Anak Usaha Hutama Karya Resmi Investasi Rp 23 Triliun di Kawasan Suramadu

0
Foto dari udara kawasan tambak tak jauh dari jembatan Suramadu sisi Surabaya, Pantai Kenjeran Surabaya, Jatim, Kamis, (10/4)

Foto dari udara kawasan tambak tak jauh dari jembatan Suramadu sisi Surabaya, Pantai Kenjeran Surabaya, Jatim, Kamis, (10/4). Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, pada Mei 2014 akan menggelar lelang proyek pembangunan jembatan sepanjang 700 meter di Pantai Kenjeran, dengan dana APBD sebesar Rp. 159 miliar, yang bertujuan untuk memperlancar akses transportasi pariwisata dan memperbaiki taraf ekonomi warga sekitar. ANTARA FOTO/Eric Ireng/Asf/Spt/14.

Setelah ditawarkan, akhirnya  kawasan jembatan  Suramadu dipinang oleh investor dalam negeri yakni PT Hutama Karya (Persero) melalui anak perusahaannya yaitu PT Hutama Karya Realtindo. Senin, 31 Juli 2017, PT Hutama Karya Realtindo telah menandatangani Nota Kesepahaman atau MoU dengan Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura (BPWS). MoU ini dilakukan untuk mengembangkan kawasan kaki Jembatan Suramadu sisi Madura (KKJSM) senilai Rp 23 triliun.

“Kami kerja sama untuk membangun kawasan di kaki Jembatan Suramadu. Yang dekat jembatan KKJSM, di situ ada wisata tidak hanya sendiri, dia buat konsorsium,” kata Caretaker Deputi Perencanaan BPWS Agus Wahyudi di gedung BKPM, Jakarta.

Agus menjelaskan ada beberapa proyek yang akan di kembangkan PT Hutama Karya Realtindo, seperti kawasan pariwisata, rest area, kawasan perumahan, kawasan industri, dua proyek CBD (Central Business District), dan area pendukung seperti hotel, jogging track.

“Jalan tol kita tidak termasuk, karena jalan tol kami tidak menawarkan langsung, tapi pengelola jalan tol, BPJT. Kita nanti perumahan, perkantoran,dan pergudangan juga bisa,” imbuhnya.

Jika PT. Hutama Karya Realtindo sudah 100 persen investasi di kawasan jembatan Suramadu, maka lain halnya dengan investor Korea Selatan. Investor dari negeri gingseng ini sedang mendalami studi kelaikan di Kawasan Khusus Madua (KKM)  Meski demikian, menurut Agus pihaknya belum mengetahui apakah kawasan tersebut akan dikelola oleh investor Korea atau akan ditawarkan pada investor lainnya.

“Kalau study kelaikan nanti hasilnya positif itu nanti membuat investor Korea itu juga akan percaya dengan hasil itu. Tapi belum tentu (dikelola Korea), nanti bisa kita tenderkan,” pungkas Agus.

Sebelumnya, Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura (BPWS) yang didukung oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyelenggarakan Suramadu Investment Gathering, guna memasarkan proyek investasi senilai Rp 53,1 triliun yang terletak di sekitar Jembatan Suramadu. Terutama yang berada di dua lokasi kawasan, yakni Kawasan Khusus Madura (KKM) dan Kawasan Kaki Jembatan Suramadu Sisi Madura (KKJSM).

Proyek-proyek yang ditawarkan dalam Suramadu Investment Gathering tersebut diantaranya Pelabuhan Tanjung Bulu Pandan dengan lahan 250 hektar dan estimasi nilai investasi mencapai Rp 17,2 triliun, Jalan Tol sepanjang 15,3 kilometer yang terletak dilokasi KKJSM dengan nilai investasi mencapai Rp 2,6 triliun.

Bukan itu saja, kawasan industri di Labang dengan luasan lahan 284 hektar dengan nilai investasi Rp 17,5 triliun juga ikut ditawarkan, kemudian Kawasan Industri di Klampis seluas 356,7 hektar dengan perkiraan nilai investasi Rp 6,6 triliun.

Selain itu juga dua proyek CBD (Central Business District) dengan nilai investasi total Rp 4,5 triliun, kemudian dua proyek perumahan dengan total estimasi nilai investasi Rp 4 triliun. Selanjutnya pengembangan wilayah pantai untuk pariwisata dengan luas lahan 18,5 hektar senilai Rp 662 miliar, serta dua rest area seluas total 40 hektare dengan total nilai investasi Rp 150 miliar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *