TSV, JQ117 SIN-DPS-PER.
Wisnu mengungkapkan AirNav tetap menjadikan Faktor Keselamatan sebagai prioritas pertama dalam menyikapi sebaran Abu Vulkanik dibandara dan di rute-rute penerbangan.
“Pada bulan September lalu kami sudah mengumpulkan seluruh manajer umum di bandara-bandara yang akan dijadikan `alternate` dan menyiapkan skenario-skenario bila terjadi peningkatan, sehingga masyarakat agar tetap tenang dan yakin atas keselamatan penerbangan,” katanya.
Kementerian Perhubungan, AirNav Indonesia dan instansi terkait sudah menyiapkan 10 bandara alternatif, di antaranya Jakarta, Makassar, Surabaya, Balikpapan, Solo, Ambon, Manado, Praya, Kupang dan Banyuwangi.
“Jadi koordinasi sudah kami lakukan dan sekarang kami bersiaga penuh,” ujarnya.