Danau Toba Kini Memukau dengan Transformasi Waterfront City Pangururan

0

Danau Toba, permata alam Sumatera Utara, kini bersinar lebih terang berkat proyek ambisius penataan Kawasan Waterfront City Pangururan. Proyek ini adalah bagian dari inisiatif besar Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk memajukan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di seluruh Indonesia. Dengan luas 64 hektar, kawasan ini kini telah mengalami transformasi signifikan, memadukan teknologi modern dan kekayaan budaya lokal.

Kementerian PUPR, melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya, telah menerapkan teknologi Building Information Modelling (BIM) untuk merancang dan membangun infrastruktur di kawasan ini. Teknologi ini memastikan bahwa setiap aspek pembangunan, dari pemilihan material hingga teknik konstruksi, memenuhi standar tinggi dan efisiensi maksimal.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan keterpaduan pembangunan infrastruktur di setiap KSPN. Oleh karena itu, Kementerian PUPR juga telah menyusun Program Pengembangan Kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba. Penataan ini mencakup pembangunan jalan, penyediaan air baku dan bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, serta perbaikan hunian penduduk. Infrastruktur menjadi prioritas utama, diikuti oleh fasilitas penunjang dan promosi besar-besaran untuk menarik wisatawan.

“Untuk pariwisata, pertama yang harus diperbaiki infrastrukturnya, kemudian amenities, dan event, baru promosi besar-besaran. Itu yang harus kita jaga betul. Kalau hal itu tidak siap, wisatawan akan datang sekali saja dan tidak kembali lagi. Prinsip penataan kawasan wisata ini adalah mengubah wajah kawasan dengan cepat, terpadu dan memberikan dampak bagi ekonomi lokal dan nasional,” kata Menteri Basuki.

Dengan anggaran Rp161,5 miliar, Kawasan Waterfront City Pangururan kini menawarkan lebih dari sekadar pemandangan indah. Instalasi seni yang memukau, seperti Patung Boraspati Tano dan Boru Saniang Naga yang menggambarkan kebudayaan Batak, Patung Pustaha, dan Syair Tao Toba, memperkaya panorama kawasan ini. Selain itu, display batuan geologi Toba memberikan edukasi menarik tentang sejarah geologi Danau Toba.

Atraksi utama seperti air mancur “Aek Menari” dan panggung apung “Aek Natio” kini menjadi pusat pertunjukan seni dan budaya. “Aek Margondang,” sebuah instalasi seni musik, menghidupkan suasana dengan alunan musik tradisional Batak. Tidak ketinggalan, Taman Rohani dan Dry Fountain Plaza Rohani menawarkan ruang refleksi spiritual bagi pengunjung yang ingin menemukan ketenangan di tengah keindahan alam.

Menambah daya tarik kawasan ini adalah Galeri Samosir yang menampilkan kekayaan budaya dan sejarah Samosir. Di galeri ini, pengunjung dapat melihat instalasi seni tradisi “Solu Bolon” dan ukiran totem Batak yang menggambarkan simbol-simbol penting dalam budaya lokal. Selain itu, storytelling signages di sepanjang Waterfront City Pangururan memberikan wawasan mendalam tentang sejarah dan budaya setempat, menjadikan setiap kunjungan sebagai perjalanan pengetahuan dan pemahaman.

Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumatera Utara, Deva Kurniawan Rahmadi, menjelaskan bahwa penataan Kawasan Waterfront City Pangururan bertujuan untuk meningkatkan daya tarik Danau Toba sebagai destinasi wisata unggulan. “Dengan menggabungkan fasilitas modern dan instalasi seni yang kaya nilai budaya, kami berharap kawasan ini dapat menarik wisatawan domestik dan internasional, serta mendukung ekonomi lokal dan nasional,” ujarnya.

Transformasi ini adalah contoh nyata bagaimana infrastruktur berkelanjutan dan kearifan lokal dapat bersinergi untuk menciptakan destinasi wisata yang tidak hanya menarik tetapi juga berharga bagi komunitas sekitar. Danau Toba kini siap menyambut dunia dengan keindahan baru dan pengalaman yang tak terlupakan di Kawasan Waterfront City Pangururan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *